BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1. Kecelakaan
1.1 Defenisi Kecelakaan
Pengertian kecelakaan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002, adalah kejadian peristiwa yang menyebabkan orang celaka. Lembaga Pusat
untuk Pengendalian Penyakit memperkirakan bahwa setiap tahun, lebih dari 30.000 anak menderita cacat yang menetap dari kecelakaan. Cacat ini memiliki
dampak buruk yang luar biasa pada perkembangan anak serta produktivitasnya di masa depannya, juga pada keuangan, dan emosi keluarga. Cedera yang tidak
disengaja sering disebut sebagai kecelakaan karena mereka terjadi tanpa diharapkan dan sepertinya tidak terkendalikan Purwoko, 2006.
1.2 Faktor Penyebab Kecelakaan 1.2.1
Internal
a. Usia dan tingkat perkembangan anak
Seiring dengan pertumbuhan anak banyak keahlian-keahlian baru yang
dimilikinya, kemampuan untuk meraih dan memegang sesuatu, kemampuan berguling dan merangkak menuju ke perabot rumah,
berjalan, dll. Bayi berkembang pada kurun yang berbeda, mungkin ia belajar berguling pada usia tiga tahun atau paling lambat enam bulan.
Dengan demikian, setiap tahap perkembangan bayi satu dengan yang lain berbeda. Oleh sebab itu, cedera yang sering kali terjadi berhubungan
dengan usia dan jenis perkembangannya Espeland, 2005.
Universitas Sumatera Utara
b. Jenis kelamin
Kematian lebih banyak terjadi pada masa-masa awal kehidupan dan lebih banyak pada anak laki-laki di semua umur, yaitu 1,3 kali lebih banyak
pada usia satu bulan pertama dan 1,6 kali lebih banyak pada anak-anak di usia sekolah Meadow Newel, 2005. Banyak kajian yang
menunjukkan bahwa anak laki-laki lebih rawan terhadap kecelakaan daripada perempuan, mungkin hal ini disebabkan karena anak laki-laki
lebih aktif dan berani mengambil resiko daripada anak perempuan Espeland, 2005.
c. Keadaan psikologis anak
Kecelakaan pada anak kebanyakan terjadi dikarenakan anak dalam kondisi kelelahan, lapar, tidak enak badan atau frustasi ketika mereka
dalam keadaan stress Espeland, 2005. Temperamen dan motivasi juga berperan terjadinya kecelakaan. Anak yang bertemperamen persisten
akan selalu kembali kepada sesuatu yang dilarang. Anak yang aktivitasnya tinggi akan sering terbentur atau lecet dibandingkan anak
yang kurang aktif. Sedangkan motivasi mencerminkan anak untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan dengan baik. Keinginan untuk mandiri
mendorong anak ingin melakukan sesuatu walaupun secara fisik belum mampu, seperti memanjat pohon atau bersepeda jauh-jauh dari rumah
Ibrahim, Daud, Sulistijani, 1999.
Universitas Sumatera Utara
1.2.2 Eksternal
a. Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor penyebab kecelakaan tersering. Cedera pada anak dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Sampai umur empat
tahun anak belum memiliki kemampuan mendeteksi bahaya. Setiap saat bahaya dapat mengintai si kecil, mulai dari tempat bermain, tempat tidur,
mainan di sekitar rumah, cuaca, serangga, dan hewan lain, serta tumbuhan Ibrahim, Daud, Sulistijani, 1999.
b. Keadaan psikologis orang yang mengasuh
Penelitian telah menunjukkan bahwa kecelakaan pada anak dikarenakan ibu yang sedang hamil, pada hari menjelang menstruasi atau ketika
mereka sedang capek. Keadaan stress yang terjadi pada keluarga seperti menanti kelahiran sang bayi, sakit dan lain sebagainya juga bisa
menjadikan kecelakaan beresiko tinggi Espeland, 2005. c.
Keadaan sosial Resiko kecelakaan dapat juga dipengaruhi oleh keadaan sosial. Anak dari
keluarga besar dengan perumahan buruk, yang sebagaian besar waktunya dihabiskan di jalan, dan hanya diawasi oleh anak yang sedikit lebih besar,
berada dalam bahaya besar; dan ibu yang merawat anak kecil pada blok menara tanpa halaman atau tempat bermain tertutup memiliki masalah
yang pelik Meadow Newel, 2005.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Jenis Kecelakaan
Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga usia di bawah satu tahun juga termasuk golongan ini
Urip, 2004. Menurut Purwoko 2006, anak kecil mempelajari lingkungannya melalui penjelajahan, terutama dengan menggunakan indera perasa dan sentuhan
mereka. Ketika anak tumbuh, bahaya yang mereka hadapi akan berubah akibat
perkembangan kemampuan. Jenis cedera yang terjadi sering kali berhubungan
langsung dengan usia anak dan tingkat perkembangannya.
Tabel 1: Kemampuan Perkembangan Berhubungan dengan Risiko Cedera TahapUsia
Kemampuan Perkembangan
Resiko Cedera
1. Bayi lahir
sampai 1 tahun
Infant Bertambahnya
mobilitas Meningkatnya
koordinasi mata-tangan dan reflex
menggenggam volunter Berguling
Bermain mulut sangat terlihat jelas
Merangkak Menarik benda-benda
Aspirasi Tenggelam
Jatuh Keracunan
Luka bakar Kecelakaan
kendaraan bermotor Kerusakan tubuh
2. Masa usia
bermain 1-3 tahun
Toddler Belajar jalan, berlari,
memanjat Mampu membuka
pintu dan gerbang Menjelajah segala
sesuatu dengan mulut Memiliki rasa
keinginantahuan yang Kecelakaan
kendaraan bermotor Tenggelam
Luka bakar Keracunan
Jatuh Tersedak
Kerusakan tubuh
Universitas Sumatera Utara
besar Naik turun tangga
Tidak mewaspadai potensi bahaya yang
ditimbulkan oleh orang asing atau orang lain
3. Masa kanak-
kanak awal 3-5 tahun
Preschool Tertarik dengan
kecepatan dan gerakan Semakin terlibat dalam
aktivitas-aktivitas yang jauh dari rumah
Dapat bekerja keras untuk meyempurnakan
suatu keterampilan Mempunyai aktivitas
motorik kasar yang bersifat waspada, tetapi
bukan takut Menikmati mencoba
hal-hal baru Mobilitas menjurus ke
peningkatan kemandirian
Kecelakaan kendaraan bermotor
Tenggelam Luka bakar
Keracunan cedera tubuh
Berdasarkan buku Wong D: Buku Ajar keperawatan Pediatrik Wong, ed.6. Hak cipta 2008, EGC, Jakarta.
Berdasarkan penelitian tentang kecelakaan di rumah pada balita menunjukkan bahwa kecelakaan atau cedera terbanyak disebabkan oleh terjatuh
76, tersayat 12, terbakar 11, dan aspirasi 1 Ibrahim, Daud, Sulistijani, 1999.
1.3.1 Jatuh
Kajian yang memfokuskan pada kecelakaan pada anak yang terjadi di rumah akhir-akhir ini menemukan bahwa kebanyakan kecelakaan pada anak
Lanjutan: tabel 1
Universitas Sumatera Utara
yang terjadi di rumah diakibatkan karena jatuh; kebanyakan karena mereka bermain sepeda, bermain di kursi dan juga berlari di kebun. Aktivitas
bermain anak menjadi faktor penentu jatuhnya anak-anak: baik karena permainan mereka yang penuh resiko atau karena mereka didorong oleh
teman sepermainan mereka. Sepertiga dari kajian ini menunjukkan bahwa para orang tua sebenarnya bisa menghentikan anak-anak mereka bermain
sebelum mereka terjatuh, namun sayangnya hal itu tidak dilakukan Espeland, 2005. Jatuh paling sering terjadi setelah bayi berusia 4 bulan
ketika bayi belajar berguling, namun jatuh dapat terjadi pada setiap usia. Anjuran terbaik adalah jangan pernah meletakkan anak pada usia berapapun
tanpa ditunggui pada permukaan tinggi yang tidak ada jeruji pelindungnya
Wong, 2008.
Jatuh dapat menyebabkan perdarahan, cedera pada leher dan tenggorokan, cedera kepala, memar, demam, terkilir, patah tulang, dan perubahan engsel tulang
dislokasi sendi Widjaja, 2002. a.
Perdarahan
Perdarahan adalah hilangnya darah dari pembuluh darah Mukono Wasono, 2002. Perdarahan hebat lebih berbahaya bagi anak kecil
daripada orang dewasa. Kehilangan darah sampai ½ liter pada orang dewasa tidak akan menyebabkan efek buruk, tetapi pada anak kecil yang
volume darahnya lebih sedikit kehilangan darah dapat menimbulkan syok. Di samping kehilangan darah, akan terjadi kerusakan pada
permukaan kulit Ibrahim, Daud, Sulistijani, 1999. Tanda-tanda
Universitas Sumatera Utara
perdarahan: 1 Bengkak merata. 2 Kulit berubah warna menjadi kebiruan. 3 Terasa sakit atau nyeri. 4 Perdarahan bisa berlangsung di
dalam maupun di luar tubuh. b.
Cedera pada leher dan tenggorok Gejalanya: 1 Leher dan tenggorok memar dan membengkak. 2 Keluar
darah dari mulut dan hidung. 3 Darah berwarna merah segar dan berbusa.
c. Cedera kepala
Cedera kepala terbagi menjadi dua bagian, yakni trauma ringan dan trauma berat. Dianggap trauma cedera ringan jika setelah terjadi
benturan tidak terjadi gejala mata miring, muntah atau kejang. Namun, jika gejala tersebut terjadi langsung atau baru timbul 24-48 jam
kemudian, krisis harus segera ditangani. Gejala: 1 Pada gejala ringan
biasanya hanya terjadi tanda memar. 2 Pada cedera berat terjadi perdarahan yang biasanya keluar dari mulut, hidung, dan telinga, disertai
muntah-muntah dan posisi bola mata berubah arah.
d. Demam
Demam pada anak terjadi akibat infeksi. Jika suhu tubuh anak mencapai lebih 41° C, dapat dikatakan demam tinggi. Demam ini jika dibiarkan
akan menyebabkan kerusakan otak. Gejala: 1 Wajah dan tubuh anak
memerah. 2 Suhu meningkat, dari yang bervariasi sampai yang konstan. 3 Jika demam tinggi, anak dapat menggigil.
Universitas Sumatera Utara
e. Keseleo, patah tulang, sendi bergeser dislokasi
Patah tulang adalah meregangnya jaringan ikat tulang. Keseleo adalah meregangnya jaringan otot. Dislokasi adalah terjadinya pergeseran engsel
atau tempurung tulang. Pada orang dewasa, terjadi patah tulang dan pergeseran engsel biasanya lebih sulit sembuh. Sebaliknya, karena masih
memiliki banyak zat perekat, terjadi hal seperti ini pada anak-anak akan cepat sembuh. Gejala: 1 Terasa nyeri, bengkak. 2 Kram dan kaku
pada bagian yang sakit. 3 Gerak sendi terbatas. 4 Memar atau lebam.
1.3.2 Tersayat teriris
Luka yang terjadi pada anak biasanya disebabkan anak terjatuh atau tergelincir ketika bermain. Lantai rumah yang licin atau basah karena air
atau minyak juga dapat menyebabkan anak jatuh. Selain itu, kegemaran anak bermain dengan benda-benda tajam, seperti garpu, gunting, jarum atau
tusuk gigi juga juga dapat menyebabkan cedera Ibrahim, Daud, sulistijani, 1999. Toddler masih kaku dalam banyak keterampilan dan mereka dapat
membahayakan diri mereka sendiri dengan serius ketika berjalan dengan membawa benda tajam atau runcing atau mengulum makanan atau sendok
di dalam mulutnya. Pada anak prasekolah, mengajarkan keamanan adalah hal terpenting. Anak harus diajari bahwa ketika berjalan dengan membawa
benda runcing seperti pisau atau gunting, maka ujung yang runcingnya harus diarahkan menjauhi wajah. Peralatan berkebun atau perbengkelan dan
semua senjata api harus disimpan dalam lemari berkunci Denno dkk, 1996
Universitas Sumatera Utara
dalam Wong, 2008. Menurut Wasono Mukono 2002, Luka dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu luka tertutup dan luka terbuka. Luka terbuka
merusak permukaan kulit dengan perdarahan yang tampak, sering terjadi infeksi. Luka tertutup menimbulkan kerusakan di bawah permukaan kulit,
kulit tidak rusak dan perdarahan tidak tampak.
1.3.3 Terbakar
Luka bakar karena kebakaran merupakan satu dari banyak tipe luka bakar yang paling fatal dan sering terjadi ketika anak bermain dengan korek api
dan secara tidak sengaja membuat diri dan rumah anak terbakar Wong, 2008. Menurut Mohammad 2005, kulit peka terhadap panas. Kulit tidak
akan rusak bila terkena suhu di bawah 43,8 C. Suhu antara 43,8
C dan 50,5
C menyebabkan kerusakan kulit yang berarti. Suhu di atas 50,5
a. Penyebab luka bakar adalah :
C merusak seluruh bagian kulit.
1 Luka bakar akibat panas adalah penyebab tersering dari cedera bakar
pada anak-anak. Luka ini disebabkan oleh kontak api atau sumber api panas lain, misalnya cairan uap panas, dan peralatan yang panas.
2 Luka akibat bahan kimia disebabkan oleh bahan kimia yang korosif,
bahan-bahan yang beracun yang mungkin disimpan di garasi atau gudang.
3 Luka bakar akibat listrik disebabkan oleh kontak dengan aliran listrik
rumah tangga atau petir.
Universitas Sumatera Utara
4 Luka bakar akibat radiasi, sinar ultra-violet dari sinar matahari bisa
membakar kulit yang tidak terlindungi.
b. Penilaian Luka Bakar
Penilaian luka bakar dilakukan setelah menilai apakah masalah kedarutan pernafasan dan perdarahan telah ditangani. Penilaian luka bakar
didasarkan atas : 1
Berapa persen luas luka bakar pada tubuh Pada anak, istilah seperti “sebesar koin” atau “separuh punggung”
membantu menjelaskan ukuran area luka. Perkiraan ukuran luka pada anak dengan menggunakan telapak tangan anak, dengan telapak tangan
adalah 1 dari luas permukaan seluruh tubuh. Jadi, jumlahkan saja berapa telapak tangan luas lukanya. Luka bakar bisa sangat serius jika
berlokasi pada 1 dari 4 area kritis tubuh, yaitu wajah, tangan, alat kelamin, dan kaki Purwoko, 2006.
2 Berapa dalam luka bakar derajat luka bakar
2.1Kedalaman derajat Luka bakar Derajat 1. Hanya mengenai lapisan luar epidermis, kulit merah, sedikit
edem dan nyeri. Derajat 2. Mengenai epidermis dan sebagian dermis, bulatlepuh, edem
dan sangat nyeri. Derajat 3. Mengenai seluruh lapisan kulit, kadang mencapai jaringan
dibawahnya, lesi pucat, coklat sampai hitam, kering, tidak nyeri.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Luas derajat Luka Bakar Ringan : derajat 1, derajat 2 luas 15, derajat 3 luas 2
Sedang : derajat 2 luas 10-15, derajat 3 luas 5-10. Berat : derajat 3 luas 20.
1.3.4 Aspirasi
Suatu benda asing yang masuk ke jalan napas bisa menyebabkan sumbatan jalan napas sebagian atau lengkap. Jika benda asing menghambat sebagian
jalan napas, pertukaran udaranya bisa tetap baik atau menjadi buruk. Seorang anak tersedak yang pertukaran udaranya memburuk, batuknya akan
lemah dan tidak efektif, dan pernapasan menjadi sulit. Kulit, alas kuku, dan sebagian dalam mulut bisa tampak kebiruankeabuan Purwoko, 2006.
Mohammad 2005, membagi jenis penyebab sumbatan jalan napas sebagai berikut:
a. Jenis penyebab sumbatan jalan nafas bagian atas pada korban
kecelakaan adalah :
1 Lidah
Pada korban yang tidak sadar terjadi kelemasanrelaxation jaringan lunak termasuk lidah, sehingga posisi lidah jatuh ke dalam dan menutup jalan
nafas pangkal tenggorokanlarynx. 2
Muntah Isi muntahan sering kali adalah makanan yang baru saja dimakan oleh
korban, lendir jalan nafas yang berlebihan, selain itu bisa juga muntah
Universitas Sumatera Utara
darah. Muntahan mungkin sekali membuntu jalan nafas tenggorokantrachea atau cabang tenggorokanbronchus.
3 Benda Asing
Benda asing yang sering kali membuntu jalan nafas ialah sisa makanan, kompononen mainan, biji-bijian, atau kelereng, uang logam, gigi yang
tanggal atau gigi palsu yang terlepas. 4
Pembengkakan Reaksi alergi dan benda yang bersifat mengiritasi misal: asap, bahan
kimia dapat menyebabkan pembengkakan jalan nafas. 5
Penyempitan spasm Bila tiba-tiba tertelan, air dapat menyebabkan penyempitan tenggorokan.
Ini terjadi pada kira-kira 10 pada kasus tenggelam.
b. Tanda Sumbatan Jalan Napas