2.2. Faktor Fisika dan Kimia Perairan 2.2.1. Suhu
Suhu pada daerah estuari berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan pada suhu udara. Suhu pada daerah estuari memperlihatkan fluktuasi anual dan
diurnal yang lebih besar daripada laut, terutama apabila estuari tersebut dangkal dan air yang datang pada saat pasang naik ke permukaan estuari tersebut kontak
dengan substrat yang terekspos Karleskint 1998. Perubahan suhu akan berpengaruh terhadap pola kehidupan organisme
perairan. Pengaruh suhu yang utama adalah mengontrol penyebaran hewan dan tumbuhan. Suhu juga memberi pengaruh langsung terhadap aktivitas organisme
seperti pertumbuhan maupun metabolismenya, bahkan dapat menyebabkan kematian organisme Odum 1993. Sedangkan pengaruh tidak langsung adalah
meningkatnya daya akumulasi berbagai zat kimia dan menurunnya kadar oksigen dalam perairan Effendi 2003.
Setiap jenis hewan moluska mempunyai toleransi yang berbeda-beda terhadap suhu. Suhu optimum bagi organisme moluska bentik berkisar antara
15-28 ÂșC Hutagalung 1988.
2.2.2. Salinitas
Perairan estuari atau daerah sekitarnya mempunyai struktur salinitas yang kompleks, karena selain merupakan daerah pertemuan air tawar dan laut juga
merupakan daerah pengadukan air yang sangat dipengaruhi oleh pasang-surut Nontji 1993. Hal ini menyebabkan salinitas pada daerah estuari bervariasi baik
secara vertikal maupun horizontal Karleskint 1998. Variasi salinitas pada daerah estuari menentukan kehidupan organisme di
daerah tersebut. Hewan-hewan yang hidup pada daerah ini mempunyai toleransi yang tinggi terhadap perubahan salinitas. Pada daerah estuari, salinitas merupakan
faktor penentu yang membatasi penyebaran makrozoobentos yang hidup di dasar perairan. Disamping itu, salinitas juga mempengaruhi reproduksi dari organisme
itu sendiri. EPA 1985 menyebutkan pentingnya pengukuran nilai salinitas dalam
ekosistem perairan, antara lain: 1 Salinitas dapat digunakan untuk memprediksi
distribusi dari pollutan, 2 Salinitas adalah faktor utama yang menentukan densitas perairan, dan 3 Salinitas dapat mempengaruhi parameter air lainnya
seperti Oksigen Terlarut DO.
2.2.3. Kecepatan Arus dan Kedalaman
Pergerakan massa air dan pola arus yang terjadi pada suatu perairan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim dan topografi perairan setempat. Pergerakan arus
pasang naik maupun surut dari atau yang menuju ke muara sungai akan mempengaruhi penyebaran limbah yang terdapat di estuari.
Kecepatan arus akan menentukan jenis sedimen suatu perairan. Gastropoda menyukai substrat pasir bercampur lumpur yang kaya zat organik dan sedikit liat
dengan kecepatan arus yang sesuai dengan kehidupannya adalah 10-20 cmdtk. Sementara Bivalvia yang bersifat pemakan suspensi lebih menyukai substrat pasir
dan liat Parsons et al. 1977. Kedalaman perairan, terutama pada daerah sungai akan mempengaruhi debit
dari sungai. Pada daerah estuari, tinggi rendahnya kedalaman dipengaruhi oleh kondisi pasang dan surut. Kedalaman terendah akan didapat pada saat surut dan
kedalaman tertinggi pada saat pasang.
2.2.4. TSS