Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

pertanyaan hal yang dilakukan keluarga ketika menggunakan taplak meja yang berjuntai yaitu sebanyak 61 responden 70,9 menjawab benar. Pada pertanyaan hal yang dilakukan apabila anak senang bermain di kamar mandi yaitu sebanyak 50 responden 58,1 menjawab benar. Kemudian pada pertanyaan memberi pengaman pada stop kontak listrik pada saat anak bermain saja pada saat itu sebanyak 44 responden 51.2 menjawab salah. Selain itu pada pertanyaan apakah keluarga akan membiarkan anak bermain di halaman, apabila anak sudah pandai berjalan yaitu sebanyak 64 responden 74,4 menjawab benar.

2. Pembahasan

Dalam pembahasan ini peneliti mendiskusikan pertanyaan penelitian yaitu gambaran pengetahuan keluarga dalam penatalaksanaan pertolongan pertama pada kecelakaan yang terjadi pada balita di rumah di Lingkungan VI Kelurahan Pasar Merah Timur Medan. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 51 responden 59,3, diikuti dengan pengetahuan pada kategori cukup sebanyak 33 responden 38,4 dan yang terkecil dengan pengetahuan pada kategori kurang sebanyak 2 responden 2,3. Banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya tingkat pendidikan, sumber informasi dan pengalaman. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor terjadinya pengetahuan, beberapa hasil penelitian menjelaskan bahwa pada umumnya pendidikan itu mempertinggi taraf intelegensi individu dan sebagian Universitas Sumatera Utara besar pengetahuan diperoleh melalui pendidikan formal maupun nonformal dan semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin luas pengetahuan yang dimiliki Notoatmodjo, 2003. Berdasarkan data demografi diperoleh bahwa mayoritas usia responden berada pada rentang usia 18-27 tahun 48,8 ini dikaitkan dengan pendapat Notoatmodjo 2003 yang menyatakan bahwa pengetahuan seseorang bertambah sesuai dengan bertambahnya usia. Dan peneliti memiliki asumsi bahwa dengan bertambahnya usia maka dapat menggali lagi memori yang pernah didapatkan sebelumnya baik itu dari pengalaman ataupun kebiasaan yang dimilikinya mengenai penatalaksaan pertolongan pertama pada kecelakaan. Dari hasil penelitian mayoritas responden adalah ibu rumah tangga 53,5. Ibu rumah tangga yang tidak bekerja atau singkatnya disebut ibu rumah tangga, memiliki pengertian sebagai wanita yang lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah, mempersembahkan waktunya untuk memelihara anak-anak dan mengasuh menurut pola-pola yang diberikan masyarakat Dwijayanti, 1999. Banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya adalah pengalaman yang diperoleh individu, dimana lingkungan banyak memberikan pengalaman kepada individu. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Lingkungan turut berpengaruh terhadap perkembangan dan kehidupan manusia. Ibu rumah tangga yang banyak menghabiskan waktunya di rumah akan belajar dari pengalaman terhadap peristiwa yang telah terjadi sehingga dapat melakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan yang dialami oleh balitanya Purwanto, 1999. Universitas Sumatera Utara Jika dikaitkan dengan hasil data demografi lainnya, menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan terakhir responden adalah SMA yakni sebanyak 48 responden 55,8. Dari hasil ini, peneliti beramsumsi bahwa tingkat pendidikan SMA tersebut mendukung tingkat pengetahuan responden. Pendidikan merupakan peran penting dalam proses tumbuh kembang seluruh kemampuan dan perilaku manusia. Dengan pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin berkualitas pengetahuan seseorang. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide teknologi baru Notoatmodjo, 2003. Berdasarkan hasil penelitian juga diperoleh bahwa penghasilan responden mayoritas Rp.1.500.000 sebanyak 40 responden 46,5. Keadaan sosial ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi disebabkan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi berbagai masalah. Sebaliknya keadaan ekonomi tinggi dapat memperbaiki kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan keluarga mereka terhadap gizi, perumahan dan lingkungan yang sehat, pendidikan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya Effendi, 2008. Banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya adalah pendidikan dan pengalaman. Dalam arti luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan dan segala bentuk interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal. Inti kegiatan pendidikan adalah proses belajar-mengajar. Dengan demikian finansial berperan dalam meningkatkan pengetahuan individu Universitas Sumatera Utara dalam hal pengadaan obat-obatan pertolongan pertama pada kecelakaan di rumah Notoadmodjo, 2002. Kemudian dari hasil penelitian diperoleh bahwa hubungan responden dengan balita adalah ibu kandungnya sendiri sebayak 62 responden 72,1. Seorang ibu adalah bagian integral dari penyelenggaraan rumah tangga yang dengan kelembutan dan kehalusannya dibutuhkan untuk merawat dan mengasuh anak secara terampil agar anak tumbuh dengan sehat. Di dalam keluarga, ibu memiliki peran yang sangat penting bagi anak. Menurut Kartono 1992, seorang ibu berperan sebagai istri, sebagai ibu dan pendidik bagi anak-anaknya dan sebagai pengatur rumah tangganya, sehingga ibu akan sangat memperhatikan dan berusaha untuk menghindarkan anak dari faktor kecelakaan di rumah. Hal ini dapat didukung jika keluarga atau ibu memiliki pengetahuan yang baik untuk menghindarkan anak-anaknya dari kecelakaan. Untuk pertanyaan pertama adalah mengenai defenisi balita. Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga usia di bawah satu tahun juga termasuk golongan ini Urip, 2004. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 86 responden 100 menjawab benar pada pertanyaan yang dikatakan usia balita adalah usia anak kurang dari lima tahun. Tingginya persentase ini membuktikan bahwa pengetahuan responden baik karena semua menjawab benar. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pada pertanyaan pengertian pertolongan pertama adalah pertolongan segera ketika anak sakit sebanyak 57 responden 66,3 menjawab benar, ini artinya 57 responden memiliki pengetahuan baik, dengan memberikan perawatan segera pada orang Universitas Sumatera Utara yang mengalami cedera atau sakit mendadak Purwoko, 2006. Menurut Rassat 1991, Pertolongan pertama pada kecelakaan adalah untuk memberikan pertolongan pertama ditempat kejadian dengan cepat dan tepat sebelum tenaga medis datang atau sebelum korban dibawa kerumah sakit agar kejadian yang lebih buruk dapat dihindari. Kecelakaan dapat dicegah jika orangtua mengerti hal-hal yang harus dilakukan untuk menghindari anak dari kecelakaan. Menurut Widjaja 2002, pencegahan kecelakaan dapat dilakukan dengan memberikan pengamanan di sekitar balita yaitu sebagai berikut: Jika anak sudah mulai berjalan, pastikan dia tidak terjatuh akibat lantai yang terlalu licin atau terlalu kotor, dan dari hasil penelitian diperoleh 65 responden 75,6 menjawab benar pada pertanyaan jika anak jatuh, maka hal ini disebabkan oleh lantai rumah yang licin. Ini membuktikan bahwa sebagian responden sudah memiliki pengetahuan yang baik. Pada pertanyaan patah tulang pada orang dewasa lebih cepat sembuh daripada anak-anak, sebanyak 57 66,3 responden menjawab salah. Hasil ini dapat diasumsikan bahwa pengetahuan responden kurang, hal ini dilatarbelakangi oleh pendidikan responden SD sebanyak 1 orang dan SMP 15 orang. Menurut Widjaya 2002 pada orang dewasa, terjadinya patah tulang dan pergeseran engsel biasanya lebih sulit sembuh. Sebaliknya, karena masih memiliki banyak zat perekat, terjadi hal seperti ini pada anak-anak akan cepat sembuh. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 82 responden 95,3 menjawab benar pada pertanyaan apabila anak demam maka tindakan responden adalah mengompres dan memakaikan baju tipis pada anak. Hal ini sesuai dengan Widjaja 2002, tindakan pertolongan pertama Universitas Sumatera Utara yang dilakukan bila anak jatuh dan mengakibatkan demam adalah mengompres, dan tidak memakaikan bajumenggunakan baju tipis saja. Kemudian dari hasil penelitian diperoleh bahwa 71 responden 82,6 menjawab benar untuk pertanyaan jika ada perdarahan pada kepala akibat jatuh, maka tindakan yang dilakukan adalah berusaha menghentikan darah yang keluar. Hal ini sesuai menurut Widjaya 2002, tindakan pertolongan pertama yang dilakukan bila terjadi perdarahan adalah tekan langsung pada tempat darah keluar dengan jarikain agar darah berhenti mengalir. Pertanyaan untuk tersayat yaitu tanda dan gejala luka memar adalah kulit berwarna merah atau kebiruan. Sebagian dari responden 79 91,9 menjawab benar, hal ini membukt ikan bahwa responden memiliki pengetahuan baik. Tanda- tanda memar: 1 Terjadi perdarahan di bawah kulit, tetapi permukaan kulit tidak rusak. 2 Kulit yang memar akan berubah warna dari merah ke jingga, lalu kebiruan dan terakhir menjadi kuning kehijauan. 3 Terjadi pembengkakan dan terasa nyeri Ibrahim, Daud, Sulistijani, 1999. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pada pertanyaan apabila anak terkena pisau, maka yang tindakan pertolongan pertama yang dilakukan adalah memberikan obat merah pada daerah luka. Sebagian dari responden 73 84,9 menjawab benar. Ini membuktikan bahwa responden memiliki pengetahuan yang baik. Mengatasi luka ringan: 1 Darah yang keluar dari luka dibiarkan mengalir dengan sedikit ditekan untuk membersihkan luka. 2 Luka dibersihkan dari kotoran dan dicuci dengan air bersih yang mengalir atau air masak serta gunakan sabun antiseptik. 3 Luka dikeringkan dengan kain atau handuk bersih, kemudian olesi dengan obat merah Universitas Sumatera Utara Betadine. 4 Luka ditutup dengan pembalut steril Ibrahim, Daud, Sulistijani, 1999. Pada pertanyaan untuk terbakar adalah tindakan yang dilakukan bila anak tersiram air panas adalah menyiram bagian yang terbakar dengan air biasa. Sebagian dari responden 49 57,0 menjawab salah. Hasil ini dapat peneliti asumsikan bahwa sebagian responden memiliki pengetahuan kurang, hal ini dilatarbelakangi oleh pengalaman dan pendidikan responden, mayoritas pendidikan SD 1 orang dan SMP 12 orang. Tindakan pertolongan pertama pada luka bakar berdasarkan penyebab luka bakarnya menurut Ibrahim, Daud, Sulistijani 1999 adalah sebagai berikut: Luka bakar akibat terkena air panas adalah baringkan anak ke tanah atau lantai kemudian anggota tubuh yang terbakar disiram atau direndam air biasa selama sekurang-kurangnya 10 menit untuk menghilangkan rasa nyeri dan nyaman. Jangan: 1 Memberi kainkasa atau pembalut sejenis pada luka bakar karena akan menempel dan sulit dilepaskan. 2 Berikan lemak atau cream atau mentega bahan yang mengandung minyak pada luka tersebut. Bila melepuh biarkan saja jika anda memecahkannya berarti anda memperbesar risiko infeksi Stanway A, 1992. Untuk pertanyaan jika anak tersengat listrik, tindakan yang dilakukan adalah memutuskan aliran listrik. Dari hasil penelitian diperoleh 72 responden 83,7 menjawab benar, hal ini sesuai dengan tindakan pertolongan pertama pada luka bakar menurut Ibrahim, Daud, Sulistijani 1999 yaitu aliran listrik harus dimatikan, cabut kabel dari stop kontak atau matikan sekring, jangan memegang korban sebelum tahu pasti apakah aliran listrik sudah mati. Ini dimaksudkan agar Universitas Sumatera Utara sipenolong tidak menjadi korban pula. Kemudian dari hasil penelitian diperoleh bahwa pada pertanyaan luka bakar dapat menyebabkan anak tidak sadar, maka tindakan yang dilakukan adalah dibaringkan dengan posisi agak miring kesamping. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 52 responden 60,5 menjawab benar. Apabila korban tidak sadarpingsan maka korban dibaringkan dengan posisi miring untuk diperiksa denyut nadi dan pernapasannya dan segera diberi pernapasan buatan dengan mulutdada ditekan Ibrahim, Daud, Sulistijani 1999. Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat 64 responden 74,4 menjawab salah untuk pertanyaan luka bakar pada orang dewasa lebih berbahaya daripada anak-anak. Hasil ini diasumsikan peneliti bahwa sebagian responden memiliki pengetahuan kurang, hal ini dilatarbelakngi oleh pendidikan dan pengalaman, mayoritas pendidikan SD 1 orang dan SMP 12 orang, pengalaman disini ialah disebabkan balitanya belum pernah mengalami kecelakaan terbakar. Menurut Wong 2008 kulit anak sangat sensitif bila terkena panas. Anak-anak yang kehilangan cairan tubuh akibat luka bakar lebih berbahaya daripada orang dewasa. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa 81 responden 94,2 menjawab benar bahwa tanda dan gejala anak tersedak adalah anak batuk-batuk kuat. Tingginya persentase ini jelas bahwa pemahaman responden sangat baik. Menurut Muhammad 2005 tanda dan gejala anak tersedak aspirasi adalah keadaan baik ditandai dengan batuk-batuk kuat pada korban yang sadar. Keadaan buruk ditandai dengan penderita lemah, batuk lemah, suara nafas tinggi, korban Universitas Sumatera Utara ungu kebiruan cyanotic. Terjadi perubahan suara nafas sebagai berikut: 1 Mendengkur: lidah mungkin menutup jalan nafas. 2 Serak: penyempitan jalan nafas larynx. 3 Seperti bunyi tiupan peluit wheezing: pembengkakan atau penyempitan jalan nafas bronchus, bronchiolus. 4 Suara kasa: cairan di jalan nafas: darah, muntahan, lendir. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa 76 responden 88,4 menjawab benar bahwa jika anak tertelan benda asing seperti: kacang, kelereng, permen maka tindakan yang dilakukan responden adalah mengusahakan agar anak muntah, ini diasumsikan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik dan sudah memahami tindakan yang dilakukan bila anak tersedak. Dari hasil penelitian pada pertanyaan tindakan yang dilakukan bila bayi tersedak adalah menelungkupkan bayi sambil menepuk-nepuk punggungnya. Sebanyak 44 responden 76,7 menjawab salah, hal ini sesuai dengan Purwoko 2006 pada bayi dilakukan dengan pukulan punggung dan tekanan dada; untuk pukulan punggung telungkupkan bayi di lengan bawah, kepala bayi harus lebih rendah dari batang tubuhnya. Tangan penolong berada di keliling rahang bawah dan leher bayi, untuk menambah dukungan sandarkan lengan bawah dengan pada paha penolong. Dengan menggunakan tumit tangan lainnya, berikan 5 pukulan pada punggung bayi di antara kedua bilah punggung. Usia perkembangan anak di bawah tiga tahun termasuk dalam fase oral dimana anak sering memasukkan benda ke mulutnya, dalam hal ini maka tindakan responden adalah memfasilitasi fase tersebut dengan aman Wong, 2008. Dari Universitas Sumatera Utara hasil penelitian diperoleh bahwa sebanyak 59 responden 68,6 menjawab dengan benar yaitu memfasilitasinya dengan aman. Hasil ini diasumsikan peneliti bahwa responden memiliki pengetahuan baik. Menurut Widjaya 2002, pencegahan kecelakaan dapat dilakukan dengan memberikan pengamanan di sekitar balita yaitu jika memiliki anak kecil, hindari penggunaan taplak meja karena anak senang atau mudah menariknya, dan benda- benda yang ada di atas meja akan berhamburan menimpa anak. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa 61 responden 70,9 menjawab benar yaitu menggunakan taplak meja yang tidak dapat diraih anak. Ini mengasumsikan bahwa pengetahuan responden baik. Kemudian dari hasil penelitian diperoleh bahwa 50 responden 58,1 menjawab benar pada pertanyaan tindakan yang dilakukan responden bila anak senang bermain di kamar mandi adalah tetap mengawasinya selama anak di kamar mandi. Hal ini sesuai dengan Widjaja 2002, pencegahan kecelakaan dapat dilakukan dengan memberikan pengamanan di sekitar balita yaitu tidak meninggalkan anak di kamar mandi sendirian, sebab dia akan main air dan dapat tenggelam atau tersedak air. Pada pertanyaan tentang pengamanan pada stop kontak listrik, diperoleh 44 responden 51,2 menjawab salah. Hal ini mengangsumsikan bahwa pengetahuan responden kurang, hal ini dilatarbelakangi oleh pendidikan responden dan usia. Mayoritas pendidikan SD 1 responden dan SMP 10 responden, usia pada rentang 48-57 tahun 4 orang disebabkan kekurang pahaman membaca soal. Listrik adalah bahaya yang tidak dimengerti oleh anak kecil. Keingintahuan mereka dapat berakibat fatal. Usahakan agar tidak ada kabel Universitas Sumatera Utara listrik atau socket yang telanjang atau terkupas. Alat-alat listrik tidak boleh ada atau dipasang di kamar mandi atau dekat dengan air. Stop kontak atau lubang sambungan listrik yang berada di bawah dekat lantai sebaiknya ditutup Ibrahim, Daud, Sulistijani, 1999. Kemudian dari hasil penelitian diperoleh bahwa 64 responden 74,4 menjawab benar pada pertanyaan apabila anak sudah pandai berjalan, maka responden akan membiarkan anak bermain di halaman yaitu dengan memastikan halaman aman untuk bermain anak. Hal ini dapat diasumsikan bahwa pengetahuan responden baik, sesuai dengan Widjaja 2002, pencegahan kecelakaan dapat dilakukan dengan memberikan pengamanan di sekitar balita yaitu sebaiknya tidak membiarkan anak bermain sendiri di luar rumah dan jika anak bermain di luar, pastikan bahwa tempat main dan jenis permainannya aman atau tidak berbahaya. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Secara umum anak kecil mempelajari lingkungannya melalui penjelajahan, terutama dengan menggunakan indera perasa dan sentuhan mereka. Ketika anak tumbuh, bahaya yang mereka hadapi akan berubah akibat perkembangan kemampuan. Jenis cedera yang terjadi sering kali berhubungan langsung dengan usia anak dan tingkat perkembangannya. Pengetahuan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan adalah salah satu hal yang harus dipelajari orang tua. Dengan mempelajari dan menghafalkannya, orangtua akan mengerti langkah- langkah yang harus dilakukan ketika anaknya mengalami kecelakaan, yakni menyelamatkan jiwa anak sebelum mendapat bantuan dokter. Berdasarkan dari tujuan peneliti yaitu untuk mengidentifikasi karakteristik dan pengetahuan keluarga dalam penatalaksanaan pertolongan pertama pada kecelakaan yang terjadi pada balita yang berada di rumah, maka diperoleh bahwa usia responden mayoritas berada pada usia 18 -27 tahun 48,8, pekerjaan responden mayoritas sebagai ibu rumah tangga 53,5 . Tingkat pendidikan mayoritas adalah sampai SMA 55,8. Mayoritas responden mempunyai penghasilan keluarga perbulan di atas Rp. 1.500.000 46,5. Hubungan responden dengan balita mayoritas adalah ibunya sendiri 72,1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 51 responden 59,3, tingkat pengetahuan cukup Universitas Sumatera Utara