8
3. Dengan manfaat ini, pembangunan desa menjadi lebih benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa;
4. Memberikan peluang dan tradisi untuk ikut berpartisipasi secara nyata dalam bentuk pemikiran, perencanaan, dan pengawasan pada proses pembangunan desa;
5. Mentradisikan masyarakat desa untuk ikutserta bertanggungjawab dan bertanggungkerja dalam membangunkan, memajukan, dan mengembangkan desanya sendiri.
2. Bagi pemerintah khususnya Pemerintah Desa dalam: 1. Mensinergikan dan memadukan kepentinganprogram pembangunan dari Pemerintah
tingkat atasnya dengan kepentinganprogram pembangunan yang sesuai dengan aspirasi masyarakat desanya kedalam program pembangunan Pemerintahan Desa untuk di desanya;
2. Menetapkan program pembangunan desa yang benar-benar diinginkan oleh masyarakat desanya untuk dilaksanakan oleh Kepala Desa beserta Perangkatnya;
3. Hal demikian pada akhirnya masyarakat desalah yang dapat diminta bantuan untuk ikutserta membiayai rencana program pembangunan di desanya.
B. Proses Perencanaan APBDes
Perencanaan pembangunan desa disusun secara berjangka meliputi: 1 Rencana pembangunan jangka menengah desa yang selanjutnya disebut RPJMD untuk jangka
waktu 5 lima tahun. 2 Rencana kerja pembangunan desa, selanjutnya disebut RKP-Desa, merupakan
penjabaran dari RPJMD untuk jangka waktu 1 satu tahun. RPJMD ditetapkan dengan peraturan desa dan RKP-Desa ditetapkan dalam keputusan
kepala desa berpedoman pada peraturan daerah. Perencanaan pembangunan desa selayaknya didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Pada proyek-proyek pembangunan pedesaan yang dilakukan oleh pihak lain di luar pemerintah desa, maka dokumen-dokumen perencanaan pembangunan yang
dihasilkan harus mengacu dan atau terintegrasi dengan RPJM Desa atau RKP-Desa. Salah satu poin utama dalam pengawasan pembangunan adalah melihat pada sisi keuangan
dari pembangunan desa. Azas pengelolaan keuangan desa adalah Keuangan desa dikelola berdasarkan azas-azas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan
disiplin anggaran. Kepala Desa sebagai Kepala Pemerintah Desa adalah Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa dan mewakili Pemerintah Desa dalam kepemilikan kekayaan desa
yang dipisahkan. Kepala Desa mempunyai kewenangan: 1 menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa
2 menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang desa 3 menetapkan bendahara desa
4 menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa; dan 5 menetapkan petugas yang melakukan pengelolaan barang milik desa.
Kepala Desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa, dibantu oleh Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa PTPKD; Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa
PTPKD adalah Perangkat Desa, terdiri dari; Sekretaris Desa; dan Perangkat Desa lainnya. Dalam proses kesemuanya ini, akan melibatkan perencanaan dan pengawasan dari Badan
Permusyawaratan Desa atau BPD.
1. APBDesa
STRUKTUR APBDesa dalam Pasal 4 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa APBDesa terdiri dari: a. Pendapatan Desa; b. Belanja Desa; dan c. Pembiayaan Desa. Pendapatan Desa,
terdiri dari: a. Pendapatan Asli Desa PADesa;
b. Bagi Hasil Pajak KabupatenKota;
9
c. Bagian dari Retribusi KabupatenKota; d. Alokasi Dana Desa ADD;
e. Bantuan Keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Peerintah KabupatenKota dan Desa lainnya;
f. Hibah; g. Sumbangan Pihak Ketiga.
Belanja desa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b di atas, meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam 1 satu tahun anggaran
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja Desa sebagaimana dimaksud pada ayat 4 di atas, terdiri dari:
1. Belanja Langsung, terdiri dari: a. Belanja Pegawai;
b. Belanja Barang dan Jasa c. Belanja Modal;
2. Belanja Tidak Langsung, terdiri dari: a. Belanja PegawaiPenghasilan Tetap;
b. Belanja Subsidi; c. Belanja Hibah Pembatasan Hibah;
d. Belanja Bantuan Sosial; e. Belanja Bantuan Keuangan;
f. Belanja Tak Terduga; Pembiayaan desa, meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali danatau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
1 Pembiayaan Desa, terdiri dari: a. Penerimaan Pembiayaan; dan
b. Pengeluaran Pembiayaan. 2 Penerimaan Pembiayaan, mencakup:
a. Sisa lebih perhitungan anggaran SilPA tahun sebelumnya. b. Pencairan Dana Cadangan.
c. Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan. d. Penerimaan Pinjaman
3 Pengeluaran Pembiayaan, mencakup: a. Pembentukan Dana Cadangan.
b. Penyertaan Modal Desa. c. Pembayaran Utang
C. BPD Terlibat dalam Segenap Proses Penyusunan APBDes