LAPORAN KINERJA KEMENKO PMK Tahun 2015
29
Dalam hal layanan kesehatan, saat ini menu- rut data Kementerian Kesehatan terdapat
55.000 Poskesdes yang tersebar di 34 Provinsi. Sedangkan jumlah Desa Pada tahun 2013 se-
banyak 72.944 Pusdatin Kemendagri, 2014. Sehingga hanya 17.944 – 20.000 desa saja
yang belum memliki Poskesdes.
Adapun Kondisi SDM Kesehatan berdasarkan Risfaskes Tahun 2013, bahwa Puskesmas yang
memilik Tenaga Kesehatan Lengkap dokter, perawat, bidan, Sanitarian, gizi dan promkes
hanya 23,3. Puskesmas tanpatidak memiliki dokter 5, Puskesmas tanpatidak memiliki
bidan 1,2. UU 232014 tentang Pemerintahan Daerah, untuk bidang Kesehatan disampaikan
bahwa, Pemerintah Pusat hanya bertanggung- jawab dalam penempatan dokterdokter spe-
sialis yang tidak diminatiDTPK. Selain hal ter- sebut menjadi kewenangan Pemerintah Da-
erah. Oleh karenanya Kementerian Kesehat- an akan memprioritaskan pemenuhan tenaga
kesehatan dokter dan tenaga kesehatan lain- nya khususnya di Daerah Tertinggal Perba-
tasan dan Kepulauan DTPK melalui program Nusantara Sehat dan Penempatan Tenaga
PTT.
Dari hasil koordinasi yang telah dilakukan maka rekomendasi yang dapat disampaikan adalah:
1 Pembentukan Tim Koordinasi dan Fasili-
tasi Pembangunan Rumah Desa Sehat sebagai Pelayanan Publik Dasar Prima di
Desa oleh Kemenko PMK.
2 Penyusunan NSPK oleh Tim Koordinasi dan Fasilitasi Pembangunan Rumah Desa
Sehat sebagai Pelayanan Publik Dasar Prima di Desa dengan leading sektor Ke-
menterian Kesehatan dan Kementerian DPDTT.
3 Penyusunan Renstra dan Rencana Aksi Nasional.
4 Sosialisasi kepada Pemerintah Daerah Provinsi dan KabupatenKota.
f. Koordinasi pembahasan Pengembangan Jamu
Indonesia dan Permenkes 006 Tahun 2012 Ten- tang Industri dan Usaha Obat Tradisional dan
Permenkes 007 Tahun 2012 Tentang Registrasi Obat Tradisional.
Seiring perkembangan lingkungan strategis dan kondisi sosial, politik, ekonomi dan budaya
bangsa mengharuskan dibentuknya suatu pa- yung hukum formal, berupa Undang-undang,
yang akan mengikat semua pihak untuk mem- bantu menumbuh kembangkan Jamu sebagai
aset nasional untuk pembangunan kesehatan dan perekonomian nasional berbasis kreativi-
tas yang melibatkan industri dan masyarakat.
Hasil koordinasi yang diperoleh terkait Pengembangan Jamu Indonesia adalah Isi dari
Permenkes 006 Tahun 2012 Tentang Industri Dan Usaha Obat Tradisonal Dan Permenkes
007 Tahun 2012 Tentang Registrasi Obat Tradi- sional ada ketentuan yang dianggap meng-
hambat tapi disisi lain aturan tersebut akan membuat jamu menjadi lebih berkembang
meskipun saat ini belum mencapai itu. Deinisi jamu perlu dipahami dengan persepsi yang
sama. Jamu sebagai promotif dan preventif.
Untuk mendapatkan solusi yang tepat terha- dap permasalahan pengembangan jamu ter-
kait Permenkes 0062012 dan 0072012 perlu adanya Tim dari Kemenkes, BPOM dan GP
Jamu. GP Jamu membuat secara tertulis pasal- pasal yang dianggap menghambat pengem-
bangan Jamu dan Kemenkes mengkaji kembali pasal-pasal tersebut apakah perlu dilakukan
perubahan atau tidak.
Pada tahun 2015 menko PMK melakukan kun- jungan kerja ke Kabupaten Sukoharjo. Kun-
LAPORAN KINERJA KEMENKO PMK Tahun 2015
30
jungan kerja ini bertujuan agar semua pihak bersama-sama bersinergi menyelenggarakan
program bersama yaitu Gerakan Masyarakat Usaha Berbasis Budaya disingkat GEMA BER-
BUDAYA. Melalui program koordinasi dan sinergi ini, Pemerintah, BUMN, Swasta, dan
Rakyat bersinergi untuk mewujudkan usaha masyarakat berbasis budaya dapat memiliki
kemampuan, daya tahan dan kekuatan mewu- judkan kemandirian ekonomi dan sekaligus
membangun budaya nasional. Seluruh pihak yang berkumpul juga diharapkan menjaga
komitmen bersama untuk mendorong keber- lanjutan GEMA BERBUDAYA di Kabupaten Su-
koharjo, khususnya dalam pengembangan sek- tor usaha jamu.
Nilai usaha jamu di Indonesia berdasarkan data Gabungan Pengusaha Jamu, penjualan
obat herbaljamu di Indonesia pada tahun 2012 mencapai Rp 13 triliun, hingga saat ini diperki-
rakan mencapai lebih dari Rp. 15 triliun.
Adapun bantuan program dan kegiatan untuk Kabupaten Sukoharjo dari: 1 LPDB KUKM se-
nilai Rp.2,2 Miliar untuk renovasi pasar paska kebakaran, 2 Program Peduli oleh Kemenko
PMK senilai Rp.1,2 Miliar untuk rehabilitasi berbasis masyarakat bagi difable, 3 Kemen-
sos senilai Rp.950 juta untuk kegiatan Kelom- pok Usaha Bersama KUBE dan Rehabilitasi
Rumah Tidak Layak Huni RTLH.
g. Koordinasi Jaminan Sosial Bidang Ketenaga- kerjaan