Pemasaran Hasil Tangkapan Model fungsi produksi unit penangkapan bubu keong macan, Babylonia spirata L. di Karang Serang, Tangerang, Propinsi Banten

Tabel 4 Perkembangan produksi perikanan laut di Kabupaten Tengerang periode 1999-2003 Tahun Volume ton Perkembangan 1999 11.619,5 - 2000 16.895,0 45,40 2001 17.725,7 4,92 2002 15.231,0 -14,07 2003 15.731,0 3,28 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tangerang 2004 Tabel 5 Produktivitas nelayan di Kabupaten Tengerang periode 1999-2003 Tahun Volume ton Jumlah nelayan Produktivitas 1999 11.619,5 4.099 2,83 2000 16.895,0 3.564 4,74 2001 17.725,7 8.702 2,03 2002 15.231,0 6.078 2,50 2003 15.731,0 5.677 2,77 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tangerang 2004 Produktivitas nelayan terendah terjadi pada tahun 2001, hal ini diestimasi karena ketersediaan sumberdaya ikan yang terbatas dimanfaatkan oleh jumlah nelayan yang cukup banyak.

4.6 Pemasaran Hasil Tangkapan

Kegiatan pemasaran hasil perikanan yang sudah dan sedang berjalan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen baik masyarakat Tangerang maupun konsumen Jakarta. Pertukaran permintaan terjadi untuk pemasaran ikan laut, yaitu produksi ikan Tangerang dibawa ke Jakarta, begitu juga sebaliknya produksi ikan dari pusat-pusat produksi ikan di Jakarta, yaitu Muara Baru dan Muara Angke dipasarkan ke Tangerang. Produk olahan, terutama ikan asin dari Tangerang dipasarkan ke Jakarta, Bogor dan Sukabumi. Kebutuhan ikan air tawar di Tangerang banyak didatangkan dari Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Purwakarta Departemen Perikanan dan Kelautan 2004. Pada umumnya pemasaran hasil perikanan dipengaruhi oleh musim. Produksi ikan laut, tawar dan tambak saling mengisi, terutama ketika hasil tangkapan kurang karena musim barat. Rantai pemasaran hasil perikanan laut segar Kabupaten Tangerang dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Rantai pemasaran hasil perikanan laut Kabupaten Tangerang. Namun untuk pemasaran keong macan, khususnya di Desa Karang Serang, tidak didistribusikan di pasar-pasar lokal, tetapi lebih diutamakan untuk kebutuhan ekspor. Setelah keong macan hasil tangkapan didaratkan, keong macan dari nelayan dijual ke bakul dengan harga Rp 25.000, lalu di jual kembali ke pengumpul di Jakarta dengan harga Rp 35.000 untuk kemudian di ekspor ke Hongkong, Taiwan, Thailand, Singapura dan Malaysia. Distribusi hasil tangkapan keong macan yang didaratkan di Karang Serang dapat dilihat pada Gambar 6. Nelayan Bakul Pengolah Pengecer TPI Pedagang Konsumen Gambar 6 Distribusi hasil tangkapan keong macan yang didaratkan di Karang Serang. Bakul Tetap Rp 35.000kg Nelayan Rp 25.000kg Pengumpul Harga tidak diketahui Pengekspor Harga tidak diketahui 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sejarah Perikanan Bubu Keong Macan Usaha penangkapan keong macan di Karang Serang belum lama dilakukan, yaitu sekitar 6 tahun terakhir Tahun 2000. Semula keong macan sering dibuang nelayan yang biasa menjala ikan di sepanjang pantai Karang Serang. Setiap kali keong macan terikut didalam jaring ataupun jala yang dipasang nelayan disekitar pantai selalu dibuang, nelayan menganggap keong macan sama sekali tidak memiliki nilai ekonomis dan tidak laku dijual apalagi untuk dimakan. Namun setelah adanya permintaan dari pengusaha pengumpul yang ada di Jakarta dengan harga beli keong macan yang cukup tinggi sehingga banyak nelayan yang menangkap keong macan. Pada awalnya harga keong macan berkisar antara Rp 8.000 − 9.000 dan sekarang sudah mencapai Rp 25.000 untuk setiap kilogramnya dari nelayan. Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap keong macan di Karang Serang adalah bubu yang terbuat dari anyaman bambu dan dioperasikan secara pasif di sekitar pantai. Bubu tersebut lebih dikenal dengan nama “bubu keong macan” dikarenakan hasil tangkapannya adalah keong macan. 5.2 Unit Penangkapan Bubu Keong Macan 5.2.1 Kapal