U ntuk memperbaiki keadaan.
Perilaku Tercela
49
Kedua, menyadari bahwa perilaku ini dilarang oleh Allah Swt. dan mendatangkan dosa bagi diri kita. Apapun keuntungan
sesaat yang kita dapatkan dari perilaku nami -
mah ini tidak berarti dibandingkan panasnya neraka akibat dosa perilaku ini.
Ketiga, senantiasa menjaga hati dari keinginan yang tidak benar. Keinginan hati yang tidak terkendali dapat mendorong kita
melakukan apa pun untuk mendapatkannya. Dengan mengendalikan keinginan hati, tindakan kita pun dapat terkendali.
Keempat, memperluas pergaulan dan silaturahmi. Dengan
silaturahmi dan persahabatan yang luas, kita akan menemukan banyak alternatif yang baik untuk mendapatkan keinginan kita.
Kelima, melakukan tabayun atas berita yang kita perolah.
Tabayun artinya meneliti kembali kebenaran berita yang kita peroleh. Hal ini penting agar memperoleh informasi yang benar dan dapat
bersikap dengan benar pula.
Kegiatan Pribadi
1. Lakukanlah introspeksi diri terkait lima sifat tercela yang telah kita pelajari pada bab
ini. 2.
Catatlah hasil introspeksi kalian dalam catatan berikut kisah saat perilaku itu terjadi. Jangan lupa lakukan analisis sebab dan akibat tindakan tersebut bagi diri kalian dan
orang lain.
3. Bagaimanakah kalian menyikapi tindakan kalian tersebut?
4. Apakah yang akan kalian lakukan untuk menghindari lima sikap tercela ini? Uraikanlah
untuk setiap sikap tercela.
1. Sikap tercela adalah sikap yang membawa hal buruk dan dosa
dalam pandangan Allah Swt. 2.
Ana-niyyah berarti sikap mengutamakan atau menonjolkan rasa keakuan saat bersikap. Dalam bahasa yang lebih umum kita
menyebutnya egois atau
selfish
. 3.
Ana-niyyah berakar dari sikap yang salah dalam memandang diri sendiri.
4. Gad.ab atau marah yang dilarang oleh agama adalah marah yang
tidak terkendali. 5.
H. asad berasal dari kata bahasa Arab yang berarti rasa iri atau dengki. H. asad adalah rasa tidak suka yang bersemayam dalam
hati saat m engetahui orang lai n m end ap at ni km at atau keberhasilan.
Pendidikan Agama Islam Kelas VIII
50
6. Gi
- bah adalah gosip, yaitu membicarakan atau menampakkan
sesuatu yang tidak disukai oleh orang yang dibicarakan. Gi -
bah dapat dilakukan dengan perkataan atau tindakan.
7. Nami
- mah artinya mengadu domba, yaitu tindakan mengadu dua
orang atau lebih agar bermusuhan atau berselisih. Tindakan ini dapat berupa menyebarkan isu atau provokasi pancingan pada
dua orang agar timbul masalah. Selanjutnya, timbul perselisihan antara kedua orang atau dua kelompok itu.
Sikap tercela selamanya adalah sikap yang buruk meski kadang dilakukan dengan niat yang baik. Oleh karena itu kita harus berusaha
menghindarinya. Kunci utama dalam menghindari sesuatu yang buruk terpulang kepada diri kita sendiri. Saat hati kita terisi oleh bisikan
setan, perilaku jahat sekalipun akan terasa mudah terlaksana. Oleh karena itu, mendekatkan diri dan memohon perlindungan kepada
Allah Swt. adalah kunci utama meghindari perilaku tercela.
Apa yang telah kalian pelajari pada bab ini menjadi bahan renungan hati kalian. Selanjutnya, terapkanlah dalam kehidupan
kalian. Ilmu yang telah kalian pelajari tidak akan berarti jika berhenti pada pengetahuan semata. Amal perbuatanlah yang menjadi tolak
ukur keberhasilan pelajaran kalian ini.
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar
1. Bagaimanakah sikap ana-niyyah dapat muncul pada diri seseorang? 2. Sikap ana-niyyah ada kalanya diperlukan. Kapankah sikap ini diperlukan? Jelaskan
3. Bagaimanakah cara kalian menjaga diri dari sikap ana-niyyah ? 4. Bolehkah kita marah? M engapa?
5. Apakah h.asad itu? Jelaskan perilaku h.asad yang paling sering kalian jumpai 6. H. asad memakan amal sebagaimana api memakan kayu bakar. Apakah maksud
kalimat tersebut? 7. Pernahkah kalian melakukan gi
- bah yang diperbolehkan? Ceritakan pengalaman
kalian 8. Gi
- bah dapat menghabiskan amal. Bagaimanakah hal ini terjadi?
9. Mengapa nami -
mah dilarang oleh agama? 10. Apakah yang akan kalian lakukan saat tanpa sengaja mengadu domba orang lain?
Salat Rawatib
51
Salat rawatib Ketentuan
salat rawatib Pengertian salat
rawatib
Salam jumpa di bab V. Bab yang akan kita pelajari ini mengangkat bahasan salat rawatib.
Bahasan ini merupakan kelanjutan dari dari bahasan fikih di kelas VII bab XIII tentang salat jamak dan salat qasar. Bab ini merupakan
bab unik. M engapa demikian? Karena materi yang akan kita pelajari menjadi penambah saat salat wajib kita tidak sempurna.
Pernahkah kalian memperhatikan salat yang kalian lakukan? Sudah sempurnakah salat kalian tersebut? Salat yang sempurna adalah
salat yang dilaksanakan sebagaimana Rasulullah melaksanakan salat. Artinya, tata cara beliau salat, kekhusyu’an, dan tersambungnya jiwa
beliau dengan Allah saat salat adalah acuan kita.
Kekurangan yang mungkin ada saat kita melaksanakan salat wajib dapat kita sempurnakan dengan salat-salat rawatib. Oleh karena itu,
dengan mempelajari bab ini kalian akan memahami berbagai cara, waktu, macam, serta ketentuan salat rawatib yang lain.
M anfaat salat rawatib
M acam-macam salat rawatib
Praktik salat rawatib
Pendidikan Agama Islam Kelas VIII
52
Salat rawatib adalah salat sunah yang dilaksanakan
mengiringi salat wajib, baik sebelumnya atau sesudahnya.
M engapa Salat Rawatib Penting?
Sebagai muslim, setiap hari kita melaksanakan salat. Salat adalah media “ pertemuan” kita dengan Allah swt. Saat salat kita harus
khusyuk. Hati fokus kepada Allah, pikiran tertuju sepenuhnya kepada- Nya, gerakan anggota badan terkontrol, dan tidak mudah terganggu
oleh kilasan pikiran maupun suasana yang ada di sekitar kita. Inilah salat yang dilaksanakan oleh Rasulullah dan para sahabat. Inilah salat
yang baik.
Coba perhatikanlah salat kita. Pernahkah saat salat kalian memikirkan hal lain, film, gosip, atau bahkan barang yang hilang?
Pernahkah pula mata kalian membaca tulisan di baju jamaah di depan saf kalian? Atau mengomentari hal yang terjadi di sekitar ketika kalian
salat? Kalau pernah, berarti salat kalian telah terganggu. Salat kalian tidak sempurna.
Inginkah kalian menyempurnakan salat kalian dari kekurangan- kekurangan seperti itu? Inilah sebab salat rawatib penting. Salat rawatib
menyempurnakan kekurangan-kekurangan salat yang kita laksanakan. Dengan banyak melaksanakan salat rawatib sebaik mungkin, salat
wajib kita akan diperbaiki dari kekurangan.
Pengertian Salat Rawatib
Kata rawatib berasal dari bahasa Arab yang berarti mengiringi. Secara istilah, salat rawatib adalah salat sunah yang dilaksanakan
mengiringi salat fardu. Salat rawatib berhukum sunah. Artinya, kita mendapatkan pahala jika mengerjakannya dan tidak berdosa jika kita
tidak melaksanakannya. Sayyid Sabiq: 1993
Sumber: www.republika.com
Gambar 5.1. Muslim China melaksanakan
salat rawatib. Salat rawatib melengkapi kekurangan salat
wajib.
Salat Rawatib
53
M anfaat Sunah
Salat rawatib senantiasa dilaksanakan oleh Rasulullah saw. Beliau juga senantiasa mengingatkan para sahabat untuk mengerjakan salat
yang mendatangkan manfaat besar ini. M anfaat salat raw atib tersebutkan dalam salah satu hadis yang artinya sebagai berikut.
Rasulullah bersabda, “ Sesungguhnya amal yang pertama kali akan dihisab adalah salat. Jika salatnya bagus, ia telah beruntung, dan
jika rusak, ia telah merugi. Apabila kurang sedikit, Allah Azza w a jalla ber firm an, “ Lihat lah kem bali, ap akah ham ba-Ku it u m e-
laksanakan salat sunah?” Jika ditemukan salat sunah salat wajibnya disempurnakan dengan salat sunah tersebut. Selanjutnya, amal yang
lainpun disempurnakan juga.”
Inilah manfaat salat sunah, terutama salat sunah rawatib. Salat ini dilaksanakan mengiringi salat wajib yang telah Allah swt. wajibkan
kepada kita. Kedudukan istimewa ini tentu memiliki fungsi yang sangat penting sebagaimana tersebut dalam hadis di atas.
M acam-M acam Salat Rawatib
Para ulama membagi salat rawatib dalam berbagai kategori, yaitu berdasarkan waktu pelaksanaannya dan dikuatkannya perintah
melaksanakan salat tersebut.
Salat Rawatib Berdasarkan Waktunya
Berdasarkan waktunya, salat rawatib dibagi menjadi dua sebagai berikut.
1. Salat Rawatib Qabliyah, yaitu salat rawatib yang dilaksanakan
sebelum kita melaksanakan salat wajib. 2.
Salat Rawatib Bakdiyah, yaitu salat rawatib yang dilaksanakan sesudah kita melaksanakan salat wajib. Salat rawatib bakdiyah
ini kita laksanakan sesudah salat Zuhur, M agrib, dan Isya. Adapun salat Subuh dan Asar tidak diikuti dengan salat bakdiyah karena
Rasulullah melarang kita melaksanakan salat bakdiyah pada dua waktu tersebut. Sayyid Sabiq: 1993
Salat Rawatib Berdasarkan Kuatnya Anjuran
Berdasarkan kuatnya anjuran untuk melaksanakannya, salat rawatib dibagi menjadi salat rawatib muakkad dan rawatib gairu
muakkad.