Kegiatan perikanan tangkap Teluk Popoh .1 Keadaan umum lokasi

106 lain yang dapat menjelaskan konflik yang terjadi di lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 21.

4.3.3.2 Kegiatan perikanan tangkap

Kabupaten Tulungagung mempunyai potensi sumberdaya ikan laut + 9.000 tontahun Dihitung 1 dari potensi ikan di Samudera Indonesia. Melihat realisasi produksi hasil yang telah dimanfaatkan sebesar 15 - 20. Potensi sumberdaya laut yang masih dapat dieksploitasi lagi sebesar ada + 7.500 tontahun.. Kegiatan perikanan tangkap terdapat di Teluk Popoh. Di lokasi ini terdapat Pangkalan Pendaratan Ikan PPI tempat menampung hasil tangkapan nelayan dan aktivitas nelayan. Disamping sebagai Pangkalan Pendaratan Ikan Teluk Prigi digunakan juga sebagai sarana rekreasi Kegiatan perikanan tangkap di wilayah Teluk Popoh termasuk aktivitas ekonomi yang menjadi mata pencaharian utama bagi masyarakat pesisir di wilayah tersebut. Daerah tangkapan ikan fishing ground perikanan tangkap nelayan meliputi kawasan Teluk Popoh dan disekitar perairan Teluk Prigi dan Blitar. Kegiatan perikanan tangkap di wilayah ini didukung oleh adanya Pangkalan Pendaratan Ikan PPI, yaitu PPI Popoh. Mayoritas penduduk di sekitar Pantai Popoh bermatapencaharian sebagai nelayan. Jenis usaha yang dilakukan oleh penduduk setempat adalah usaha penangkapan ikan dan pengolahan ikan. Pekerjaan melaut ini dilakukan oleh para penduduk laki-laki. Sedangkan penduduk wanita membantu dalam usaha pengolahan dan pemasaran. Pengolahan ikan ini meliputi pengeringan, pemindangan dan pengasinan. Selain agar mutu ikan dapat terjaga dan bertahan lebih lama, pengolahan ikan ini juga bertujuan untuk meningkatkan nilai jual dari ikan tersebut. Perkembangan perikanan tangkap di Teluk Popoh dapat dikelompokkan ke dalam tiga periode, yaitu 1982 – 1990; 1990 – 2000 dan 2000 sampai sekarang. Dibandingkan dengan Teluk Prigi dan Sendang Biru, perkembangan perikanan tangkap di Teluk Popoh menunjukkan perkembangan yang lambat. Pada periode 1982 – 1990 perkembangan perikanan di Teluk Popoh ditandai 107 dengan diperkenalkannya purse seine two boat system, payang oleh nelayan andon dari Pasuruan, jaring insang monofilament dan pancing. Penggunaan potas oleh nelayan andon dari Blitar dalam operasi penangkapan ikan pada periode 1990 – 2000 telah menyebabkan konflik dengan nelayan lokal. Konflik penggunaan potas juga melibatkan pengelola tambak udang dengan nelayan Popoh. Perkembangan perikanan tangkap di Teluk Popoh periode 1982 – 2004 dapat dilihat pada Gambar 22. Gambar 22 . Perkembangan perikanan tangkap dan konflik yang terjadi di Teluk Popoh 108 109 Sampai saat ini, pelaku sektor perikanan tangkap di wilayah Teluk popoh masih didominasi oleh nelayan kecil tradisional dan tidak ada yang diusahakan secara modern oleh investor besar. Sebagian besar nelayan kecil adalah merupakan penduduk lokal etnik Jawa. Secara umum alat tangkap perikanan di Teluk Popoh cenderung mengalami penurunan. Pada Gambar 23 terlihat bahwa penurunan yang tajam terjadi pada 1996 dan 1999. Jumlah alat tangkap cenderung tetap mulai 2001 sampai 2004, yaitu sebanyak 315 unit. Komposisi alat tangkap terdiri dari purse seine, payang, jaring insang hanyut gillnet, pancing, jaring dan pukat pantai. Alat tangkap yang dominan di Teluk Popoh adalah jaring 123 unit dan jaring insang 85 unit. Gambar 23. Perkembangan jumlah alat tangkap di Kabupaten Tulungagung periode 1990 – 2004 Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Tulungagung dari tahun ke tahun selalu memiliki kecenderungan meningkat. Peningkatan yang tajam terjadi pada periode 2001 – 2003, yaitu sebanyak 1,499,940.00 Kg 2001 menjadi 2,491,000.00 Kg 2002 dan 5,156,840.00 Kg 2003. Pada Gambar 24 disajikan perkembangannya jumlah produksi penangkapan ikan di laut tahun 1990-2003. 200 400 600 800 1000 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 20 1 2 3 4 Tahun Ju m la h U ni t Alat tangkap 110 Gambar 24. Perkembangan produksi perikanan tangkap di Kabupaten Tulungagung periode 1990 - 2003 Dari sekitar 40 jenis ikan dan udang yang ditangkap dan didaratkan di Kabupaten Tulungagung, terdapat empat jenis ikan yang menunjukkan jumlah produksi yang konsisten mulai 1990 sampai 2003, yaitu jenis tongkol, kembung, layang dan peperek salem.

4.3.3.3 Jenis konflik