Pengendalian dan Pengaturan Keselamatan Lalu Lintas

g. Kecepatan maksimal dan minimal Pasal 21 UU No. 22 Tahun 2009 menyebutkan bahwa setiap jalan memiliki batas kecepatan paling tinggi, batas paling rendah pada jalan bebas hambatan ditetapkan dengan batas absolut 60 Km perjam dalam kondisi arus bebas. Pengemudi yang akan memperlambat kendaraanya harus mengamati situasi lalu lintas di belakang kendaraan dan disamping dengan cara yang tidak membahayakan kendaraan lain. h. Tata cara penggandengan dan penempelan dengan kendaraan lain Bagi kendaraan gandeng atau tempelan yang berjalan beriringan harus memberikan ruang yang cukup bagi kendaraan lain untuk mendahului.

6. Pengendalian dan Pengaturan Keselamatan Lalu Lintas

Menurut Warpani Suwardjoko, 2002:120 kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan pengemudi dapat dikurangi dengan cara yaitu pembatasan usia dalam pemberian SIM, pembatasan lama waktu mengumudi tanpa istirahat, ujian pengemudi, penggunaan sabuk pengaman, penyuluhan dan kampanye keselamatan lalu lintas. Peningkatan keselamatan masyarakat dalam berlalu lintas sebagai pengguna jalan pada dasarnya merupakan bagian dari manajemen lalu lintas. Dalam hal ini menurut Laksamana Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu. 2010: Vol.3 Hal:293 terdapat 3 metode dalam meningkatkan keselamatan lalu lintas meliputi: 1 Metode pre-emptif Metode pre-emptif sebagai upaya menanggulangi kecelakaan lalu lintas dijalan raya yang meliputi perekayasan dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan transportasi dan lalu lintas. Metode ini dilaksanakan dengan cara pengenalan melalui pendidikan, kampanye lalu lintas dan pelatihan. 2 Metode preventif Metode preventif adalah upaya yang arahkan untuk mengamankan dan mencegah dari terjadinya kecelakan lalu lintas yang ditujukan kepada pengaturan kompenen-kompenen lalu lintas serta pengaturan sistem lalu lintas. Bentuk konkrit yang dilakukakn dalam metode ini seperti kegiatan-kegiatan pengaturan, penjagaan tempat-tempat rawan, patroli, dan pengawalan. 3 Metode represif Metode represif merupakan cara untuk penanggulangan yang berupa penindakan terhadap setiap bentuk pelanggaran. Tindakan represif merupakan upaya terakhir yang biasanya disertai dengan penerapan upaya paksa digunakan untuk menimbulkan penindakan jera atau pemberian sanksi. Upaya membangun dan mewujudkan keamanan dan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan dalam pasal 208 ayat 2 UU No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan sebagai berikut: 1 Pelaksanaan pendidikan berlalu lintas sejak usia dini 2 Sosialisasi dan internalisasi tata cara dan etika berlalu lintas serta program keamanan dan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan 3 Pemberian penghargaan terhadap tindakan keamanan dan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan 4 Penciptaan lingkungan ruang lalu lintas yang mendorong pengguna jalan berperilaku tertib 5 Penegakan hukum secara konsisten dan berkelanjutan.

D. Kesadaran Hukum Berlalu Lintas