M enahan D iri Sejak Terbit Fajar hingga Terbenam M atahari Syarat Wajib Puasa Ramadan

Ketentuan Puasa Wajib dan Sunah 73 H al-H al yang M embatalkan Puasa Seperti halnya ibadah yang lain, puasa juga memiliki hal-hal yang dapat membatalkannya. Puasa yang batal tidak dapat dilanjutkan. Artinya, puasa tersebut telah rusak dan tidak sah lagi di hadapan Al- lah Swt. Hal-hal yang membatalkan puasa dapat berupa tindakan-tindakan yang sengaja dilakukan oleh orang yang berpuasa, ada pula hal-hal yang tidak dapat dihindari. Hal-hal tersebut sebagai berikut.

1. Tindakan-Tindakan yang M embatalkan Puasa

a. M akan dan minum dengan sengaja. b. M untah dengan sengaja. c. M engeluarkan mani dengan sengaja. d. Berhubungan suami istri. e. M embatalkan niat puasa. f. Keluar dari agama Islam.

2. H al-H al yang Tidak D apat D ihindari

a. Keluar darah haid atau nifas. b. Hilang akal, baik karena gila atau sakit. c. M elihat bulan tanggal 1 Syawal. Selain hal-hal tersebut, Allah Swt. juga memperingatkan kita untuk menjauhi hal-hal yang merusak puasa kita. Diantara hal- hal yang merusak puasa adalah bergunjing, berbohong, dan perbuatan tidak terpuji lainnya. Sebaliknya, Allah Swt. dan rasul- Nya memerintahkan kita untuk memperbanyak amal saleh. Sumber: www.bunghaw.wordpress .com Gambar 7.3 Pada saat melaksanakan puasa Ramadan, kita dilarang melakukan beberapa hal dan disunahkan beberapa hal yang lain. Pendidikan Agama Islam Kelas VIII 74 Sunah-Sunah Puasa Amal saleh yang Allah Swt. perintahkan saat kita berpuasa dikenal sebagai sunah-sunah puasa. Secara umum, sunah puasa mencakup semua kebaikan dan hal-hal sunah yang Allah Swt. perintahkan kepada kita. Secara khusus, Allah Swt. dan rasulNya menganjurkan kita hal- hal berikut. 1. M engakhirkan sahur. 2. M enyegerakan berbuka. 3. M emperbanyak tadarus Al-Qur’an. 4. M elaksanakan salat malam atau salat tarawih. O rang-O rang yang D iperbolehkan Tidak Berpuasa Terdapat tiga kelompok manusia dalam berpuasa. Ada yang wajib berpuasa, ada yang diperbolehkan berpuasa, dan ada pula yang diperbolehkan tidak berpuasa. Orang yang wajib berpuasa adalah orang yang harus melaksanakan puasa karena telah memenuhi syarat wajib berpuasa. Orang yang diperbolehkan berpuasa adalah orang yang sebenarnya tidak wajib berpuasa tetapi boleh menjalankannya. M isal, anak kecil yang sebenarnya tidak wajib berpuasa tetapi melaksanakan puasa sebagai latihan. Adapun orang yang boleh tidak berpuasa adalah orang-or- ang yang sebenarnya wajib berpuasa tetapi diperbolehkan untuk tidak berpuasa. M ereka adalah orang-orang sebagai berikut. Sumber: www.catatanharianibunda. blogspot com Gambar 7.4 Salah satu orang yang diberi keringanan untuk tidak berpuasa Ramadan adalah ibu hamil. Akan tetapi mereka harus mengganti puasanya di waktu lain. 1. M usafir. Seorang musafir mendapatkan keringanan dari Allah Sw t. untuk tidak berpuasa karena beratnya perjalanan. 2. O rang yang sedang sakit. H al ini dimaksudkan untuk m eri ngankan saki t d an m em ud ahkan perawatannya. 3. Perempuan yang sedang hamil dan meyusui. M ereka sedang berada dalam keadaan yang menyulitkan untuk berpuasa. O leh karena itu, mereka diperbolehkan untuk tidak berpuasa. 4. O rang yang sudah renta. Keadaan beliau yang telah renta membuat kemampuan fisik mereka berkurang. 5. Orang yang bekerja keras. Apabila kita tidak memiliki pekerjaan lain selain pekerjaan tersebut ia boleh berbuka agar dapat bekerja. Akan tetapi, dia harus menggantinya di hari lain. Sayyid Sabiq: 1993 O rang-orang di atas diperbolehkan untuk tidak berpuasa Ramadan. Sebagai gantinya, mereka dapat menggantinya di lain hari sejumlah hari yang ditinggalkannya. Selain itu, ia juga dapat membayar fidyah untuk setiap hari yang ditinggalkannya. Inilah ketentuan puasa Ramadan. Ketentuan ini menjadi rujukan untuk puasa-puasa yang lain. Tentu saja dengan penyesuaian yang diperlukan untuk masing-masing puasa.