Pendahuluan Keefektifan pengelolaan konflik pada perikanan tangkap di perairan selatan Jawa Timur

4 TIPOLOGI KONFLIK PERIKANAN TANGKAP ABSTRACT The aim of this study is to describe the types of conflict typology, implemented efforts and effective conflict management to capture fisheries. PISCES method is used to describe conflicts. Research was conducted to identify nine types of conflicts of capture fisheries namely: 1 conflict on fee imposition 2 conflict on anchoringlanding port, 3 conflict on fight for fishing ground, 4 conflict on capture tool discrepancy, 5 conflict of the use on potassiumchemical substances 6 conflict on fishing harvest division 7 conflict between local fishers and migrant fishers 8 conflict of environmental pollution and 9 conflict on coral reef destruction. The conflicts on capture fisheries were caused by one or combination of the following 11 factors namely 1 the number of people involved in conflict 2 the presence of community leaders in conflict, 3 the position of opposing sides 4 issues among the community 5 the local economic condition 6 the number of fishers 7 socio-cultural background 8 regulations and law enforcement 9 special community interests 10 competition in the use of resources and 11 perception of the people towards resources. The conflicts in research locations is generally internal allocation conflicts 20 cases followed by external allocation ones 4 cases and mechanism of conflict management 3 cases, whereas, jurisdiction conflicts are not found in research areas. All conflicts were resolved by the alternative dispute resolution method ADR, namely: facilitation, negotiation, mediation and avoidance Key words: PISCES, conflict typology, capture fisheries.

4.1 Pendahuluan

Konflik perikanan tangkap secara umum terkait dengan pemanfaatan sumberdaya ikan yang sudah tergolong langka. Kelangkaan dimaksud terkait dengan masalah produksi, yaitu semakin sedikitnya ikan yang dapat ditangkap oleh nelayan not enough fish. Pada umumnya, pihak-pihak yang terlibat dalam konflik dalah kelompok nelayan tradisional. Keragaman jenis konflik perikanan tangkap banyak disebabkan oleh keragaman persepsi nelayan tentang pengelolaan sumberdaya ikan. Berbagai jenis konflik yang sering terjadi dalam pengelolaan perikanan tangkap adalah konflik yang timbul karena pemahaman yang keliru mengenai batas-batas perairan setelah diberlakukannya otonomi daerah, daerahlokasi penangkapan, perbedaan kualitas dan kapasitas peralatan tangkap 60 antar kelompok nelayan, pelanggaran batas wilayah perairan, serta pelanggaran hak ulayat laut masyarakat lokal. Untuk menyelesaikan konflik telah banyak upaya yang dilakukan, namun sampai sejauh ini hasilnya masih kurang memuaskan. Hal itu disebabkan antara lain : 1 belum dikenalinya tipologi konflik yang terjadi, 2 belum tepatnya teknik resolusi konflik yang digunakan, 3 pengelolaan konflik umumnya masih dilakukan secara parsial dan bersifat ad hoc, 4 proses resolusi konflik belum dilakukan dengan benar, dan 5 kesepakatan yang dihasilkan belum mengikutsertakan seluruh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan. Hal ini mengakibatkan pengelolaan konflik belum menyentuh akarpokok konflik, tetapi hanya merubah konflik yang terbuka menjadi konflik laten yang sewaktu-waktu dapat muncul kembali. Obserschall 1973 mengatakan bahwa tanpa memiliki pemahaman tentang tipologi konflik, maka akan sulit untuk memberikan resolusi konflik yang efektif. Pemahaman terhadap tipologi konflik akan memberikan manfaat yang signifikan dalam memprediksi outcome dari konflik. Charles 1992 telah membangun tipologi konflik perikanan dengan membedakan konflik perikanan berdasarkan sejumlah kriteria, yaitu: yurisdiksi, mekanisme pengelolaan, alokasi internal, dan alokasi eksternal. Demikian pula Warner dan Jones 1998 juga telah mengelompokkan konflik ke dalam intra micro-micro conflicts, inter micro-micro conflicts dan micro-macro conflicts. Sithole and Bradley 1995 mengkategorikan konflik menurut pelaku- pelakunya, yaitu konflik yang timbul antara negara dengan lembaga yang diberi kewenangan untuk mengelola sumberdaya, atau konflik antar pengguna sumberdaya perikanan. Bukti-bukti empirik tersebut menunjukkan pentingnya untuk melakukan pemetaan atau membuat tipologi konflik sebelum mengajukan alternatif pengelolaan konflik y ang efektif dan dapat diterima oleh semua pihak yang berkonflik . Identifikasi menyeluruh tentang pihak-pihak yang mempunyai kepentingan sangat penting guna menyusun model resolusi konflik perikanan tangkap yang efektif secara sistematis dan berkelanjutan. Pendekatan yang baik 61 untuk menyusun rencana pengelolaan konflik adalah dengan mengajak pihak- pihak yang berkepentingan berpartisipasi dalam mengembangkan pemahaman yang sama terhadap suatu masalahkonflik, dinamikanya dan pengaruhnya di masyarakat sehingga akan lebih mampu menginterpretasikan konflik yang ada, mengenali tanda–tanda meningkatnya konflik dan memperkirakan dampak konflik tersebut. Dengan memiliki ketrampilan untuk mengelola konflik, seperti memetakan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, menyusun strategi untuk menyeimbangkan kekuatan, merefleksikan sikap yang dimiliki ketika menghadapi konflik, sampai pada pilihan teknik resolusi konflik, diharapkan akan dicapai resolusi konflik yang menyeluruh, dimana keputusan atau kesepakatan yang diambil dari pihak-pihak tersebut dapat berjalan lancar dan sesuai dengan keinginan pihak-pihak yang terkait Anonimous, 2002. Kemungkinan adanya resolusi terhadap konflik akan meningkatkan hubungan di antara mereka dan secara otomatis jalan keluar yang diambil akan menjadi pendorong mereka untuk berperilaku menghindari konflik, dan atau memelihara komitmen yang sudah ada. Berdasarkan uraian diatas maka dirumuskan masalah penelitian research problems sebagai berikut : 1 Bagaimana tipologi konflik perikanan tangkap di lokasi penelitian? 2 Bagaimana upaya-upaya pengelolaan konflik perikanan tangkap yang telah dilakukan di lokasi penelitian? 4.2 Metode 4.2.1 Pengumpulan data