Dalam melakukan pertolongan pertama terdapat batasan wilayah penolong yaitu pertolongan pertama pada kecelakaan sifatnya sementara. Artinya kita harus tetap
membawa korban ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan memastikan korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan
Mukono Wasono, 2002.
2.2 Penatalaksanaan Pertolongan Pertama Berdasarkan Jenis Kecelakaan
2.2.1 Jatuh
Menurut Widjaja 2002, tindakanan pertolongan pertama yang di akibatkan jatuh adalah sebagai berikut:
a. Perdarahan
Perdarahan luar; 1 Tekan langsung pada tempat darah keluar dengan jarikain. 2 Tinggikan lengan atau kaki. 3 Fasilitasi anak agar istirahat.
4 Biarkan saja bekuan darah, bila bekuan darah terlepas maka perdarahan akan mulai lagi. 5 Jangan bergerak untuk mempercepat
pembekuan darah. 6 Jika darah tidak berhenti, antarkan ke rumah sakit. Sedangkan perdarahan dalam: 1 Anak harus rebah istirahat dan
tenangkan anak. 2 Segera antarkan ke rumah sakit. b.
Cedera pada leher dan tenggorokan Tindakan pertolongan: 1 Biarkan penderita beristirahat di tempatnya.
Jangan mengubah posisinya sebelum bantuan datang. 2 Jika penderita hendak batuk, beri pengertian agar menarik napas panjang. 3 Kompres
dengan es di bagian leher atau tenggorokan secara perlahan-lahan untuk
Universitas Sumatera Utara
mengurangi rasa panas dan perdarahan. 4 Berikan obat penahan sakit. 5 Biarkan anak istirahat dan beri minum air secukupnya. 6 Suruh
orang untuk memanggil dokter atau ambulans. c.
Cedera kepala Tindakan Pertolongan: 1 Berusaha untuk menghentikan setiap
perdarahan di tempat yang terbentur dengan kain yang bersih. 2 Jika cedera serius yang ditandai dengan luka sobek atau memar berat,
usahakan tidak menggerakkan kepala anak. Jika darah membasahi kain, jangan mengangkat kain itu. Tempatkan kain lain di atas kain tersebut.
3 Jika luka di kepala tidak dalam, segera bersihkan luka itu dengan sabun dan air hangat, kemudian keringkan dan obati dengan cairan
antiseptik. Pada cedera kepala yang berat: 1 Jika terjadi gejala muntah dan perdarahan pada kepala dan leher, tubuh anak dimiringkan
menghadap ke samping agar tidak tersedak. Jika dicurigai terjadi cedera pada leher dan punggung, biarkan anak dalam posisi miring. Minta
bantuan seseorang untuk memanggil bantuan medis. 2 Jika tidak terjadi kerusakan pada tulang leher dan kepala, tetapi hanya terjadi
pembengkakan, biarkan anak telentang, lakukan pengompresan dengan air dingin di tempat yang nyeri. Jika anak dapat minum obat, berikan
cairan atau tablet pereda rasa nyeri. 3 Jika gejala awal tampak ringan, amati terus kondisi anak sampai 48 jam. Di malam hari, bangunkan anak
setiap satu atau dua jam. Jika anak tidak memberikan respons terhadap
Universitas Sumatera Utara
pertanyaanperintah sederhana atau jika terus muntah, segera hubungi dokter.
d. Demam
Tindakan Pertolongan: 1 Jika suhu tubuh anak mencapai 39° C, lakukan pengompresan dengan es. 2 Berikan obat penurun panas sesuai
dengan dosis. 3 Jangan menyelimuti atau membungkus anak. 4 Jangan membangunkan dengan alasan mau memberi obat sebab dalam
kondisi ini tidur lebih baik bagi anak. 5 Jika 1-2 jam setelah diberi obat panasnya meningkat menjadi 40° C, rendam anak dalam ember atau bak
berisi air dingin. 6 Setelah panasnya turun, berikan pakain yang nyaman dan sejuk. 7 Jika panas tak kunjung reda, hubungi dokter.
e. Keseleo, Patah Tulang, Sendi Bergeser dislokasi
Tindakan Pertolongan: 1 Biarkan anak dalam posisi istirahat. 2 Angkat posisi cedera sampai lebih tinggi daripada posisi jantung. Ini
berguna untuk memperlambat aliran darah. 3 Berikan kompres dingin selama 15-20 menit. Jika bengkak tidak mengempis, ulangi lagi
pengompresan. 4 Beri obat penghilang rasa nyeri. 5 Biasanya, penyembuhan untuk patah tulang memakan waktu 2 bulan, keseleo 1-2
minggu, pergeseran sendi 2-3 bulan
2.2.2 Tersayat