Ekuitas Dana Investasi sebesar Rp15.051.817.559,00.
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2014 Audited
Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca
33 adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Pusat danatau hak Pemerintah Pusat
yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau akibat lainnya yang sah. Berdasarkan definisi
tersebut, Tim Pemeriksa BPK di Komisi Pengawas Persaingan Usaha tahun 2008 merekomendasikan agar Komisi Pengawas Persaingan Usaha mencatat semua potensi
penerimaan negara yang menjadi kewajiban pihak lain untuk membayarnya dalam hal ini denda pelanggaran persaingan usaha dalam bentuk piutang. Untuk itu, sejak tahun 2008 denda
pelanggaran persaingan usaha yang belum dibayarkan ke kas negara oleh pelaku usaha sesudah tanggal jatuh tempo denda dicatat dalam Neraca Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan
Usaha dalam akun Piutang Negara Bukan Pajak. Dalam pencatatan Piutang Bukan Pajak, Komisi Pengawas Persaingan Usaha berpedoman pada
peraturan yang berlaku terkait dengan pencatatan piutang bukan pajak, yaitu UU Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, PP Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan
Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak, PP Nomor 29 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penentuan Jumlah, Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak, PMK Nomor
128PMK.062007 tentang Pengurusan Piutang Negara, PMK Nomor 69PMK.062014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada
Kementerian NegaraLembaga dan Bendahara Umum Negara, Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-82PB 2011 tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tak Tertagih Pada Kementerian
NegaraLembaga dan Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-85PB2011 tentang Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Satuan Kerja Kementerian NegaraLembaga.
Namun demikian, pencatatan Piutang Negara Bukan Pajak pada Komisi Pengawas Persaingan Usaha tetap disesuaikan dengan kondisi piutang yang dikelola Komisi Pengawas Persaingan
Usaha dan koridor yang digariskan dalam UU Nomor 5 Tahun 1999. Beberapa hal yang perlu dijelaskan terkait dengan pengelolaan Piutang Negara Bukan Pajak pada
Komisi Pengawas Persaingan Usaha : 1. Denda pelanggaran persaingan usaha sebagai akibat Putusan Komisi Pengawas Persaingan
Usaha, Putusan Keberatan Putusan Pengadilan Negeri, Putusan Kasasi Putusan Mahkamah
Agung maupun Putusan Peninjauan Kembali PK yang telah berkekuatan hukum tetap
inkracht akan dicatat sebagai piutang ke dalam Buku Piutang. Berdasarkan Buku Piutang inilah dilakukan pengelolaan Piutang Negara Bukan Pajak Komisi Pengawas Persaingan
Usaha. 2. Berdasarkan kesepakatan antara Komisi Pengawas Persaingan Usaha dengan Badan
Pemeriksa Keuangan dalam pemeriksaan Laporan Keuangan Tahun 2014, piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan keputusan inkracht yaitu dengan
ketentuan sebagai berikut:
-
Piutang dicatat apabila tidak terdapat keberatan dari pihak terlapor atas Putusan Perkara Komisi Pengawas Persaingan Usaha dalam rentang waktu 14 empat belas hari kerja dari
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2014 Audited
Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca
34 diterimanya pemberitahuan petikan Putusan Perkara Komisi Pengawas Persaingan Usaha
kepada pihak terlapor.
-
Terhadap Putusan Perkara Komisi Pengawas Persaingan Usaha yang terdapat proses keberatan dari pelaku usaha terlapor, maka piutang dicatat pada saat staf Bagian Litigasi
menerima salinan putusan dari Pengadilan Negeri yang dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima BAST.
3. Dalam UU Nomor 5 Tahun 1999 pasal 44 ayat 1 dijelaskan bahwa “Dalam waktu 30 tiga puluh hari sejak pelaku usaha menerima pemberitahuan putusan Komisi, pelaku usaha wajib
melaksanakan putusan tersebut dan menyampaikan pelaksanaannya kepada Komisi.” Berdasarkan pasal tersebut, kami menginterpretasikan bahwa pelaku usaha yang dijatuhi
sanksi denda wajib melakukan pembayaran denda tersebut paling lambat 30 tiga puluh hari sejak yang bersangkutan menerima pemberitahuan putusan Komisi jatuh tempo dan
pembayaran tersebut dilakukan secara sekaligus, bukan mengangsur. 4. Definisi piutang jangka panjang dan piutang jangka pendek berdasarkan Perdirjen
Perbendaharaan Nomor PER-82PB2011:
Piutang Jangka Panjang: piutang yang akan jatuh tempo atau akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan.
Piutang Jangka Pendek: piutang yang akan jatuh tempo dan akan direalisasikan dalam
jangka waktu 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Dengan mengacu kepada definisi tersebut, piutang denda pelanggaran persaingan usaha
Komisi Pengawas Persaingan Usaha dapat dikategorikan ke dalam piutang jangka pendek karena jatuh temponya selama 30 tiga puluh hari sejak putusan berkekuatan hukum tetap.
Dalam Neraca, piutang denda tersebut dicatat dalam akun Piutang Negara Bukan Pajak. Selain hal-hal tersebut diatas, terdapat beberapa informasi berkenaan dengan penatausahaan
Putusan Perkara Komisi Pengawas Persaingan Usaha dari tahun 2000 sampai dengan periode 31 Desember 2014:
1. Berdasarkan Buku Piutang dari Direktorat Penindakan serta Daftar Denda, Piutang dan Amar
Putusan dan Direktorat Persidangan sampai dengan Periode 31 Desember 2014, terdapat 290 Perkara Pelanggaran Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dengan rincian sebagai berikut:
a. sebanyak 188 perkara terbukti bersalah dengan 48 putusan berupa sanksi administratif dan 140 putusan berupa Denda Persaingan Usaha Lampiran V;
b. sebanyak 51 perkara tidak terbukti bersalah Lampiran VI; dan c. sebanyak 51 perkara tidak dilanjutkan ke pemeriksaan Lampiran VII.
2. Berdasarkan 140 Putusan yang dikenakan Denda Persaingan Usaha tersebut diatas diketahui
bahwa: a. sebanyak 24 perkara telah diajukan keberatan oleh pihak pelaku usaha terlapor dan
Komisi Pengawas Persaingan Usaha dinyatakan kalah Lampiran VIII; b. sebanyak 10 perkara masih dalam proses keberatan di tingkat Pengadilan Negeri
Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 2014 Audited
Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca
35 Lampiran IX;
c. sebanyak 21 perkara masih dalam proses kasasi di tingkat Mahkamah Agung Lampiran X; dan
d. sebanyak 85 perkara yang telah inkracht Lampiran XI terdiri dari 33 perkara inkracht di tingkat Komisi Pengawas Persaingan Usaha Lampiran XII, 5 perkara inkracht di tingkat
Pengadilan Negeri Lampiran XIII dan 47 perkara inkracht di tingkat Mahkamah Agung Lampiran XIV.
3. Nilai Denda Persaingan Usaha dari 85 perkara yang telah inkracht tersebut adalah sebesar
Rp251.600.119.457,00, total penerimaan ke kas Negara dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2014 adalah Rp195.518.507.437,00 sehingga nilai denda persaingan usaha yang belum
dibayar sampai dengan periode 31 Desember 2014 adalah Rp56.081.612.020,00 dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 25 Nilai Denda Persaingan Usaha
Uraian Jumlah
Putusan Jumlah
Pelaku Usaha
Nilai Denda Persaingan
Usaha Nilai Denda Persaingan Usaha yang
sudah inkracht Lampiran XV 85
298 251.600.119.457
Nilai Denda Persaingan Usaha yang Sudah Lunas Lampiran XVI
49 154
192.381.220.267
Total Penerimaan
Angsuran Pembayaran Denda Persaingan Usaha
s.d 31 Desember 2014 17
29 3.137.287.170
Nilai Denda Persaingan Usaha yang sudah inkracht yang Belum Lunas s.d 31 Desember 2014, terdiri
dari: 142
56.081.612.020
Nilai Denda Persaingan Usaha yang Belum Lunas dengan Cara Diangsur
Lampiran XVII posisi 31 Desember 2014
17 29
6.165.294.130
Nilai Denda Persaingan Usaha yang Tidak Dibayar Sama Sekali s.d 31
Desember 2014 Lampiran XVIII 43
115 49.916.317.890