Aset Tetap sebesar Rp8.118.105.932,00; 3. Piutang Jangka Panjang sebesar Rp55.468.766,00; dan
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2014 Audited
Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca
32
Tabel 24 Aset Lancar
Nama Perkiraan 31 Desember
2014 31 Desember
2013 Kenaikan Penurunan
Jumlah Piutang Bukan Pajak
56.271.958.316 47.176.671.490
9.095.286.826 19,28
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang
Bukan Pajak 43.912.718.751
44.837.671.490 924.952.739
2,06
Bagian Lancar Tagihan Tuntutan
PerbendaharaanTuntuta n Ganti Rugi
473.550.899 177.522.930
296.027.969 166,75
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bagian
Lancar Tagihan Tuntutan
PerbendaharaanTuntuta n Ganti Rugi
171.855.965 165.072.930
6.783.035 4,11
Persediaan 542.679.021
828.308.728 285.629.707
34,48
Total 13.203.613.520
3.179.758.728 10.023.854.792
315,24
Aset Lancar adalah aset yang segera direalisasikan, dipakai atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 dua belas bulan sejak tanggal pelaporan.
Piutang Bukan Pajak Rp56.271.958.316,00
C.2.1.1 Piutang Bukan Pajak
Saldo Piutang Bukan Pajak Komisi Pengawas Persaingan Usaha per 31 Desember 2014 dan 2013
masing-masing sebesar Rp56.271.958.316,00 dan Rp47.176.671.490,00.
Piutang Bukan Pajak Komisi Pengawas Persaingan Usaha berasal dari Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Piutang Lainnya.
Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berada di Komisi Pengawas Persaingan Usaha berasal dari Piutang Denda atas Pelanggaran Persaingan Usaha. Menurut UU Nomor 5 Tahun
1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Pasal 47 disebutkan bahwa Komisi berwenang menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif terhadap pelaku usaha
yang melanggar ketentuan Undang-undang ini. Tindakan administratif sebagaimana dimaksud dapat berupa perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan atau membatalkan perilaku yang
telah terbukti melanggar hukum persaingan usaha, penetapan ganti rugi dan dapat juga berupa denda serendah-rendahnya Rp1.000.000.000,00 dan setinggi-tingginya Rp25.000.000.000,00 yang
harus disetorkan ke kas negara. Dengan demikian, Komisi Pengawas Persaingan Usaha mempunyai kewenangan untuk menjatuhkan sanksi kepada pelaku usaha yang melanggar UU
Nomor 5 Tahun 1999 dalam bentuk denda. Dalam UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dijelaskan bahwa Piutang Negara
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2014 Audited
Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca
33 adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Pusat danatau hak Pemerintah Pusat
yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau akibat lainnya yang sah. Berdasarkan definisi
tersebut, Tim Pemeriksa BPK di Komisi Pengawas Persaingan Usaha tahun 2008 merekomendasikan agar Komisi Pengawas Persaingan Usaha mencatat semua potensi
penerimaan negara yang menjadi kewajiban pihak lain untuk membayarnya dalam hal ini denda pelanggaran persaingan usaha dalam bentuk piutang. Untuk itu, sejak tahun 2008 denda
pelanggaran persaingan usaha yang belum dibayarkan ke kas negara oleh pelaku usaha sesudah tanggal jatuh tempo denda dicatat dalam Neraca Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan
Usaha dalam akun Piutang Negara Bukan Pajak. Dalam pencatatan Piutang Bukan Pajak, Komisi Pengawas Persaingan Usaha berpedoman pada
peraturan yang berlaku terkait dengan pencatatan piutang bukan pajak, yaitu UU Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, PP Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan
Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak, PP Nomor 29 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penentuan Jumlah, Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak, PMK Nomor
128PMK.062007 tentang Pengurusan Piutang Negara, PMK Nomor 69PMK.062014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada
Kementerian NegaraLembaga dan Bendahara Umum Negara, Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-82PB 2011 tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tak Tertagih Pada Kementerian
NegaraLembaga dan Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-85PB2011 tentang Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Satuan Kerja Kementerian NegaraLembaga.
Namun demikian, pencatatan Piutang Negara Bukan Pajak pada Komisi Pengawas Persaingan Usaha tetap disesuaikan dengan kondisi piutang yang dikelola Komisi Pengawas Persaingan
Usaha dan koridor yang digariskan dalam UU Nomor 5 Tahun 1999. Beberapa hal yang perlu dijelaskan terkait dengan pengelolaan Piutang Negara Bukan Pajak pada
Komisi Pengawas Persaingan Usaha : 1. Denda pelanggaran persaingan usaha sebagai akibat Putusan Komisi Pengawas Persaingan
Usaha, Putusan Keberatan Putusan Pengadilan Negeri, Putusan Kasasi Putusan Mahkamah
Agung maupun Putusan Peninjauan Kembali PK yang telah berkekuatan hukum tetap
inkracht akan dicatat sebagai piutang ke dalam Buku Piutang. Berdasarkan Buku Piutang inilah dilakukan pengelolaan Piutang Negara Bukan Pajak Komisi Pengawas Persaingan
Usaha. 2. Berdasarkan kesepakatan antara Komisi Pengawas Persaingan Usaha dengan Badan
Pemeriksa Keuangan dalam pemeriksaan Laporan Keuangan Tahun 2014, piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan keputusan inkracht yaitu dengan
ketentuan sebagai berikut:
-
Piutang dicatat apabila tidak terdapat keberatan dari pihak terlapor atas Putusan Perkara Komisi Pengawas Persaingan Usaha dalam rentang waktu 14 empat belas hari kerja dari