Kebijakan Perdagangan Internasional Leontiev Paradox

33 f. Lebih banyak faktor produksi, faktor produksi tersebut seperti modal, tenaga kerja, tenaga profesional, tanah dan lainnya menentukan kuantitas dan kualitas produk.

2.1.2.3. Teori Modren: Teori Kerjasama New Theory

New Theory muncul setelah teori absolute advantage dari Adam Smith dan Comparative advantage dari David Ricardo dan teori tradisonal perdagangan internasional dari Eli Hecsksher dan Bertil Ohlin. New Theory ini ditulis oleh beberapa tokoh yakni: Dixit dan Norman 1980, Helpman 1981, Ethier 1982, dan Peter Krugman 1984. Dalam perkembangannya New Theory menuju kepada kondisi perdagangan bebas yang disebut dengan liberalisasi perdagangan. Teori ini berupaya untuk mengatasi berbagai hambatan perdagangan internasional melalui beberapa perundingan dimana pada akhirnya dapat memberikan keuntungan untuk negara yang sedang melakukan perdagangan internasional.

2.1.3. Kebijakan Perdagangan Internasional

Pada prinsipnya pemerintah melakukan kebijakan proteksi adalah suatu bentuk campur tangan pemerintah di dalam suatu perdagangan internasional. Pemerintah juga melakukan perlindungan untuk industri domestik dan akan memperbesar perdagangan umum. Ada 2 alasan yang dilakukan oleh pemerintah dalam diberlakukannya kebijakan proteksi, yaitu: Universitas Sumatera Utara 34 1. Alasan infant industry Infant industry merupakan suatu alasan dimana berupaya untuk melindungi suatu produksi industri didalam sebuah negeri agar dapat tumbuh dan berkembang dan termasuk untuk mempromosi ekspor. 2. Alasan strategi Alasan strategi ini merupakan suatu bentuk upaya lanjutan dalam memproduksikan dan mengkonsumsikannya sendiri dalam keadaan perang. Adapun beberapa bentuk dari proteksi, antara lain: 1. Kuota Kuota merupakan suatu hambatan dalam bentuk kuantitatif yang berupaya membatasi impor barang-barang khusus dan menspesifikasikan dengan jumlah unit atau nilai total pada periode waktu tertentu. 2. Perdagangan Oleh Pemerintah Pada hakikatnya pemerintah adalah pelaku utama dalam mengupayakan memonopoli impor dimana terletak kebebasan secara administratif. 3. Kontrol Devisa Kontrol devisa adalah sebuah hambatan dimana administratif atau transaksi yang terlibat oleh mata uang asing. 4. Larangan Impor Larangan impor merupakan suatu bentuk dari kontrol impor dimana ini melarang impor untuk jenis barang tertentu, terutama untuk barang mewah. Universitas Sumatera Utara 35 5. Hukum Lokal Mengenai Pembelian Untuk negara yang menerapkan hukum seharusnya menetapkan terlebih dahulu barang-barang lokal yang dibeli melalui pemilihan produk luar negeri agar dapat dibedakan dengan produk-produk lokal yang tersedia. Biasanya terjadi pada barang-barang modal. 6. Hambatan Nontarif Hambatan nontarif merupakan suatu hambatan birokrasi dimana sebagian dari fungsi formal harus melewati peraturan yang khusus yang diumumkan secara resmi terhadap suatu barang-barang impor. Kebijakan Proteksi memiliki beberapa langkah yaitu: Tarif dan Kuota. a. Tarif Tarif bea cukai biasanya dikenakan pada barang-barang impor. Tarif terbagi menjadi: a. Advalorem tariffs; yaitu pengenaan tarif pada barang-barang yang menggunakan satuan unit tertentu. b. Specific tariffs; yaitu tarif yang dikenakan pada barang-barang dengan satuan ukuran tertentu. c. Coumpound tariffs; yaitu tarif yang digunakan baik itu Advalorem tariffs maupun Specific tariffs, dimana disebut juga sebagai tarif ganda. b. Kuota Kuota merupakan suatu pembatasan dengan cara kuantitatis pada hambatan- hambatan perdagangan nontarif dan dilakukan secara langsung pada sejumlah Universitas Sumatera Utara 36 barang impor ataupun ekspor yang dilakukan pemerintah. Kuota terbagi menjadi: kuota ekspor dan kuota impor. a. Kuota ekspor merupakan kuota yang dilakukan untuk melindungi konsumen di dalam negeri sekaligus kebutuhan dalam negeri. b. Kuota impor merupakan suatu bentuk pembatasan langsung dimana jumlah barang yang diperbolehkan untuk impor dan dilakukan dengan memberikan lisensi kepada beberapa kelompok individu perusahaan maupun perusahaan domestik agar sejumlah produk yang diimpor dapat langsung dibatasi.

2.1.4. Perdagangan Internasional Pada Perekonomian Indonesia