Tinjauan Politis Politik Hukum yang Melatarbelakangi Perpindahan

60 a. meningkatkan dayaguna dan hasilguna penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan, b. menumbuhkan pusat-pusat baru perekonomian wilayah dengan tujuan pemerataan pembangunan dan keseimbangan pembangunan antarwilayah.

4.4. Politik Hukum yang Melatarbelakangi Perpindahan

Ibukota Kabupaten Simalungun

4.4.1. Tinjauan Politis

Penyebaran populasi penduduk yang tidak merata menjadikan kebutuhan akan tenaga pelayan yang lebih banyak. Dengan terbatasnya dana pemerintah dalam membiayai tenaga pelayanan publik tersebut, maka disiasati dengan pembukaan kota-kota baru dengan harapan semakin tersebarnya pusat pertumbuhan ekonomi. Sehingga masyarakat tidak selalu bergantung kepada pemerintah dalam penyediaan sarana dan prasarana karena adanya pihak swasta. Seperti yang dikatakan Mahfud M D 1999:30, politik hukum itu adalah cara bagaimana hukum akan dan seharusnya dibuat dan ditentukan arahnya didalam publik dan bagaimana bagaimana hukum itu difungsikan. Dalam memperoleh pelayanan oleh pemerintah daerah, masyarakat Kabupaten Simalungun berkeinginan agar pusat pemerintahan Kabupaten Simalungun pindah ke Kecamatan Raya. Keinginan ini disampaikan kepada anggota legislatif Kabupaten Simalungun, dan legislatif setuju. Anggota DPRD pada masa itu antara tahun 1995-1996 menyampaikannya kepada Bpk. Djabanten Damanik 61 Bupati Simalungun pada masa itu dan tidak ada penolakan yang berarti dari pihak-pihak lain terhadap wacana pemindahan ibukota kabupaten Simalungun tersebut dan ditetapkan melalui Keputusan DPRD Kabupaten Daerah TIngkat II Simalungun Nomor 4DPRD1996 tanggal 8 Oktober 1996 tentang Persetujuan Pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Simalungun dari Kotamadya Daerah Tingkat II Pematang Siantar ke Kecamatan Raya. Bupati Simalungun menyampaikan keinginan masyarakat Kabupaten Simalungun tersebut kepada Gubernur Sumatera Utara untuk mendapat persetujan dan memperoleh dukungan. Gubernur meneruskan kepada Menteri Dalam Negeri yang kemudian diteruskan kepada Dewan Pertimbangn Otonomi Daerah, apakah lokasi Pematang Raya layak menjadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Simalungun. Hasil pertimbangan dari DPOD tersebut disosialisasikan kepada menteri-menteri yang lain guna mendapat dukungun yang kemudian dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah nomor 70 tahun 1999 tentang Penetapan Ibukota Kabupaten Simalungun. Dalam proses penetapan ibukota Kabupaten Simalungun tidak ada penolakan yang berarti karena adanya partai yang dominan di kekuasaan pada waktu itu. Kecamatan Raya di wilayah Daerah Kabupaten Simalungun dipandang memenuhi syarat untuk menjadi Ibukota Daerah Kabupaten Simalungun yang baru. Dengan ditetapkannya Kecamatan Raya menjadi lokasi Ibukota yang baru diharapkan secara bertahap mendorong terwujudnya keseimbangan pembangunan antar wilayah di Daerah Kabupaten Simalungun. 62

4.4.2. Tinjauan Yuridis