Perngertian Kehatan Reproduksi Remaja Ruang Lingking Kesehatan Reproduksi Remaja Berbagai Risiko Kesehatan Reproduksi

2.3 Konsep Kesehatan Reproduksi Remaja

2.3.1 Perngertian Kehatan Reproduksi Remaja

Suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural. 3 Ada beberapa hal yang penting untuk diketahui remaja mengenai kespro yaitu pengenalan mengenai system, proses dan fungsi alat reproduksi, dan apa saja hak-hak reproduksi. Isu- isu penting kesehatan reproduki remaja sebagai pengetahuan dasar agar remaja mempunyai kesehatan reproduksi yang baik yaitu: 11 - Penting bagi remaja yang belum menikah untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, infeksi PMS-ISR 50 dari infeksi HIVAIDS baru terjadi pada usia 25 tahun, dan aborsi tidak aman - Usia pubertas semakin muda, usia menikah menjadi semakin meningkat sehingga meningkatkan peluang terjadinya berbagai hal bisa positif maupun negatif - Remaja yang sudah menikah masih sering diabaikan dan tidak mendapatkan layanan kesehatan reproduksi yang memadai - Kehamilan dan pernikahan usia dini serta terbatasnya akses informasi, edukasi, komunikasi dan pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi bagi remaja 12

2.3.2 Ruang Lingking Kesehatan Reproduksi Remaja

Ada beberapa ruang lingkung KRR yaitu: 3 a. Kesehatan Ibu dan anak b. Keluarga berencana c. Masalah kesehatan reproduksi remaja Perkawinan remaja, seksual remaja d. Masalah kecanduan narkoba e. Gangguan jiwa dan psikosisoal

2.3.3 Berbagai Risiko Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi dipengaruhi oleh kehamilan, aborsi, penyakit menular seksual PMSP dan sistem yang membatasi akses terhadap informasi dan pelayanan klinis. Kesehata reproduksi juga dipengaruhi oleh gizi, kesehatan psikologis, ekonomi, 11 Slide Ruang Lingkup KRR dr. Agustin Kusumayati M.Sc., Ph.D. 2010 12 Santika, A. dkk 2006. Menggunakan Hak Asasi Manusia untuk Kesehatan Maternal Neunatus. World Health Organization: Jakarta 11 dan ketidak setaraan gender yang menyulitkan remaja putri menghindari hubungan seks yang dipaksakan atau seks komersial. 13 2.3.3.1 Kehamilan Kehamilan dan persalinan membawa risiko morbiditas yang lebih besar pada remaja dibandingkan pada wanita yang telah berusia 20 tahun. Remaja putri yang berusai kurang dari 18 tahun mempunya 2- 5 kali risiko kematian maternal mortality dibandingkan dengan wanita yang telah berusia 18-25 tahun akibat persalinan lama dan persalinan macet, pendarahan maupun faktor lain. 14 Kegawat daruratan berkitan dengan kehamilan misalnya tekanan darah tinggi, kurang darah anemia juga sering terjadi pada ibu-ibu diusia remaja akibat kekurangan gizi. 2.3.3.2 Aborsi yang tidak aman Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja sering sekali berakhir dengan aborsi. Banyak survei yang telah dilakukan dinegara-negara berkembang menunjukkan bahwa hamper 60 kehamilan pada wanita dibawah 20 tahun adalah kehamilan yang tidak diinginkan. 13 Aborsi yang disengaja sering kali berisiko pada remaja putri. Remaja sering menunggu lebih lama sebelum mencari bantuan karena tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan atau bahkan mungkin mereka tidak sadar bahwa mereka hamil. 2.3.3.3 Penyakit Menular Seksual PMS, termasuk HIV Infeksi PMS dapa menyebabkan masalah kesehatan seumur hidup, termasuk kemandulan dan rasa sakit kronis serta meningkatkan risiko penulran HIV. Risiko remaja untuk tertular HIVAIDS juga meningkat. Infeksi baru pada wanita jauh lebih tinggi dibanding pria dengan rasio 2 banding 1. 14 Remaja cenderung lebih berisiko tertular PMS karena berbagai sebab. Seringkali hubungan seksual terjadi tanpa direncanakan atau tanpa diinginkan. Walaupun hubungan seks dilakukan atas keinginan bersama, remaja tidak merencanakan terlebih dahulu sehingga tidak siap dengan kondom maupun kontrasepsi lain dan belum berpengalaman dalam menggunakan alat konstrasepsi secara benar. Remaja putri mempunyai risiko lebih besar terhadap infeksi karena belum matangnya system reproduksi mereka. 2.3.3.4 Female Genital Mutilation FGM 14 13 http:www.kesrepro.info?q=node367 Februari 2008 Diakses tanggal 27 Mei 2010 14 http:www.path.orgfilesIndonesian_16-3.pdf Diakses tanggal 27 Mei 2010 12 FGM adalah pemotongan sebagian atau keseluruhan kelamin luar wanita maupun tindakan perlukaan lainnya terhadap alat kelamin wanita FGM merupakan praktek tradisional di Afrika yang berdampak sangat besar pada kesehatan reproduksi remaja FGM . FGM dapat menyebabkan trauma saat pemotongan, infeksi dan pendarahan hebat. Pendarahan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Beberapa FGM dapat menyebabkan rasa sakit yang kronis pada saat melakukan hubungan seks, infeksi radang panggul yang berulang dan persalinan lama dan macet. 14 13

BAB III ANALISIS PROGRAM

3.1 Kerangka Pikir Pengembangan Program

Kerangka pikir merupakan kebijakan dalam menentukan program apa yang baik dilakukan untuk menghindari perluasan pemikirian dan program sehingga menjadi semakin terfokus. Pendekatan pada anak jalanan dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendapatkan keseragaman persepsi terhadap kehidupan dan permasalahn yang ada dan terjadi pada remaja anak jalanan. Permasalahan yang ada berkisar awalnya anak yang menjadi anak jalanan. Mulai dari anak keluar kejalanan sampai anak akan memutuskan menjadi anak jalan atau tidak, maka aspek yang perlu diketahui yaitu: - Faktor-faktor yang memperngaruhi anak turun ke jalan - Proses terjadinya anak jalanan - Pengelompokkan anak jalanan Untuk mengembangkan program yang akan dilakukan pada anak jalanan kita harus mengetahui dan mengidentifikasi masuk ke kategori mana mereka dan pendekatan apa yang harus diambil dan dilakukan dalam memberikan solusi permasalahan yang mereka alami. Dengan melakukan hal tesebut, maka akan mempermudah kita dalam mencari solusi penanganan anak jalanan melalui program pembinaan anak jalanan yang selama ini telah diterapkan untuk mengetahui seberapa besar potensi yang ada pada anak jalanan dan sejauh mana peluang itu dapat digunakan sebagai upaya mencari jalan keluar permasalahn yang ada. Adapun pendekatan-pendekatan yang telah ada, pendekatan kesejahteraan, psikososial dan lingkungn, pendekatan pemberdayaan. Dari pendekatan- pendekatan tersebut akan mempermudah dalam pengembangan program yang akan dilakukan yang sesuai dengan kebutuhan sasaran. Dari masalah yang ada pada anak jalanan didapatkan pola penanganan dengan dengan berbagai menggunakan berbagai pendekatan salah satunya melalui program rumah singgah dan selanjutnya diharapkan ada pengembangan alternatif dari program rumah singgah. Pengembangan pembinaan anak melalui rumah singgah diharapkan mengatasi permasalahan yang ada berdasarkan harapan dan kebutuhan anak jalanan itu sendiri. 14