Q.S. al-A`râf [7]: 56 – 58

Buku Gur u Kela s X I I 42 kehancuran umat terdahulu. Salah satu penyebab yang disebutkan di ayat ini adalah karena mereka terlalu banyak melakukan kemusyrikan. Dari ayat-ayat yang semacam ini sebenarnya kita diperintahkan untuk belajar dari kehancuran umat terdahulu dan jangan sampai melakukan kesalahan yang sama. 2. Q.S. al-A`râf [7]: 56 – 58 َنِم ٌبيِر َق ِ َلا َتَ ْحَر َنِإ اًعَمَطَو اًفْوَخ ُهوُعْداَو اَهِح َلْصِإ َدْعَب ِضْرَ ْلا ِف اوُدِسْفُت َلَو اًباَحَس ْتَلَق َ أ اَذِإ َتَح ِهِتَ ْحَر ْيَدَي َ ْيَب اً ْشُب َحاَيِّرلا ُلِسْرُي يِ َلا َوُهَو 6 َيِنِسْحُمْلا َتْوَم ْ لا ُجِر ْ ُن َكِلَذَك ِتاَرَمَثا ِّ ُك ْنِم ِهِب اَنْجَرْخَأَف َءاَمْلا ِهِب اَ ْنَزْن َ أَف ٍتِّيَم ٍ َلَِل ُهاَنْقُس ًلاَقِث َ لِإ ُجُرْ َي َ ل َثُبَخ يِ َ لاَو ِهِّبَر ِن ْذِإِب ُهُتاَبَن ُجُرْ َي ُبِّيَطلا َُلَ ْلاَو 7 َنوُرَكَذَت ْمُكَلَعَل 8 َنوُرُك ْشَي ٍمْوَقِل ِتاَي ْ لا ُفِّ َصُن َكِل َذَك اًدِكَن Artinya : “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepada­Nya dengan rasa takut tidak akan diterima dan harapan akan dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang­orang yang berbuat baik 56, Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat­Nya hujan; hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah­buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang­orang yang telah mati, mudah­mudahan kamu mengambil pelajaran 57, Dan tanah yang baik, tanaman­tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman­tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda­tanda kebesaran Kami bagi orang­orang yang bersyukur.58”. Allah melarang hambaNya membuat sedikit pun kerusakan di muka bumi ini. Sebagian ulama tafsir menjelaskan bahwa al­fasâd yang dimaksud di dalam ayat ini mencakup semua jenis kerusakan, baik yang bersifat maknawi maupun yang bersifat materi, seperti merusak tuntunan agama dengan kesyirikan dan perbuatan bid`ah, pembunuhan, perampasan hak milik dengan pencurian atau korupsi, merusak akal dengan minuman beralkohol dan narkoba, merusak keturunan dengan zina, perilaku homoseksual dan lesbian, termasuk merusak sumber penghidupan pertanian, peternakan, perkebunan, mengeksploitasi tambang dan sumber daya alam secara berlebihan dan lain sebagainya. Al­ishlâh perbaikan yang dimaksud di dalam ayat tersebut juga mencakup pengertian maknawi dan materi. Seperti diutusnya para nabi dan rasul dan munculnya golongan orang-orang shaleh yang konsisten di bidang dakwah merupakan salah satu cara Allah dalam memperbaiki dunia dan tatanannya. Dan salah satu bentuk perbaikan 43 Al­Quran Hadis Kurikulum 2013 secara materi yang dilakukan Allah adalah dengan menjadikan bumi yang gersang menjadi subur melalui jaringan sistem alam yang konstan; Allah SWT memerintahkan angin menggiring awan untuk menyirami tanah-tanah yang dikehendakiNya. Mari kita rawat kelestarian alam, kita pelihara kesuburan tanah karena pesan yang bisa ditangkap dari ayat tersebut adalah bahwa tanah yang subur dijadikan Allah sebagai sumber penghidupan manusia yang menyediakan segala bentuk kebutuhan pokok, jangan merusak keharmonisan alam yang dapat merubah yang subur menjadi gersang yang tidak menumbuhkan tumbuhan apapun kecuali yang tidak bermanfaat. Tanah yang subur menumbuhkan tumbuhan yang bermanfaat dengan izin Allah, dan tanah yang gersang tidak dapat menumbuhkan tanaman dengan baik. Sebenarnya perumpamaan al-Quran tentang kelestarian alam ini dapat diterapkan dalam ranah membentuk keluarga yang harmonis. Semangat yang dikandung perumpamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa keluarga yang baik insya Allah akan menghasilkan keturunan yang berkepribadian baik, sementara keluarga dengan kondisi lingkungan tidak baik akan menciptakan generasi yang merana. 3. Q.S. Shâd [38]: 27