Bahan Desinfektan Larutan Ekstrak Daun Salam 25 Sebagai Bahan Penghambat Pertumbuhan Mikroorganisme

menyusut shrinkage oleh sineresis. 3,4 Segera setelah cetakan dikeluarkan dari dalam mulut dan terkena udara pada temperatur ruangan, pengerutan yang berhubungan dengan sineresis dan penguapan akan terjadi. Sineresis tersebut akan menyebabkan alginat mengalami perubahan dimensi. 2 Penyimpanan pada udara dengan relative humidity 100 menghasilkan perubahan dimensi terkecil. Gel alginat bagaimanapun akan menyusut walaupun pada kondisi relative humidity 100 sebagai hasil proses sineresis, dimana air terbentuk pada permukaan cetakan. 5,17 Idealnya, hasil cetakan segera diisi setelah didisinfeksi. Jika cetakan harus disimpan sampai dapat diisi setelah beberapa jam kemudian, cetakan tersebut harus disimpan dalam keadaan humidity kelembaban 100 dengan menggunakan handuk yang lembab dan disimpan dalam kantung plastik tertutup. 2,3

2.2.2 Imbibisi

Bila cetakan alginat direndam dalam air, air akan diabsorbsi dan cetakan mengembang expand yang disebut dengan imbibisi. Gel dapat mengalami perubahan dimensi oleh karena proses imbibisi. 2 Penelitian mengenai perubahan dimensi alginat menegaskan, penyimpanan alginat harus dalam jangka waktu sesingkat mungkin dan juga pembuatan dari model atau die harus diproses sesegera mungkin setelah cetakan dibuat. 18

2.3 Bahan Desinfektan

Pemakaian desinfektan pada bahan hasil cetakan sangat dianjurkan untuk mencegah infeksi silang. Desinfektan dapat dipakai dengan cara perendaman dan penyemprotanspray. 2,8,11,20 Walaupun demikian desinfektan secara penyemprotan maupun perendaman dilaporkan dapat menyebabkan terjadinya perubahan dimensi hasil cetakan. 5 Universitas Sumatera Utara Ada beberapa jenis cairan yang dapat dipakai sebagai bahan desinfektan dalam bentuk spray maupun cairan rendam seperti 6 : a. Chlorine solution, cenderung berbahaya untuk kulit, mata dan lain sebagainya, dapat memutihkan pakaian, mempunyai bau yang kurang menyenangkan dan sangat korosif terhadap logam. b. Aldehyde solution, mempunyai bau yang mencekik dan iritasi terhadap kulit dan mata. Produk-produk komersial biasanya dibuat dari cairan berbasis glutaraldehyde daripada cairan berbasis formaldehyde. Glutaraldehyde 2 merupakan disinfektan pilihan. c. Iodine solution atau iodofor 1 d. Phenols. Efek disinfektan pada akurasi dan stabilisasi dimensi bahan cetak sedang dipelajari secara luas. Bahan cetak alginat mengalami perubahan dimensi yang sangat signifikan bila direndam dalam glutraldehyde, formaldehyde, atau sodium hypochlorite lebih dari 15 menit dan juga dengan penyemprotan dan dibiarkan kontak dengan derifat fenol selama 30 menit. Sodium hypochlorite juga menyebabkan dissolusi sebagian pada bahan cetak alginat. 6

2.4 Larutan Ekstrak Daun Salam 25 Sebagai Bahan Penghambat Pertumbuhan Mikroorganisme

WHO menyatakan sebagian besar dari populasi penduduk di dunia bergantung pada obat-obatan tradisional sebagai pengobatan pertama. Tanaman obat dan aromatik merupakan sumber daya alam yang digunakan secara luas sebagai obat-obatan. Informasi yang diperoleh tentang kandungan zat aktif dalam herbal bersifat setara dengan obat modern. 12,21 Dilihat dari aspek ekonomi, pemakaian herbal mempunyai nilai ekonomis tinggi, karena pada umumnya tanaman obat ini dibudidaya dalam bentuk industri rumah tangga. Penggunaan herbal untuk kepentingan peningkatan kesehatan sangat mendukung program pemerintah dalam program kesehatan primer, kemandirian Universitas Sumatera Utara kesehatan masyarakat, membuat masyarakat sehat dan tidak terikat pada import bahan-bahan baku obat modern. 12 Salah satu kemampuan obat tradisional adalah sebagai antibakteri yaitu tanaman kemukus, mimba, sambiloto, kunyit, dan bawang putih. Tanaman herbal juga digunakan sebagai anti jamur, yaitu tanaman lidah buaya dan jambu mete. 12 Masyarakat yang jauh dari pelayanan kesehatan pada umumnya memanfaatkan tanaman obat, salah satunya adalah daun salam Eugenia polyantha W sebagai obat kumur, seperti yang terlihat pada gambar 1. 21 Gambar 1. Daun salam Eugenia polyantha Wight Secara ilmiah, daun salam bernama Eugenia polyantha Wight dengan sinonim Eugenia lucidula miq dan Syzyqium polyanthum Wight. Taksonomi menempatkan tanaman ini dalam divisi Spermatophyte, subdivisi Pinophyta, klas Coniferopsida, famili Eugenia, genus Myricales, dan spesies Eugenia polyanthum Wight. 14 Dalam beberapa daerah dan provinsi di Indonesia, daun salam dikenal sebagai meselangan Sumatera, ubar serai Melayu, salam Jawa,Sunda,Madura, gowok Sunda, manting Jawa atau kastolam Kangean. 14 Daun dari tanaman salam juga dapat digunakan sebagai obat katarak, stroke, asam urat, kolesterol, diabetes, gatal-gatal, dan radang lambung. 14 Daun salam mengandung tannin, flavonoid, dan minyak atsiri, termasuk asam sitrat dan eugenol. Tanin adalah salah satu zat yang termasuk ke dalam golongan phenol, zat ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan mengendapkan dan mengubah sifat dari protein bakteri. Flavonoid adalah salah satu senyawa phenol Universitas Sumatera Utara alami yang paling sering ditemukan dalam tanaman, flavonoid memiliki kemampuan sebagai antibakteri dan antiinflamasi. Minyak atsiri memiliki kemampuan antibakteri dan antifungal, serta antioksidan. 14 Dalam kedokteran gigi sendiri, daun salam digunakan di bidang konservatif dan endodontik dalam perawatan pulpitis. Dimana dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa Eugenia polyantha Wight dapat menurunkan jumlah koloni Streptococcus sp dalam sampel yang dibilas dengan larutan Eugenia polyantha Wight 100, 75, dan 50. 14 Selain itu, daun salam juga digunakan dalam prostodontik sebagai bahan pembersih gigi tiruan. Ekstrak daun salam 40, 60, dan 80 dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans pada basis gigi tiruan resin akrilik. 14 Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sumono dan Wulan pada tahun 2009, membuktikan bahwa berkumur dengan air rebusan daun salam dapat mengurangi jumlah koloni bakteri Streptococcus sp. Semakin tinggi konsentrasi rebusan daun salam, jumlah koloni bakteri Streptococcus sp. semakin sedikit. 20 Pada penelitian yang dilakukan oleh Andini, dkk pada tahun 2010, dapat disimpulkan bahwa perendaman cetakan polyvinyl siloxane dalam ekstrak daun salam Eugenia polyantha 25 selama 3 menit telah dapat menurunkan jumlah koloni Streptococcus mutans. 15

2.5 Gypsum