Manajemen Lalu Lintas Lalu Lintas 1. Pengertian Lalu Lintas

digunakan oleh pengemudi mempunyai karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, percepatan, perlambatan, dimensi, dan muatan yang membutuhkan ruang lalu lintas yang secukupnya untuk bisa bermanuver dalam lalu lintas. c. Jalan Jalan merupakan lintasan yang direncanakan untuk dilalui kendaraan bermotor maupun kendaraan tidak bermotor termasuk pejalan kaki. Jalan tersebut direncanakan untuk mampu mengalirkan aliran lalu lintas dengan lancar dan mampu mendukung beban muatan sumbu kendaraan serta aman, sehingga dapat meredam angka kecelakaan lalu lintas. Jalan diperuntukkan bagi lalu lintas umum, yang berada di bawah permukaan tanah, serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel.

3. Manajemen Lalu Lintas

Manajemen lalu lintas sebagai upaya pemberian keselamatan dan kenyamanan baik pengguna jalan yang menggunakan kendaraan bermotor, pejalan kaki, dan juga penyandang cacat. Menurut UU No. 22 Tahun 2009, manajemen dan rekayasa lalu lintas merupakan suatu serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan, pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan dalam rangka mewujudkan, mendukung, dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertibana, dan kelancaran lalu lintas. Manajemen lalu lintas menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 94 ayat 1, 2, 3, 4, dan 5, meliputi kegiatan sebagai berikut: a. Perencanaan Kegiatan perencanaan menurut UU No. 22 Tahun 2009 Pasal 94 ayat 1 meliputi: 1 Identifikasi masalah lalu lintas 2 Inventarisasi dan analisis situasi arus lalu lintas 3 Inventarisasi dan analisis kebutuhan angkutan orang dan barang 4 Inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung jalan 5 Inventarisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung kendaraan 6 Inventarisasi dan analisis angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas 7 Inventarisasi dan analisis dampak lalu lintas 8 Penetapan tingkat pelayanan 9 Penetapan rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu lintas. b. Pengaturan Kegiatan pengaturan menurut UU No. 22 Tahun 2009 Pasal 94 ayat 2 meliputi: 1 Penetapan kebijakan penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu lintas pada jaringan jalan tertentu 2 Pemberian informasi kepada masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan. c. Perekayasaan Kegiatan perekayasaan menurut UU No. 22 Tahun 2009 Pasal 94 ayat 3 meliputi: 1 Perbaikan geometrik ruas jalan danatau persimpangan serta perlengkapan jalan yang tidak berkaitan langsung dengan pengguna jalan 2 Pengadaan, pemasangan, perbaikan, dan pemeliharaan perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan 3 Optimalisasi operasional rekayasa lalu lintas dalam rangka meningkatkan ketertiban, kelancaran, dan efektivitas penegakan hukum. d. Pemberdayaan Kegiatan pemberdayaan menurut UU No. 22 Tahun 2009 Pasal 94 ayat 4 meliputi: 1 Arahan 2 Bimbingan 3 Penyuluhan 4 Pelatihan 5 Bantuan teknis. e. Pengawasan Kegiatan pengawasan menurut UU No. 22 Tahun 2009 Pasal 94 ayat 5 meliputi: 1 Penilaian terhadap pelaksanaan kebijakan 2 Tindakan korektif terhadap kebijakan 3 Tindakan penegakan hukum. Yang menjadi penanggung jawab dalam pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas yaitu menteri yang membidangi sarana dan prasaran lalu lintas dan angkutan jalan, Kepala kepolisian NKRI, Gubernur, Bupati, dan Walikota. Keberadan manajemen lalu lintas bertujuan untuk keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas, yang dilakukan antara lain dengan cara berikut: a. Usaha peningkatan kapasitas jalan ruas, persimpangan dan atau jaringan jalan b. Penyesuaian antara permintaan perjalanan dengan tingkat pelayanan tertentu dengan mempertimbangkan keterpaduan intra dan antar moda penetapan sirkulasi lalu lintas, larangan dan atau perintah bagi pemakai jalan.

4. Keselamatan Lalu lintas