Koordinasi Jaminan Sosial Bidang Ketenaga- kerjaan

LAPORAN KINERJA KEMENKO PMK Tahun 2015 30 jungan kerja ini bertujuan agar semua pihak bersama-sama bersinergi menyelenggarakan program bersama yaitu Gerakan Masyarakat Usaha Berbasis Budaya disingkat GEMA BER- BUDAYA. Melalui program koordinasi dan sinergi ini, Pemerintah, BUMN, Swasta, dan Rakyat bersinergi untuk mewujudkan usaha masyarakat berbasis budaya dapat memiliki kemampuan, daya tahan dan kekuatan mewu- judkan kemandirian ekonomi dan sekaligus membangun budaya nasional. Seluruh pihak yang berkumpul juga diharapkan menjaga komitmen bersama untuk mendorong keber- lanjutan GEMA BERBUDAYA di Kabupaten Su- koharjo, khususnya dalam pengembangan sek- tor usaha jamu. Nilai usaha jamu di Indonesia berdasarkan data Gabungan Pengusaha Jamu, penjualan obat herbaljamu di Indonesia pada tahun 2012 mencapai Rp 13 triliun, hingga saat ini diperki- rakan mencapai lebih dari Rp. 15 triliun. Adapun bantuan program dan kegiatan untuk Kabupaten Sukoharjo dari: 1 LPDB KUKM se- nilai Rp.2,2 Miliar untuk renovasi pasar paska kebakaran, 2 Program Peduli oleh Kemenko PMK senilai Rp.1,2 Miliar untuk rehabilitasi berbasis masyarakat bagi difable, 3 Kemen- sos senilai Rp.950 juta untuk kegiatan Kelom- pok Usaha Bersama KUBE dan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni RTLH.

g. Koordinasi Jaminan Sosial Bidang Ketenaga- kerjaan

Tahun 2015, Pemerintah berfokus pada penye- lesaian regulasi sebagai instrumen beropera- sionalnya secara penuh BPJS Ketenagakerjaan pada tanggal 1 Juli 2015. BPJS Ketenagakerjaan merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengata- si resiko sosial ekonomi tertentu, dan penyeleng- garaannya menggunakan mekanisme asuransi. BPJS Ketenagakerjaan beroperasi penuh pada 1 Juli 2015, dalam perjalanannya membutuhkan proses untuk memberi pemahaman lebih jauh tentang penyelenggaraan program BPJS Ke- tenagakerjaan. Oleh karena itu sosialisasi men- jadi penting sebagai upaya memberi penger- tian dan pemahaman yang sama tentang BPJS Ketenagakerjaan kepada kementerian, lemba- ga dan masyarakat secara luas. Untuk dapat memberikan pemahaman yang tepat, para pemangku kepentingan, SJSN ter- lebih dahulu perlu memahami landasan iloso- is, prinsip, tata kelola dan tata laksana peny- elenggaraan SJSN secara umum dan jaminan sosial bidang ketenagakerjaan secara khusus agar dapat bertindak sesuai peran dalam lem- bagainstansi yang diwakilinya. Program Jaminan Sosial Bidang Ketenaga- kerjaan merupakan program negara yang bertujuan untuk memberikan kepastian perlin- dungan sosial bagi seluruh pekerja Indonesia. Mengingat kompleksitas ke empat program jaminan sosial serta pengenalan konsep asu- ransi sosial yang masih asing bagi sebagian besar pekerja Indonesia, dibutuhkan koordi- nasi pelaksanaan komunikasi publik Jaminan Gambar 3.16 Menko PMK minum jamu bersama ribuan pelajar di Alun-alun Satya Negara Sukoharjo, Jawa Tengah LAPORAN KINERJA KEMENKO PMK Tahun 2015 31 Sosial Ketenagakerjaan dengan membentuk Tim Koordinasi Ko- munikasi Publik Terintegrasi se- lanjutnya disingkat Timkor yang bertanggungjawab memastikan akurasi informasi yang dilansir serta menyelaraskan berbagai upaya penyebaran informasi dan edukasi terkait pelaksanaan program-program jaminan sosial bidang ketenagakerjaan. Selama ini, upaya dan kegiatan mensosialisasikan program ja- minan sosial bidang ketenagaker- jaan oleh KementerianLembaga terkait terkesan berjalan sendiri- sendiri. Belum tampak keterpa- duan, apalagi keterkaitan kejelas- an pesan yang ingin disampaikan dari berbagai upaya sosialisasi yang dilaksanakan. Ditengarai, masih beragam pemahaman an- tara pembuat kebijakan pemer- intah, yang diwakili oleh Ke- menterian Tenaga Kerja baik di tingkat pusat maupun daerah, pemantau pelaksanaan kebijakan Dewan Jaminan Sosial Nasional, disingkat DJSN maupun pelaksana program Badan Penyelenggara Jaminan So- sial Bidang Ketenagakerjaan, disingkat BJPS- TK. Perbedaan pemahaman yang berdampak pada perbedaan pesan yang disampaikan ten- tunya berdampak pada efektiitas upaya so- sialiasi dan kejelasan pesan yang perlu di- sampaikan kepada khalayak sasaran program jaminan sosial bidang ketenagakerjaan. Pada- hal, pada berbagai instansi pemerintah terkait pelaksanaan program jaminan sosial bidang ketenagakerjaan, terdapat komponen ke- giatan yang sama seperti sosialisasi, publikasi, monitoring dan evaluasi yang jika dibiarkan terus berjalan sendiri-sendiri, berpotensi men- jadi sumber ineisiensi dana, waktu dan tena- ga karena duplikasi kegiatan maupun kurang tepatnya khalayak sasaran yang dituju. POS Komunikasi Publik merupakan panduan dan acuan pelaksanaan pengelolaan komu- nikasi publik jaminan sosial bidang ketenaga- kerjaan di lingkungan instansi pemerintah. POS akan menjadi sumber rujukan dalam pembuat- an petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis aktivitas pengelolaan komunikasi publik di in- stansi masing-masing. Agar pesan dapat men- capai dan dipahami oleh khalayak sasaran se- cara efektif, perlu selalu dilakukan koordinasi mengenai ketepatan dan akurasi isi pesan yang Gambar 3.17 Mendampingi Presiden RI berdialog dengan nelayan usai meresmikan operasioanl penuh BPJS Ketenagakerjaan Gambar 3.18 Kesatuan Pesan dan Peran Institusi dalam Komunikasi Publik yang terintegrasi dalam Program BPJS Ketenagakerjaan LAPORAN KINERJA KEMENKO PMK Tahun 2015 32 perlu disampaikan melalui pilihan berbagai sa- luran kepada khalayak. Kemenko PMK ber- sama kementerianlembaga membentuk Tim Koordinasi Komunikasi Publik Terintegrasi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.

h. Dewan Jaminan Sosial Nasional DJSN