Sujud Tilawah di Luar Salat Sujud Tilawah di D alam Salat

Ketentuan Sujud Syukur, Sahwi, dan Tilawah 67 kebersihan dan kegunaan tempat tersebut. M isal, kalian sedang membaca ayat sajdah saat menunggu bis di halte bis yang penuh dengan orang lain. Kalian harus memperhatikan situasi dan kondisi saat itu. 2. Saat melaksanakan sujud tilawah dalam salat, janganlah sampai kalian mendahului gerakan imam. Jika saat itu imam tidak melaksanakan sujud tilawah, kalian tidak boleh melaksanakannya sendirian dalam jamaah. 3. Berusahalah untuk senantiasa menjaga kesucian diri saat membaca Al-Qur’an. Dengan demikian saat menemukan bacaan ayat sajdah, kalian dengan mudah melaksanakan sujud tilawah. Praktikkanlah dua variasi sujud tilawah berikut ini. 1. Saat duduk di teras masjid, kalian mendengar bacaan surah Al-Qur’an. Tak lama berselang, bacaan tersebut sampai pada ayat sajdah. Praktikkanlah sujud tilawah dalam keadaan seperti itu. 2. Saat mengikuti salat berjamaah, imam membaca ayat sajdah. Praktikkanlah sujud tilawah dalam keadaan berikut ini. 1. Sujud kita lakukan sebagai tanda ketundukan jiwa kita di hadapan Allah Swt. 2. Di luar salat terdapat tiga macam sujud, yaitu sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah. 3. Sujud syukur adalah sujud yang kita laksanakan ketika kita ingin berterima kasih kepada Allah Swt. atas apa yang kita terima. 4. Sujud sahwi adalah sujud yang kita lakukan saat kita terlupa atau tertinggal rukun salat. 5. Sujud tilawah adalah sujud saat kita membaca atau mendengar bacaan ayat sajdah. Pendidikan Agama Islam Kelas VIII 68 Alhamdulillah. Kalian telah menyelesaikan bab ini. Pengetahuan dan praktik yang telah kalian lakukan semoga bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari kalian. Sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah adalah praktik peribadatan yang sangat mungkin kita lakukan sehari-hari. Sujud ini mengiringi bentuk ibadah yang lain. O leh karena itu, Khusyuklah dalam salat sehingga kalian tidak perlu melaksanakan sujud sahwi. Sebaliknya perbanyaklah membaca Al-Q ur’an dan bersyukur agar kalian sering melakukan sujud syukur dan sujud tilawah. Dengan penghayatan yang penuh, sujud-sujud tersebut menghubungkan jiwa kita dan kehidupan keseharian kita kepada Allah Swt. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar. 1. M engapakah kita perlu melaksanakan sujud syukur? 2. Bagaimanakah cara melaksanakan sujud syukur? 3. Setelah mempelajari bab ini, bagaimanakah kamu bersyukur kepada Allah? 4. Apakah yang akan kalian lakukan saat terlupa melaksanakan tasyahud awal? 5. Apakah sujud sahwi itu? 6. Bagaimanakah cara melaksanakan sujud sahwi di dalam salat? 7. M engapa Iblis menolak bersujud kepada Adam? 8. Apakah sujud tilawah itu? 9. Bagaimanakah cara melaksanakan sujud tilawah itu? 10. Setelah belajar bab ini, apakah yang akan kalian lakukan saat membaca Al-Qur’an? Ketentuan Puasa Wajib dan Sunah 69 Salam jumpa di bab VII. Pada materi fikih sebelumnya kalian telah belajar tentang beberapa cara sujud. Pada bab ini, kalian akan mempelajari beberapa ketentuan tentang puasa wajib dan puasa sunah. Kalian sangat perlu memberikan perhatian khusus kepada materi puasa ini. Seperti kalian ketahui salah satu kewajiban kita selaku umat Islam adalah berpuasa Ramadan. Oleh karena itu, pengetahuan yang cukup atas ketentuan puasa sangat kalian perlukan. Selain itu, kalian dapat berlatih mempraktikkan berbagai puasa, baik puasa wajib maupun puasa sunah. Hal terkait puasa inilah yang akan kalian pelajari dalam bab ini. Puasa wajib dan puasa sunah Ked ud ukan p uasa dalam Islam Pengertian puasa Hukum Puasa Puasa wajib Puasa Ramadan Puasa Nazar Puasa kafarat Puasa qada Puasa sunah Puasa Senin Kamis Puasa Syawal Puasa Arafah Pendidikan Agama Islam Kelas VIII 70 Puasa atau siyam adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatal- kannya sejak terbit fajar hingga terbenamnya mata- hari. Pengertian Puasa Puasa merupakan kata yang digunakan dalam bahasa Indonesia untuk menerjemahkan kata bahasa Arab siyam yang berarti menahan diri. Secara istilah, kata puasa atau siyam adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa memiliki kedudukan penting dalam Islam. Salah satu puasa yang disyariatkan dalam Islam adalah puasa Ramadan. Puasa Ramadan menjadi rukun ke-empat diantara lima rukun Islam. D engan demikian, siapapun yang memenuhi syarat dan tidak memiliki halangan untuk berpuasa harus melaksanakan puasa ini. Lebih jauh tentang puasa Ramadan akan dibahas dalam subbab tersendiri. Dari pengertian di atas, puasa kita laksanakan dengan tata cara tertentu. H ukum Puasa Sebagai ibadah, puasa harus kita laksanakan sesuai ketentuan yang telah Allah Swt. tetapkan. Pelanggaran atau penyimpangan dari ketentuan tersebut membuat puasa yang kita lakukan batal. Bahkan, dapat pula puasa kita mendatangkan dosa saat kita laksanakan. Oleh karena itu, puasa memiliki hukum yang berbeda-beda tergantung sesuai atau tidaknya dengan ketentuan Allah Swt. Sumber: www.vtrediting.wordpress. com Gambar 7.1 Puasa melatih diri menahan nafsu makan. Hukum puasa terdiri atas empat macam, yaitu wajib, sunah, makruh, dan haram. a. Puasa wajib yaitu puasa yang harus kita laksanakan karena adanya sebab tertentu. Puasa yang memiliki hukum wajib adalah puasa Ramadan, puasa kafarat, puasa nazar, dan puasa qada. b. Puasa sunah yaitu puasa yang kita dianjurkan untuk melaksanakannya. Apabila kita laksanakan, kita mendapat pahala. Sebaliknya, apabila kita tinggalkan tidak membuat kita berdosa di hadapan Allah Swt. c. Puasa M akruh , yaitu puasa yang sebaiknya kita hindari. Puasa ini pada dasarnya boleh kita laksanakan. Akan tetapi, menjadi makruh saat kita memaksa- kannya saat keadaan kita tidak memungkinkan. d. Puasa haram , yaitu puasa yang tidak boleh kita laksanakan. Apabila kita melaksanakannya, kita berdosa. Contoh puasa haram adalah puasa yang kita laksanakan pada hari raya Idul fitri atau Idul Adha. Ketentuan Puasa Wajib dan Sunah 71 Puasa wajib adalah puasa yang wajib dilaksanakan oleh mereka yang memenuhi syarat puasa ini. Puasa wajib terdiri atas beberapa puasa, yaitu puasa Ramadan, puasa qada, puasa nazar, dan puasa kafarat. Puasa Ramadan Pembahasan puasa Ramadan menjadi acuan puasa yang lain. Ketentuan-ketentuan yang berlaku pada puasa Ramadan menjadi rujukan pelaksanaan puasa yang lain dengan beberapa perbedaan sesuai puasa bersangkutan. Adapun beberapa ketentuan puasa Ramadan adalah sebagai berikut. Pengertian Puasa Ramadan Secara bahasa, Ramadan berarti panas membakar. Puasa Ramadan adalah puasa yang wajib kita laksanakan pada bulan Ramadan selama satu bulan penuh. Penempatan puasa wajib di bulan Ramadan membawa pesan bagi setiap orang yang berpuasa bahwa mereka sedang membakar hawa nafsu agar tunduk pada Allah Swt. dan bukan sekadar memindah jadwal makan. Sayyid Sabiq: 1993 Puasa inilah puasa paling penting dalam Islam. Puasa ini pula yang dimaksud saat kita menyebut rukun Islam ke-empat. An Ibni ‘Umara rad.iyalla -hu ‘anhuma-: Qa-la Rasu-lulla-hi s.allalla-hu ‘alaihi wasallama buniyal-isla-mu ‘ala khamsin: syaha-datu alla- ila- ha illalla-hu w a anna M uham m ad ar rasu-lulla-hi, w aiq a-m is.- s.ala -ta, wa i-ta-iz-zaka-ti, wa s.aumi ramad.a-na wa h.ijjul-baiti Artinya: D ari Ibnu Umar ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Islam didirikan atas lima dasar, yaitu bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan M uhammad adalah utusanN ya, mendirikan salat , m em bayar zakat , m enunaikan p uasa Ram adan, dan melaksanakan haji ke baitullah. H.R. Bukhari H adis ini menjadi penjelasan satu firman Allah Sw t. yang memerintahkan umat Islam melaksanakan puasa. Ayat tersebut adalah ayat ke 183 Surah al-Baqarah [2] . Bukalah Al-Qur’an dan temukanlah ayat ke 183 Surah al-Baqarah [2]. Pesan apakah yang kamu temukan di sana? Puasa Ramadan adalah puasa yang kita laksanakan setiap bulan Ramadan tiba. Pendidikan Agama Islam Kelas VIII 72

2. Syarat Sah Puasa Ramadan

Syarat sah puasa Ramadan adalah syarat yang menentukan puasa seseorang sah atau tidak di hadapan Allah Swt. Syarat sah puasa Ramadan antara lain sebagai berikut: a. beragama Islam saat melaksanakan puasa tersebut, b. mumayyiz, c. suci dari haid, nifas, dan wiladah, dan d. dilaksanakan pada waktu yang ditentukan. Rukun Puasa Rukun puasa adalah hal-hal yang wajib kita laksanakan saat menjalankan puasa ramadan. Rukun puasa ini juga berlaku pada puasa yang lain. Adapun rukun puasa sebagai berikut.

1. N iat

Niat artinya menyengaja dalam hati untuk melaksanakan puasa. Dalam niat inilah kita diingatkan untuk selalu ikhlas karena Allah semata. Di kalangan ulama terdapat perbedaan pendapat tentang kapan waktu berniat puasa. Sebagian ulama berpendapat niat harus dilaksanakan setiap malam sebelum kita berpuasa Ramadan. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa kita boleh berniat satu kali saja di awal bulan Ramadan. Perbedaan ini tidak menjadi masalah. O leh karena itu, kita tidak boleh berselisih dengan teman karena berbeda pendapat dalam hal ini.

2. M enahan D iri Sejak Terbit Fajar hingga Terbenam M atahari

M enahan diri dalam hal ini tentu bukan menahan diri dari segala hal. Akan tetapi, menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa. Selain itu, kita juga diperintahkan untuk menghindari hal- hal yang dapat merusak puasa kita. Sumber: www.ezsoftech.com Gambar 7.2 Puasa Ramadan haruslah disambut dengan senang hati oleh setiap muslim. Rukun puasa Ramadan terdiri atas: 1. Niat, dan 2. menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Syarat Puasa Ramadan Puasa Ramadan memiliki dua jenis syarat, yaitu syarat wajib dan syarat sah puasa Ramadan.

1. Syarat Wajib Puasa Ramadan

Syarat w ajib adalah keadaan-keadaan yang m e- nyebabkan seseorang w aj i b m enj alankan puasa Ramadan. Adapun syarat wajib puasa Ramadan sebagai berikut: a. beragama Islam, b. balig atau telah cukup umur, c. berakal atau memiliki akal w aras yang dapat digunakan untuk berpikir, d. suci dari haid dan nifas, e. sedang mukim atau tidak bepergian, dan f. sanggup melaksanakan puasa. Ketentuan Puasa Wajib dan Sunah 73 H al-H al yang M embatalkan Puasa Seperti halnya ibadah yang lain, puasa juga memiliki hal-hal yang dapat membatalkannya. Puasa yang batal tidak dapat dilanjutkan. Artinya, puasa tersebut telah rusak dan tidak sah lagi di hadapan Al- lah Swt. Hal-hal yang membatalkan puasa dapat berupa tindakan-tindakan yang sengaja dilakukan oleh orang yang berpuasa, ada pula hal-hal yang tidak dapat dihindari. Hal-hal tersebut sebagai berikut.

1. Tindakan-Tindakan yang M embatalkan Puasa

a. M akan dan minum dengan sengaja. b. M untah dengan sengaja. c. M engeluarkan mani dengan sengaja. d. Berhubungan suami istri. e. M embatalkan niat puasa. f. Keluar dari agama Islam.

2. H al-H al yang Tidak D apat D ihindari

a. Keluar darah haid atau nifas. b. Hilang akal, baik karena gila atau sakit. c. M elihat bulan tanggal 1 Syawal. Selain hal-hal tersebut, Allah Swt. juga memperingatkan kita untuk menjauhi hal-hal yang merusak puasa kita. Diantara hal- hal yang merusak puasa adalah bergunjing, berbohong, dan perbuatan tidak terpuji lainnya. Sebaliknya, Allah Swt. dan rasul- Nya memerintahkan kita untuk memperbanyak amal saleh. Sumber: www.bunghaw.wordpress .com Gambar 7.3 Pada saat melaksanakan puasa Ramadan, kita dilarang melakukan beberapa hal dan disunahkan beberapa hal yang lain.