9
c. Bagian dari Retribusi KabupatenKota; d. Alokasi Dana Desa ADD;
e. Bantuan Keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Peerintah KabupatenKota dan Desa lainnya;
f. Hibah; g. Sumbangan Pihak Ketiga.
Belanja desa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b di atas, meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam 1 satu tahun anggaran
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja Desa sebagaimana dimaksud pada ayat 4 di atas, terdiri dari:
1. Belanja Langsung, terdiri dari: a. Belanja Pegawai;
b. Belanja Barang dan Jasa c. Belanja Modal;
2. Belanja Tidak Langsung, terdiri dari: a. Belanja PegawaiPenghasilan Tetap;
b. Belanja Subsidi; c. Belanja Hibah Pembatasan Hibah;
d. Belanja Bantuan Sosial; e. Belanja Bantuan Keuangan;
f. Belanja Tak Terduga; Pembiayaan desa, meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali danatau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
1 Pembiayaan Desa, terdiri dari: a. Penerimaan Pembiayaan; dan
b. Pengeluaran Pembiayaan. 2 Penerimaan Pembiayaan, mencakup:
a. Sisa lebih perhitungan anggaran SilPA tahun sebelumnya. b. Pencairan Dana Cadangan.
c. Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan. d. Penerimaan Pinjaman
3 Pengeluaran Pembiayaan, mencakup: a. Pembentukan Dana Cadangan.
b. Penyertaan Modal Desa. c. Pembayaran Utang
C. BPD Terlibat dalam Segenap Proses Penyusunan APBDes
Dari hasil pencatatan dokumen dan wawancara dengan informan, beberapahal dapat dicatat antara lain sebagai berikut:
a. Penjelasan informan, Sekretaris Desa Jembris Joroh 41 th mengatakan , SDM aparatur yang ditugaskan sebagai perencana perlu ditambah dan kualitasnya perlu ditingkatkan khususnya para
kepala-kepala urusan harus betul-betul mempunyai kemampuan sebagai planner. Sampai saat ini kuantitas dan kualitasnya masih pas-pasan. Beberapa peserta Musrenbang diantarnya adalah
perangkat desa, tokoh masyarakat . Dan diakui sendiri oleh sekretaris desa bahwa pada prinsipnya kemampuan apatur perencanaan masih sangat terbatas sehingga perencanaan yang
dihasilkan belum optimal sesuai dengan kaidah-kaidah perencanaan. Dari gambaran di atas dapat diinterprestasikan bahwa guna mewujudkan perencanaan yang baik dibutuhkan kuantitas
dan kualitas aparatur perencana yang memadai.
10
b. Pandangan lainnya bahwa proses perencanaan yang dilaksanakan sekarang dalam hal mekanismenya perlu disempurnakan: Mengingat ketersediaan dana pembangunan yang relatif
terbatas dan kebutuhan pembiayaan usulan masyarakat yang jauh melebihi ketersediaan dana yang ada, maka sebaiknya ada kriteria yang jelas tentang skala prioritas pembangunan dan
diinformasikan kepada masyarakat. Bila dilihat dari tahapan proses perencanaan pembangunan yang telah diselenggarakan di tingkat desa dan Kecamatan, diperoleh gambaran sebagai berikut:
Beberapa tahapan proses perencanaan pembangunan desa belum dilaksanakan, diantaranya tahapan persiapan dan tahapan pembahasan kegiatanpenetapan prioritas rencana kegiatan.
Menetapkan prioritas kegiatan yang akan diajukan ke Kecamatan terpenuhi, meskipun penetapan prioritas kegiatan dilakukan oleh Kepala Desa beserta aparat dan BPD tanpa
melibatkan masyarakat. c. Beberapa pendapat dari peserta Musrenbang terutama para tokoh masyarakat, dimana
pandangan di atas menunjukan bahwa kehadiran peserta dalam musrenbang semata-mata hanya untuk memenuhi undangan Kepala Desa dan dalam musrenbang tersebut tidak menyampaikan
pendapat dalam pengajuan usulan. Mereka terkesan menyerahkan sepenuhnya kepada Kepala Desa.
Usulan yang masuk dari setiap lingkungan di Desa Kamanga dibahas dalam musrenbang Informasi tentang masalah dan kebutuhan masyarakat yang diusulkan ke tingkat desa
umumnya merupakan masalah dan kebutuhan masyarakat berdasarkan pandangan para kepala Dusun. Seperti yang diungkapkan oleh Allan 45 th sebagai kepala dusun di Desa Kamanga
sebagai berikut: Sebagai kepala dusun saya tahu persis apa masalah dan kebutuhan warga meskipun tidak dilakukan kegiatan pengusulan program masalah dan kebutuhan di tingkat
lingkungan. Secara tidak langsung para ketua lingkungan mempunyai catatan mengenai masalah dan kebutuhan warganya.
Senada dengan pernyataan di atas, Jemmy 43 th sebagai Sekretaris Desa Kamanga mengungkapkan bahwa Tingkat pengetahuan dan pendidikan masyarakat yang beragam
menyebabkan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah dan kebutuhan beragam pula. Untuk sebagian warga yang tingkat pendidikannya tinggi, mereka dapat dengan mudah mengidentifikasi
masalah dan kebutuhan, tapi bagi yang rendah itu merupakan kesulitan bagi mereka sehingga perlu dibantu oleh pihak desa untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dari dua informan di atas menunjukan bahwa masalah dan kebutuhan yang diusulkan di tingkat desa tidak seluruhnya berasal dari kegiatan pengusulan program yang
dilakukan di tingkat lingkungan, bahkan untuk beberapa lingkungan ide usulan yang dirumuskan digali oleh elit desa seperti Kepala Desa dan perangkatnya.
Berdasarkan uraian di atas, tidak semua lingkungan dalam satu desa menyelenggarakan kegiatan pengusulan program. Bagi dusun yang tidak menyelenggarakan kegiatan pengusulan
program mempunyai alasan tertentu, yakni sebelum masalah dan kebutuhan yang diusulkan tahun kemarin ditindaklanjuti maka pihak lingkungan tidak akan melakukan penggalian masalah dan
kebutuhan di tahun berikutnya. Mengingat masalah dan kebutuhannya masih sama bila belum diupayakan pemecahannya.
D. BPD Berperan Dalam Proses Penyusunan APBDes Mewujudkan APBDes Akuntabel dan Partisipatif.