10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Eksistensi
Eksistensi bisa kita kenal juga dengan satu kata yaitu keberadaan. dimana keberadaan yang di maksud adalah adanya pengaruh atas ada atau tidak adanya
kita. Eksistensi ini perlu diberikan orang lain kepada kita, karena dengan adanya respon dari orang di sekeliling kita ini membuktikan bahwa keberadaan kita
diakui. Tentu akan terasa sangat tidak nyaman ketika kita ada namun tidak satupun orang menganggap kita ada, oleh karena itu pembuktian akan keberadaan
kita dapat dinilai dari berapa orang yang menanyakan kita atau setidaknya merasa sangat membutuhkan kita jika kita tidak ada.
Masalah keperluan akan nilai eksistensi ini sangat penting, karena ini merupakan pembuktian akan hasil kerja kita performa kita di dalam suatu
lingkungan. Begitu juga dengan kabupaten yang memindahkan ibukotanya ke kota lain yang di dalam kabupaten, harus perlu diakui dan diberikan apreisasi
yang baik karena akan menyangkut tentang pelayanan publik.
2.2. Politik Hukum
Ada beberapa pengertian politik hukum menurut para pakar, diantaranya adalah Menurut Padmo Wahyono “Politik hukum adalah Kebijaksanaan
penyelenggara negara tentang apa yang dijadikan kriteria untuk menghukumkan
11
suatu kebijakan berkaitan dengan pembentukan hukum, penerapa hukum, penegakan hukum”.
Menurut Sajtipto Raharjo “Politik hukum adalah aktivitas untuk menentukan suatu pilihan mengenai tujuan hukum dalam masyarakat. Politik
hukum merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya dinamika masyarakat karena politik hukum diarahkan kepada ius constituendum, hukum
yang seharusnya berlaku”.
Menurut Bagir Manan “Politik hukum tidak dari politik ekonomi, politik
budaya, politik pertahanan, keamanan dan politik dari politik itu sendiri. Jadi politik hukum mencakup politik pembentukan hukum, politik penentuan hukum
dan politik penerapa serta penegakan hukum”.
Politik hukum sering diganti dengan istilah seperti : Pembangunan Hukum, Hukum dan Pembangunan, Pembaharuan Hukum, Perkembangan
Hukum, Perubahan Hukum dan lain-lain. Seringkali hukum yang selalu disalahkan, karena hukum merupakan
produk politik yang lebih banyak ditentukan oleh pemegang kekuasaan politik yang dominan, sehingga sangat mungkin hukum itu lebih merupakan pencerminan
visi dan kehendak politik penguasa. Oleh karena itu wajah hukum di masa reformasi ini sebaiknya hukum itu dibentuk dan ditegakkan demi kesejahteraan
umum Indonesia yang demokratis dan mandiri serta terlaksananya negara berdasarkan hukum dan konstitusi Moh Mahfud MD, 1999:312.
12
2.3. Otonomi Daerah