Soekartawi 1994 menyatakan bahwa fungsi produksi Cobb Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel. Variabel yang
satu disebut variabel dependent yang dijelaskan oleh Y dan yang lain disebut variabel independent yang menjelaskan X. Penyelesaian hubungan antara X dan Y
biasanya dengan cara regresi, variasi dari Y akan dipengaruhi oleh variasi dari X. Koefisien elastisitas menunjukkan produksi berada pada tahap rasional atau
tidak rasional dilihat dari koefisien teknis. Tahap produksi rasional apabila elastisitas produksi antara 0Ep1. Sedangkan apabila elastisitas produksi masih besar dari
satu, maka masih selalu ada kesempatan untuk mengatur kembali kombinasi dan penggunaan faktor produksi sedemikian rupa sehinggga dengan jumlah faktor
produksi yang sama dapat menghasilkan produksi total lebih besar. Atau dapat pula dikatakan bahwa produksi yang sama dapat dihasilkan dengan faktor produksi yang
lebih sedikit. Dalam keadaan yang demikian produksi memang belum efisien sehingga disebut tidak rasional. Sedangkan pada waktu produksi total mulai menurun
dan produksi marjinal sudah negatif, yang berarti pula elastisitas produksi sudah negatif Ep0 atau tahap produksi tidak rasional karena penambahan penggunaan
faktor produksi justru mengakibatkan produksi total menurun Prayitno dan Arsyad, 1987.
Produk marjinal dari suatu input adalah output tambahan yang bisa diperoleh dengan menambahkan input yang bersangkutan satu unit sedang input-input lain
dinggap konstan Nicholson, 1991. Marjinal fisik produk MPP adalah tambahan output yang dihasilkan dari
penambahan satu unit variabel input sedangkan rata-rata fisik produk adalah perbandingan rata-rata produksi dengan rata-rata satu variabel peubah input Prayitno
dan Arsyad, 1987.
2.5 Analisis Usaha
Analisis usaha merupakan suatu analisis dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari suatu kegiatan usaha, dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya. Analisis usaha dalam bidang perikanan
merupakan pemeriksaan keuangan untuk mengetahui tingkat keberhasilan usaha yang telah dicapai selama usaha perikanan itu berjalan. Dengan analisis usaha seorang
pengusaha dapat membuat perhitungan dan menentukan langkah untuk memperbaiki dan meningkatkan keuntungan dalam perusahaannya. Untuk mendapatkan
keuntungan yang besar, dapat dilakukan dengan cara menekan biaya produksi Rahardi, 2001.
Menurut Djamin 1988, penyusutan adalah salah satu bentuk hubungan antara penggunaan modal atau uang dengan proses perjalanan waktu, yaitu merupakan
proses berkurangnya harga atau nilai suatu peralatan karena digunakan. Komponen yang digunakan dalam analisis usaha perikanan adalah biaya
produksi, penerimaan usaha dan pendapatan yang diperoleh dari usaha perikanan. Keuntungan adalah total penerimaan dikurangi dengan total biaya. Penerimaan adalah
total produksi dikalikan dengan harga persatuan produk. Biaya total adalah seluruh biaya yang diperlukan untuk menghasilkan sejumlah input tertentu Djamin, 1984.
BEP break event point adalah untuk mengetahui pada jumlah penjualan dan volume produksi yang tidak memperoleh kerugian dan tidak memperoleh laba, juga
pada jumlah penjualan dan volume produksi yang dapat mencapai keuntungan tertentu Djamin, 1984.
R-C ratio dimaksudkan untuk melihat seberapa jauh setiap nilai rupiah biaya
yang digunakan dalam kegiatan usaha dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan sebagai manfaatnya Djamin, 1984.
3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juli 2005 sampai dengan Bulan November 2005. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada Bulan September
2005 di Perairan Karang Serang, Tangerang.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode survei. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer
diperoleh dari hasil pengamatan langsung dilokasi penelitian dengan melakukan wawancara serta pengisian lembar kuesioner terhadap 30 unit kapal bubu keong
macan dari 78 unit kapal bubu keong macan yang ada di lokasi penelitian. Data yang diambil berupa faktor-faktor produksi data jumlah bubu, setting, umpan, bahan bakar
minyak, GT dan PK, data jumlah perbekalan yang digunakan setiap satu kali trip, data biaya investasi dan biaya perawatan. Pengambilan responden dilakukan dengan
cara purposive sampling. Data sekunder diperoleh dari informasi pihak Dinas Perikanan setempat dan studi pustaka lainnya.
3.3 Batasan Penelitian