Permodelan Fungsi produksi Model fungsi produksi unit penangkapan bubu keong macan, Babylonia spirata L. di Karang Serang, Tangerang, Propinsi Banten

bergantung daerah penangkapan, serta nelayan yang membuat dan mengoperasikannya Martasuganda, 2003. Keistimewaan bubu sebagai alat tangkap tradisional adalah pembuatan alat mudah dan murah, pengoperasian alat mudah, kualitas hasil tangkapan segar, tidak merusak sumberdaya secara ekologis maupun teknis, dapat dioperasikan dimana alat tangkap lain tidak bisa dioperasikan. Sedangkan faktor yang menyebabkan ikan dasar, ikan karang dan udang terperangkap dalam bubu yaitu tertarik umpan, sebagai tempat berlindung, karena sifat tigmotaksis ikan itu sendiri dan digunakan sebagai tempat beristirahat sewaktu ikan bermigrasi Monintja dan Martasuganda, 1990.

2.3 Permodelan

Menurut Supranto 1988, model merupakan suatu representasi dari suatu sistem yang sedang kita pelajari bisa berupa objek, kejadian, proses dan dipergunakan sebagai alat untuk meramalkan dan mengontrol. Model dimaksudkan agar dapat mempermudah untuk penentuan bagaimana perubahan komponen dari model yang merupakan suatu sistem mempengaruhi aspek lainnya atau bahkan seluruh aspek dalam model. Model juga merupakan kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lainnya saling berkaitan. Menurut Komarudin 1995, model dalam suatu proses produksi merupakan suatu kombinasi dari berbagai faktor input yang dibutuhkan untuk memproduksi output. Ada 2 tahapan penting dalam penyusunan model yaitu mengidentifikasi komponen-komponen yang penting dari sistem dan menentukan hubungan-hubungan fungsi kuantitatif dari semua komponen. Tujuan pembuatan model adalah sebagai alat analisis, khususnya untuk mengetahui besar pengaruh secara kuantitatif dari variabel yang satu terhadap variabel yang lain secara timbal balik. Selain itu, model digunakan untuk peramalan serta sebagai alat pembuat keputusan dan alat penyusun kebijaksanaan Supranto, 1983.

2.4 Fungsi produksi

Menurut Maragunung 1986, menyatakan bahwa produksi adalah suatu proses transformasi segala faktor-faktor produksi oleh suatu satuan ekonomi kepada output atau material yang dapat memberikan manfaat kepada manusia. Produksi adalah jumlah keluaran atau output yang dihasilkan dalam suatu proses produksi. Untuk mengetahui output ini diperlukan sejumlah masukkan yang disebut sebagai faktor produksi. Hubungan antara faktor produksi yang dimasukkan dalam proses produksi dengan hasil produksinya sering dinyatakan dalam suatu fungsi produksi. Fungsi produksi ini menyatakan produksi total yang dihasilkan pada berbagai tingkat penggunaan faktor produksi Lypsey et al, 1984. Menurut Ernawati 2001, untuk mendapatkan hasil yang memuaskan perusahaan perikanan laut harus memiliki faktor produksi yang cukup dan kombinasi yang tepat. Faktor-faktor produksi yang dimaksud adalah: 1 kekayaan alam seperti sumberdaya perikanan dan kekayaan lainnya yang tersedia 2 tenaga kerja manusia yaitu nelayan 3 keterampilan yang dimiliki oleh manusia 4 modal dan 5 teknologi yang digunakan. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dan tingkat kombinasi penggunaan input-input. Analisis dan estimasi hubungan tersebut dikenal sebagai analisis fungsi produksi. Prayitno dan Arsyad, 1987. Dalam analisis fungsi produksi, hubungan output dan input biasanya ditunjukkan dalam bentuk hubungan fungsi sebagai berikut: ,......... , , , 4 3 2 1 n X X X X X f Y = Dimana, X i adalah n macam faktor-faktor produksi yang dipakai untuk menghasilkan produksi Y tersebut. Fungsi diatas hanya menerangkan bahwa produksi yang dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi, tetapi belum memberikan hubungan kuantitatif antara faktor-faktor produksi dengan produksi. Untuk dapat memberikan hubungan kuantitatif, salah satu bentuk fungsi produksi sederhana yang sering digunakan dalam analisis fungsi produksi perikanan adalah bentuk fungsi Cobb-Douglas. Soekartawi 1994 menyatakan bahwa fungsi produksi Cobb Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel. Variabel yang satu disebut variabel dependent yang dijelaskan oleh Y dan yang lain disebut variabel independent yang menjelaskan X. Penyelesaian hubungan antara X dan Y biasanya dengan cara regresi, variasi dari Y akan dipengaruhi oleh variasi dari X. Koefisien elastisitas menunjukkan produksi berada pada tahap rasional atau tidak rasional dilihat dari koefisien teknis. Tahap produksi rasional apabila elastisitas produksi antara 0Ep1. Sedangkan apabila elastisitas produksi masih besar dari satu, maka masih selalu ada kesempatan untuk mengatur kembali kombinasi dan penggunaan faktor produksi sedemikian rupa sehinggga dengan jumlah faktor produksi yang sama dapat menghasilkan produksi total lebih besar. Atau dapat pula dikatakan bahwa produksi yang sama dapat dihasilkan dengan faktor produksi yang lebih sedikit. Dalam keadaan yang demikian produksi memang belum efisien sehingga disebut tidak rasional. Sedangkan pada waktu produksi total mulai menurun dan produksi marjinal sudah negatif, yang berarti pula elastisitas produksi sudah negatif Ep0 atau tahap produksi tidak rasional karena penambahan penggunaan faktor produksi justru mengakibatkan produksi total menurun Prayitno dan Arsyad, 1987. Produk marjinal dari suatu input adalah output tambahan yang bisa diperoleh dengan menambahkan input yang bersangkutan satu unit sedang input-input lain dinggap konstan Nicholson, 1991. Marjinal fisik produk MPP adalah tambahan output yang dihasilkan dari penambahan satu unit variabel input sedangkan rata-rata fisik produk adalah perbandingan rata-rata produksi dengan rata-rata satu variabel peubah input Prayitno dan Arsyad, 1987.

2.5 Analisis Usaha