Q.S. al-Baqarah [2]: 177 MEMBUDAYAKAN HIDUP SEDERHANA

Buku Gur u Kela s X I I 10 Artinya : “Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan­golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal”. Pada ayat selanjutnya ayat 81, secara tersirat Allah memberikan pesan moral kepada kita umat Islam supaya tidak tergiur dengan gemerlapnya kehidupan dunia dan tidak mengharapkan kekayaan seperti yang dimiliki orang lain, karena itu semua tidak mampu menyelamatkan diri kita dari adzab Allah. Pembelajaran Allah melalui sebuah peristiwa lenyapnya Qarun dan seluruh kekayaannya ditelan bumi, seharusnya mampu menyadarkan manusia untuk merubah orientasi hidupnya dari materi oriented menjadi spiritual oriented. Sebagaimana orang-orang yang ketika itu berangan-angan ingin menjadi seperti Qarun juga telah merubah orientasi hidupnya, bersyukur dengan apa yang telah dikaruniakan kepadanya, meyakini bahwa Allah memberikan rezeki sesuai dengan takaran kemampuan hambaNya. ayat 82. 5. Q.S. al-Baqarah [2]: 177 ِ َلاِب َنَمآ ْنَم َ ِب ْ لا َنِكَلَو ِبِرْغَم ْ لاَو ِقِ ْشَم ْ لا َلَبِق ْمُكَهوُجُو اوُلَوُت ْن َ أ َ ِب ْ لا َسْيَل َماَتَ ْ لاَو َبْرُق ْ لا يِو َذ ِهِّبُح َ َع َلاَمْلا َتآَو َيِّيِبَناَو ِباَتِكْلاَو ِةَكِئ َلَمْلاَو ِرِخْلا ِمْوَْلاَو َنوُفوُم ْ لاَو َة َكَزلا َتآَو َة َل َصلا َماَق َ أَو ِباَقِّرلا ِفَو َيِلِئا َسلاَو ِليِب َسلا َنْباَو َيِكا َسَم ْ لاَو اوُقَد َص َنيِ َ لا َكِئ َلوُأ ِسْأَ ْلا َيِحَو ِءاَ َضلاَو ِءاَسْأَ ْلا ِف َنيِرِبا َصلاَو اوُدَهَع اَذِإ ْمِهِدْهَعِب َنوُقَتُم ْ لا ُمُه َكِئ َلوُأَو Artinya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat­malaikat, kitab­kitab, nabi­nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak­anak yatim, orang­orang miskin, ibnu sabil orang yang kehabisan bekal di perjalanan dan orang­orang yang meminta­minta; dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang­orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang­orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang­orang yang benar imannya; dan mereka itulah orang­orang yang bertakwa”. Imam al-Razi mengatakan bahwa ayat ini merupakan salah satu ayat yang sangat penting, karena berbicara tentang standar kebajikan universal ُ ِبلا , mengatur hubungan manusia dengan Allah, baik berkaitan dengan aqidah maupun ibadah, di samping itu juga mengatur kehidupan sosial manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota 11 Al­Quran Hadis Kurikulum 2013 masyarakat. Maka al­birru ُ ِبلا adalah segala bentuk kebajikan dalam ketaatan kepada Allah. Sebagaimana firman Allah di Q.S. al-Baqarah [2]: 189: َقَتا ِن َم َ ِبْلا َنِكَلَو akan tetapi kebajikan itu adalah orang yang bertakwa. Kebajikan dalam pengertian ayat ini mencakup beberapa hal yang sangat fundamental dalam kehidupan seorang mukmin: Dimensi iman; orang yang bijak dan bajik adalah orang yang memiliki kualitas keimanan yang baik dan lurus, dan keyakinan yang benar kepada rukun iman memberi dampak positif bagi dirinya untuk selalu berbuat yang terbaik. Dimensi Islam; mengamalkan rukun islam dengan baik merupakan pengejawantahan dari keimanan yang benar kepada Allah Dimensi ihsan, yang di dalam ayat ini diwujudkan ke dalam beberapa bentuk: - Mempunyai kepedulian sosial yang tinggi - Mempunyai komitmen dan konsistensi - Mempunyai kepribadian yang kuat. Islam itu tidak hanya memperhatikan masalah akidah dan ibadah, tetapi masalah sosial juga sangat diperhatikan, bahkan kebaikan seseorang menjalani kehidupan sosial menjadi tolok ukur kualitas keimanannya. sebagaimana sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari : يراخبا هاور ِهِبْنَج َ لِإ ٌعِئاَج ُهُراَجَو ُعَبْشَي ىِ َ لاِب ُنِمْؤُم ْلا َسْيَل Artinya : “Tidaklah disebut sebagai mukmin, yang biasa hidup kenyang, sementara tetangganya kelaparan” HR. Bukhari. ِفَو َيِلِئا َسلاَو ِليِب َسلا َنْباَو َيِكا َسَم ْ لاَو َماَتَ ْ لاَو َبْرُق ْ لا يِو َذ ِهِّبُح َ َع َلاَمْلا َتآَو َة َكَزلا َتآَو َة َل َصلا َماَقَأَو ِباَقِّرلا Potongan ayat ini mempunyai kandungan hukum yang sama dengan Q.S. al-Isrâ` [17]: 26, menganjurkan kita untuk senang berbagi dan memperhatikan nasib orang lemah yang membutuhkan bantuan dan pertolongan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Di dalam rangkaian ayat ini yang perlu mendapatkan penekanan adalah potongan ayat ِهِّبُح َ َع َلاَمْلا َتآَو dan memberikan harta yang dicintainya. Artinya bahwa harta dan barang yang kita berikan kepada dlu`afâ` bukanlah barang sisa yang tidak kita butuhkan lagi, tetapi yang baik-baik dan yang dicintai. Untuk mempertegas maksud potongan ayat ini, perhatikanlah ayat-ayat berikut: Buku Gur u Kela s X I I 12 ٌميِلَع ِهِب َ َلا َنِإَف ٍءْ َش ْنِم اوُقِفْنُت اَمَو َنوُبِ ُت اَمِم اوُقِفْنُت َتَح َ ِبْلا اوُلاَنَت ْنَل Artinya : “Kamu sekali­kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya” Q.S. Âli `Imrân [3]: 92 َ لَو ِضْر َ ْ لا َنِم ْمُكَل اَنْجَرْخ َ أ اَمِمَو ْمُتْب َسَك اَم ِتاَبِّي َط ْنِم اوُقِفْن َ أ اوُنَمآ َنيِ َ لا اَهُي َ أاَي ٌ ِن َغ َ َلا َنَأ اوُمَلْعاَو ِهيِف او ُضِمْغُت ْنَأ َلِإ ِهيِذِخآِب ْمُتْسَلَو َنوُقِفْنُت ُهْنِم َثيِبَْلا اوُمَمَيَت ٌديِ َح Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah di jalan Allah sebagian dari hasil usahamu yang baik­baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. 6. Q.S. al-Mâ`ûn [107]: 1-7