Untuk menguji
signifikansi koefisien
Korelasi Pearson,
yaitu menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut:
Sumber: Riduwan dan Sunarto 2009:81
Keterangan: t : Nilai uji t
r : Koefisien Korelasi Pearson n : Jumlah sampel
Nilai t
hitung
tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai t
tabel
dengan tingkat kepercayaan dengan taraf nyata
α = 0,05 uji dua pihak dan dari hipotesis yang telah ditetapkan tersebut akan diuji berdasarkan daerah penerimaan dan
daerah penolakan yang ditetapkan sebagai berikut: a. Jika nilai t
hitung
≥ t
tabel
maka H ditolak, H
a
diterima b. Jika nilai t
hitung
≤ t
tabel
maka H diterima, H
a
ditolak
3. Kriteria Penarikan Pengujian
Jika menggunakan tingkat signifikansi α = 0,05 untuk diuji dua pihak maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut :
a. Jika t
hitung
≥ t
tabel
maka H ada didaerah penolakan, berarti H
a
diterima, artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.
b. Jika t
hitung
≤ t
tabel
maka H ada didaerah penerimaan, berarti H
a
ditolak, artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada hubungannya.
t
hitung
=
2
1 2
r n
r
Gambar 3.1 Uji Dua Pihak Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
4. Penarikan Kesimpulan
Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika t
hitung
jatuh di daerah penolakan penerimaan, maka H ditolak diterima dan
H
a
diterima ditolak. Artinya koefisien regresi signifikan tidak signifikan.
88
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Setelah menjabarkan hal-hal yang melatar belakangi penelitian, teori-teori yang telah mengukuhkan penelitian, maupun metode penelitian yang digunakan,
maka bab ini akan dipaparkan mengenai hasil dari penelitian. Hasil penelitian akan dijabarkan berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi dan untuk yang
berkaitan dengan variabel penelitian menggunakan kuesioner sebagai data primer.
4.1.1 Gambaran Umum KPP Pratama Wilayah Kota Bandung
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Kota Bandung merupakan unsur pelaksana Direktorat Jenderal Pajak yang bertugas untuk melaksanakan kegiatan
operasional pelayanan perpajakan dibidang Pajak Penghasilan PPh, Pajak Pertambahan Nilai PPN, Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM, dan
Pajak Tidak Langsung Lainnya PTLL. Umumnya dalam daerah wewenangnya berdasarkan kebijakan teknis yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Sejarah pajak mula-mula berasal dari negara Perancis pada zaman pemerintahan Napoleon Bonaparte, yang pada zamannya beliau terkenal dengan
nama “Cope Napoleon”. Pada masa itu negara Belanda dijajah oleh negara Perancis. Sistem pajak yang diterapkan Perancis kepada Belanda diterapkan pula
oleh Belanda kepada Indonesia pada saat Belanda menjajah Indonesia, yang pada
saat itu dikenal dengan “Oor Logs-Overgangs Blasting” Pajak Penghasilan.