60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Penelitian
4.1.1. Sejarah Terbentuknya ASEAN
ASEAN Association of Southeast Asian Nations merupakan suatu tempat wadah persekutuan antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh lima negara dengan masing-masing menteri luar negeri, yakni: Adam Malik dari Indonesia,
Tun Abdul Rajak dari Malaysia, Narcisco R. Ramos dari Filipina, S. Rajaratnam dari Singapura dan Thanat Khoman dari Thailand melalui penandatanganan suatu
deklarasi, atau yang biasa disebut dengan Deklarasi Bangkok. Kemudian negara- negara sekawasan lainnya juga ikut bergabung, yakni: Brunai Darussalam
bergabung 8 Januari 1984, Vietnam bergabung tanggal 28 Juli 1995, Laos dan Myanmar bergabung tanggal 23 Juli 1997 dan Kamboja pada tanggal 30 April
1999, sehingga jumlah negara anggota ASEAN sampai sekarang berjumlah sepuluh negara.
Tujuan dari dibentuknya ASEAN yang tercantum didalam Deklarasi Bangkok yaitu:
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, untuk kemajuan sosial serta
pengembangan kebudayaan di kawasan ini melalui usaha bersama dalam semangat kesamaan dan persahabatan untuk menuju sebuah masyarakat
bangsa-bangsa Asia Tenggara yang sejahtera dan damai.
Universitas Sumatera Utara
61
2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan keadilan dan
ketertiban hukum di dalam sebuah hubungan antara negara-negara di kawasan serta mematuhi semua prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.
3. Meningkatkan kerjasama yang secara aktif dan saling membantu di dalam
sebuah masalah yang menjadi kepentingan bersama terutama di bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi.
4. Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana pelatihan dan
penelitian dalam bidang-bidang pendidikan, profesi, teknik dan administrasi. 5.
Bekerjasama secara lebih efektif untuk meningkatkan pemanfaatan pertanian dan industri mereka, memperluas perdagangan dan pengkajian masalah-
masalah komoditi internasional, memperbaiki sarana-sarana pengangkutan dan komunikasi, serta meningkatkan taraf hidup rakyat.
6. Memajukan pengkajian mengenai Asia Tenggara.
7. Memelihara kerjasama yang erat dan berguna dengan berbagai organisasi
internasional dan regional yang mempunyai tujuan sama, dan untuk menjaga semua kemungkinan untuk saling bekerjasama secara erat di antara mereka.
Adapun prinsip utama dalam kerjasama ASEAN, yakni seperti yang terdapat di dalam perjanjian treaty yang mengatur prinsip-prinsip dasar dalam
berhubungan antar sesama negara penandatangan. Perjanjian ini bernama Treaty of Amity and Cooperation
TAC pada tahun 1976 adalah: 1.
Saling menghormati. 2.
Kedaulatan dan kebebasan domestik tanpa adanya campur tangan dari luar. 3.
Non interference
Universitas Sumatera Utara
62
4. Penyelesaian perbedaan atau sengketa dengan cara damai.
5. Menghindari ancaman dan penggunaan kekuatan atau senjata, dan
6. Kerjasama efektif antara anggota.
Perjanjian TAC diatas menyatakan bahwa kerjasama dan dialog politik serta keamanan haruslah ditujukan untuk meningkatkan stabilitas dan perdamaian
kawasan melalui peningkatan kemajuan kawasan.
4.1.2. Proses Menuju Kesepakatan MEA
Dari awal dibentuknya ASEAN secara intensif melakukan berbagai kesepakatan dalam bidang ekonomi. Diawali pada Konferensi Tingkat Tinggi
KTT ASEAN ke-2 pada tanggal 15 Desember 1997 di Kuala Lumpur, Malaysia. Dengan disepakatinya sebuah visi ASEAN 2020, bahwa para kepala negara
ASEAN menegaskan bahwa ASEAN akan: a.
Menciptakan Kawasan Ekonomi ASEAN yang stabil, makmur dan memiliki dayasaing yang tinggi yang ditandai dengan arus lalu lintas barang, jasa-jasa
dan investasi yang bebas, arus lalu lintas modal yang lebih bebas, pembangunan ekonomi yang merata serta mengurangi kemiskinan dan
kesenjengan sosial-ekonomi. b.
Mempercepat liberalisasi perdagangan di bidang jasa, dan c.
Meningkatkan pergerakan tenaga profesional dan jasa lainnya secara bebas dikawasan.
Kemudian pada KTT yang ke-6 ASEAN pada tanggal 6 Desember 1998 di Ha Noi, Vietnam pemimpin-pemimpin ASEAN mengesahkan Rencana Aksi
Hanoi Hanoi Plan of Action HPA yang juga merupakan sebuah langkah awal
Universitas Sumatera Utara
63
untuk merealisasikan tujuan visi 2020 ASEAN. Rencana ini mempunyai pembatasan waktu yaitu 6 tahun dari tahun 1999-2004. Dimana KTT ini para
pemimpin ASEAN menyatakan Statement on Bold Measures dimana tujuannya untuk dapat mengembalikan kepercayaan para pelaku usaha dan mempercepat
melakukan pemulihan ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi setelah terjadinya krisis ekonomi.
Selanjutnya pada KTT ke-7 ASEAN tanggal 5 November 2001 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam menyepakati dibentuknya Roadmap for
Integration of ASEAN RIA. Sedangkan pada pertemuan yang ke-34 tanggal 12
September 2002 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam para Menteri Ekonomi ASEAN mengesahkan RIA tersebut. Dimana rencana aksi tersebut
antara lain sebagai berikut: a.
Mengembangkan dan menggunakan pendekatan alternatif untuk liberalisasi. b.
Mengupayakan penerapan kerangka regulasi yang sesuai. c.
Menghapuskan semua halangan yang menghambat pergerakan bebas perdagangan jasa di kawasan ASEAN.
d. Menyelesaikan Kesepakatan Pengakuan Timbal Balik untuk bidang jasa
profesional. Pada KTT ke-9 ASEAN di Bali tahun 2003 ASEAN menyetujui
Deklarasi Bali Concord II yang menyepakati pembentukan ASEAN Economic
Community sebagai upaya untuk mewujudkan integrasi ekonomi kawasan.
Pada saat berlangsungnya KTT ke-10 ASEAN di Vientiane, Laos, tahun 2004, konsep Komunitas ASEAN mengalami kemajuan dengan disetujuinya
Universitas Sumatera Utara
64
Vientiane Action Program VAP 2004-2010 yang merupakan strategi dan
program kerja utuk mewujudkan ASEAN Vision. Berdasarkan program tersebut, High
Level Task Force HLTF diberikan kewenangan untuk melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi dalam mewujudkan ASEAN sebagai pasar tunggal
dan basis produksi, yang merupakan program pelaksanaan untuk 6 tahun ke depan sekaligus merupakan kelanjutan dari HPA guna merealisasikan tujuan akhir dari
Visi ASEAN 2020 dan Deklarasi Bali Concord II. Pencapaian ASEAN Community
semakin kuat dengan ditandatanganinya “Cebu Declaration on the Acceleration of the
Establishment of an ASEAN Community by 2015” oleh para Pemimpin ASEAN pada KTT ke- 12 ASEAN di Cebu, Filipina, tanggal 13
Januari 2007. Para Pemimpin ASEAN juga menyepakati percepatan pengintegrasian ekonomi kawasan dari tahun 2020 menjadi tahun 2015.
Dalam mempercepat keputusan pembentukan MEAAEC menjadi 2015 akan ditetapkan dalam rangka untuk memperkuat dayasaing ASEAN dalam
menghadapi kompetisi global. Selain itu ada beberapa pertimbangan yang mendasar dari hal ini, yaitu:
i. Potensi penurunan biaya produksi di ASEAN sebesar 10-20 persen untuk
barang konsumsi sebagai dampak integrasi ekonomi; ii.
Meningkatkan kemampuan kawasan dengan implementasi standar dan praktik internasional, Hak Atas Kekayaan Intelektual HAKI dan adanya
persaingan. Dalam mempercepat langkah integrasi ekonomi tersebut, ASEAN
menyusun ASEAN Charter Piagam ASEAN sebagai ”payung hukum” yang
Universitas Sumatera Utara
65
menjadi basis komitmen dalam meningkatkan dan mendorong kerjasama di antara negara-negara anggota ASEAN di kawasan asia tenggara. Piagam tersebut juga
memuat prinsip-prinsip yang harus dipatuhi oleh seluruh negara anggota ASEAN dalam mencapai tujuan integrasi di kawasan ASEAN. Naskah Piagam ASEAN
tersebut kemudian ditandatangani oleh kepala negara-negara anggota ASEAN pada KTT ke-13 di Singapura tanggal 20 November 2007. Piagam ini mulai
berlaku secara efektif bagi semua negara anggota ASEAN yaitu pada tanggal 15 Desember 2008. Indonesia juga sudah melakukan ratifikasi Piagam ASEAN pada
tanggal 6 November 2008 dalam bentuk Undang-undang No. 38 tahun 2008 Tentang Pengesahan Charter Of Ther Association Of Southeast Asian Nations
Piagam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. ASEAN Economic Community AEC Blueprint
merupakan pedoman bagi negara-negara anggota ASEAN dalam mewujudkan integrasi ekonomi kawasan.
AEC Blueprint memuat empat pilar utama yaitu:
i. ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang didukung
dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas;
ii. ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi tinggi, dengan elemen
peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan, dan e-commerse;
iii. ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata
dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN; dan
Universitas Sumatera Utara
66
iv. ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan
perekonomian global dengan elemen pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan, dan meningkatkan peran serta dalam
jejaring produksi global. Pada KTT ke-14 ASEAN tanggal 1 Maret 2009 di Hua Hin, Thailand,
para Pemimpin ASEAN menandatangani Roadmap for an ASEAN Community 2009-2015
atau Peta-jalan Menuju ASEAN Community 2009–2015, sebuah gagasan baru untuk mengimplementasikan secara tepat waktu ASEAN Economic
Community Blueprint Cetak-Biru Komunitas Ekonomi ASEAN.
4.1.3. Perkembangan Kondisi Perdagangan Internasional
Indonesia Terhadap MEA 2015: Ekspor dan Impor
Bagi Indonesia perdagangan sangat erat kaitnya dengan penguatan di dalam menghadapi suatu kondisi yang sangat kompleks di suatu perekonomian
negara. Dimana dengan mewujudkan pasar tunggal kawasan ASEAN yang memiliki luas sekitar 4,47 juta km
2
yang terdiri dari 617,68 juta jiwa dengan pendapatan domestik bruto sekitar 2,1 juta dollars AS pada tahun 2012 dari 10
negara anggota, diharapakan agar dapat meningkatkan efesiensi, efektivitas dan memacu dayasaing ekonomi dikawasan tersebut yang akan dapat terjadi melalui
arus bebas free flow. Sedangkan untuk Indonesia sendiri berharap mampu berdayasaing dengan negara angggota ASEAN lainnya, dimana Indonesia
merupakan negara yang mempunyai kekayaan sumber daya alam yang berlimpah diikuti dengan luas dan populasi yang besar dengan negara-negara lainnya di
Universitas Sumatera Utara
67
ASEAN. Integrasi ekonomi menjadi salah satu langkah yang penting untuk
mencapai Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA yang berdayasaing dan juga berperan secara aktif didalam sebuah perekonomian global. Untuk dapat menuju
terwujudnya MEA 2015 ini pastinya tidak akan terlepas dari suatu peranan di ASEAN dimana ini akan menjadi organisasi regional yakni sebagai suatu langkah
untuk mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan dengan perbandingan ASEAN dengan integrasi lainnya dapat
dilihat bahwa pada tahun 2006 GDP per kapita ASEAN berada pada peringkat 11 dari 16 bentuk integrasi ekonomi lainnya.
Tabel 4.1 Perbandingan ASEAN dengan Integrasi Ekonomi Lainnya tahun 2006
Integrasi ekonomi
Luas Area km Populasi
GDP PPP US Jumlah
Anggota Dalam jutaan
Per kapita
EU 3.977.487 460.124.266
11.723.816 25.48
25 CARICOM
462.344 14.565.083
64.219 4.409
14 + 1 ECOWAS 5.112.903
251.646.263 342.519
1.361 15 CEMAC 3.020.142
34.970.529 85.136
2.435 6 EAC 1.763.777
97.865.428 104.239
1.065 3
CSN 17.339.153 370.158.470
2.868.430 7.749
10 GCC 2.285.844
35.869.438 536.223
14.949 6
SACU 2.693.418 51.055.878
541.433 10.605 5
COMESA 3.779.427 118.950.321
141.962 1.193
5 NAFTA 21.588.638
430.495.039 12.889.900
29.942 3
ASEAN 4.400.000
553.900.000 2.172.000
4.044 10
SAARC 5.136.740 1.467.255.669
4.074.031 2.777 8
Agadir 1.703.910 126.066.286
513.674 4.075 4
EurAsEC 20.789.100 208.067.618
1.689.137 8.118
6 CACM 422.614
37.816.598 159.536
4.219 5
PARTA 528.151
7.810.905 23.074
2.954 12 + 2
Sumber: http:en.wikipedia.orgwikiNorth_American_Free_Trade_Agreement Dimas Adityo Kusumo 2007 : 40
Universitas Sumatera Utara
68
Kemudian dapat melihat bagaimana perkembangan total ekspor dan impor Indonesia baik intra dan ekstra dari ASEAN yang dapat dilihat dari tabel berikut
ini:
Tabel 4.2 Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia
Periode 2000-2013 Juta US
Tahun Ekspor
Impor 2000
62124 33514.8
2001 56320.9
30962.1 2002
57158.7 31288.8
2003 61058.2
32550.7 2004
71584.6 45524.5
2005 85659.9
57700.9 2006
100798.6 61065.5
2007 114100.9
74473.4 2008
137020.4 129197.3
2009 116510
96829.2 2010
157779.1 135663.2
2011 203496.7
177435.6 2012
190031.8 191689.5
2013 182551.8
186628.7 Sumber: BPS, ASEAN database www.asean.org,
dan www.worldbank.org Indonesia pada tahun 2000-2008 untuk nilai ekspor mengalami
peningkatan secara terus menurus, walaupun sebenarnya pada tahun 2001 nilai ekspor Indonesia turun yaitu sebesar 56.320,9 juta dollar AS dari tahun 2000
dimana nilai ekspornya sebesar 62.124,0 juta dollar AS, akan tetapi nilai ekspor Indonesia bisa dikatakan meningkat. Namun pada tahun 2009 nilai ekspor
Indonesia mengalami penurunan hingga 15 persen yang disebabkan oleh krisis ekonomi yang sedang dihadapi dunia terhadap kemunduran permintaan dunia atas
ekspor produk Indonesia. Setelah terjadinya peristiwa tersebut nilai ekspor Indonesia mulai tumbuh kembali pada tahun 2010 sekitar 35,4 persen dengan nilai
Universitas Sumatera Utara
69
ekspor sebesar 157.779,1 juta dollar AS. Peningkatan ini berlangsung hingga tahun 2011 sebesar 203.496,7 juta dollar AS, akan tetapi pada tahun 2012-2013
nilai ekspor Indonesia terus mengalami penurunan. Dan akhirnya nilai ekspor Indonesia pada tahun 2013 hanya mencapai sebesar 182.551,7 juta dollar AS.
Gambar 4.1 Total Nilai Eskpor Indonesia Intra dan Ekstra Ke ASEAN 2000-2013
Sumber: Hasil pengolahan penulis dari data BPS, ASEAN database www.asean.org,
dan www.worldbank.org Sedangkan untuk nilai impor Indonesia pada tahun 2000 sebesar 33.514,8
juta dollar AS dan ini mengalami penurunan pada tahun 2001 yaitu sebesar 30.962,1 juta dollar AS. Dan pada tahun-tahun selanjutnya nilai impor Indonesia
terus mengalami peningkatan sampai tahun 2008 hingga mencapai 73,6 persen sebesar 129.197,3 juta dollar AS, dan akhirnya pertumbuhan nilai imor tersebut
pun turun akibat krisis ekonomi dunia pada tahun 2008 yang menyebabkan nilai impor tahun 2009 mengalami penurunan hingga 25 persen yakni sebesar 96.829,2
juta dollar AS. Namun setelah melewati krisis ekonomi tersebut pertumbuhan nilai impor Indonesia kembali mengalami peningkatan sebesar 40,1 persen pada
40000 80000
120000 160000
200000 240000
2000 2002
2004 2006
2008 2010
2012 X
Total Nilai Ekspor Juta US
Universitas Sumatera Utara
70
tahun 2010 mencapai sebesar 135.663,2 juta dollar AS dimana perekonomian Indonesia mulai membaik dan ekonomi dunia juga mulai tumbuh membaik.
selanjutnya pada tahun 2011-2012 nilai impor Indonesia terus mengalami peningkatan dimana pada tahun 2012 nilai impor Indonesia mencapai sebesar
191.691,0 juta dollar AS akan tetapi pada tahun 2013 nilai impor Indonesia mengalami penurunan hingga mencapai sebesar 186.628,6 juta dollar AS.
Gambar 4.2
Total Nilai Impor Indonesia Intra dan Ekstra Dari ASEAN 2000-2013
Sumber: Hasil pengolahan penulis dari data BPS, ASEAN database www.asean.org,
dan www.worldbank.org Menurut catatan dari Badan Pusat Statistik BPS ada faktor-faktor yang
membuat nilai ekspor Indonesia untuk intra dan ekstra tahun 2013 mengalami penurunan hingga sebesar 3,92 persen dari tahun 2012, dimana hal ini disebabkan
oleh berkurangnya ekspor migas yakni dari tahun 2012 sebesar 19,46 persen menjadi 17,87 persen di tahun 2013, akan tetapi untuk ekspor nonmigas
mengalami peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013 seperti minyak nabati dan produk industri sebesar 61,11 persen menjadi 61,91 persen, kemudian produk
40000 80000
120000 160000
200000
2000 2002
2004 2006
2008 2010
2012 M
Nilai Total Impor Jut a US
Universitas Sumatera Utara
71
pertambangan 16,50 persen menjadi 17,08 persen dan produk pertanian 2,93 persen menjadi 3,14 persen inilah yang menjadi suatu sektor yang mampu
menyelamatkan nilai ekspor indonesia.
Gambar 4.3 Perkembangan Ekspor Indonesia Periode 2012-2013
Sumber: BPS www.bps.com Sedangkan untuk nilai impor Indonesia intra dan ekstra tahun 2013 juga
mengalami penurunan sebesar 2,64 persen dibandingkan dengan nilai impor tahun 2012, hal ini disebabkan oleh nilai impor nonmigas yang menurun sebesar 5,20
dan meningkatnya nilai impor migas sebesar 6,35 persen. Peningkatan impor migas ini dikarenakan naiknya minyak mentah dan gas masing-masing sebesar
25,76 persen dan 1,02 persen, sedangkan impor untuk hasil minyak turun sebesar 0.39 persen.
Universitas Sumatera Utara
72
Tabel 4.3 Perkembangan Impor Indonesia periode 2012 dan 2013
Sumber: BPS www.bps.com
4.1.4. Hubungan Perdagangan Antara Indonesia Dengan ASEAN
Ekspor dan impor merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam faktor pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Di dalam perdagangan global di
kondisi sekarang, arus barang masuk dan keluar sangatlah penting. Dimana para pengusaha juga harus dituntut agar mempunyai pengetahuan yang luas untuk
dapat mengetahui prosedur dari ekspor dan impor, maupun itu dari segi peraturan yang terkait dengan perdagangan internasional ataupun kepabeanan dan
perbankan. Maka dari inilah ASEAN membentuk suatu integrasi ekonomi melalui MEA 2015, dimana dengan tujuan ini diharapkan perdagangan antara
Indonesia dengan ASEAN dapat berjalan dengan baik dan juga mendapat keuntungan dari perdagangan yang dilakukan dengan cara kerjasama ini pula.
Integrasi ekonomi ini akan melibatkan perjanjian-perjanjian antara negara dengan
Uraian Nilai CIF juta US
Perubahan Peran terhadap
Total Impor Jan
−Des 2013 Peranan
Terhadap Total Impor Jan-Des
2013 November
2013 Desember
2013 Jan-Des
2012 Jan-Des
2013
Des 2013 terhadap
Nov 2013
Jan-Des 2013
terhadap Jan-Des
2012
Total 15 149,3
15 458,5 191 689,5 186 631,3
2,04 -2,64
100,00 Migas
3 938,9 4 222,0
42 564,2 45 266,8
7,19 6,35
24,25
Minyak Mentah
1 131,0 1 076,0
10 803,2 13 585,8
-4,86 25,76
7,28 Hasil
Minyak 2 600,5
2 748,9 28 679,4
28 568,0 5,71
-0,39 15,31
Gas 207,4
397,1 3 081,6
3 113,0 91,47
1,02 1,67
Nonmigas 11 210,4
11 236,5 149 125,3 141 364,5
0,23 -5,20
75,75
Universitas Sumatera Utara
73
tujuan untuk menciptakan hubungan melalui pergerakaan barang, jasa dan faktor- faktor produksi yang menembus batas negara tanpa adanya hambatan baik tarif
maupun nontarif. Adapun kerjasama yang dilakukan oleh ASEAN adalah dengan kerjasama
ekonomi di sektor industri yang termasuk salah satu sektor utama. Dimana kerjasama ini bertujuan untuk dapat meningkatkan arus investasi, meningkatkan
teknologi dan dapat pula meningkatkan keterampilan negara-negara ASEAN. Adapun kerjasama ASEAN ini tertuju pada penciptaan fasilitas produksi baru
dalam rangka untuk mendorong perdagangan intra-ASEAN. Dimana nilai harga- harga yang di ambil dalam proses melihat prediksi perkembangan ekspor maupun
impor pada Indonesia ini dalam bentuk harga produk-produk industri yakni dapat dilihat bahwa dari tahun 2000-2011 total harga produk-produk industri semakin
meningkat tiap tahunnya walaupun pada tahun 2003 mengalami penurunan menjadi 57.237,5 juta dollar AS dari tahun 2002 yakni sebesar 57.237,5 juta
dollar AS akan tetapi setelah itu mengalami peningkatan lagi sampai tahun 2011 sebesar 159.985,9 juta dollar AS, kemudian total dari harga produk ini meliputi
dari harga makanan dan minuman, tekstil, Kertas dan barang dari kertas, Batu bara, minyak dan gas bumi, dan bahan bakar, Kimia dan barang-barang dari bahan
kimia, Karet dan barang-barang dari plastik kemudian masih banyak lagi yang terkait di dalamnya namun dari produk inilah yang harganya besar dan dari tahun
ke tahun mengalami peningkatan.
Universitas Sumatera Utara
74
Tabel 4.4 Total Harga Produk Industri Indonesia Juta US
Tahun Total Harga Produk-Produk Industri
Indonesia 2000
39.190,1 2001
45.266,0 2002
57.237,5 2003
51.184,6 2004
62.685,2 2005
69.203,9 2006
77.748,0 2007
94.739,5 2008
119.715,0 2009
119.966,7 2010
131.507,1 2011
159.985,9 Sumber: BPS
Kemudian kerjasama di sektor perdagangan, dimanan ini meliputi kerjasama perdagangan barang dan fasilitas perdagangan. Untuk kerjasama
perdagangan barang yakni berkaitan dengan AFTA pada pertemuan ke-21 AFTA Council
23 Agustus 2007, dimana terdapat kemajuan yang cukup signifikan mengenai Implementsi Work Programme on Elimination of Non-Tariff Barries
NTBs dan juga dalam melakukan perbaikan mengenai CEPT AFTA Rules of Origin
, yang diharapkan agar dapat mengurangi biaya transaksi perdagangan dan dapat memfasilitasi perdagangan didalam kawasan. Kemudian berkaitan pada
perdagangan barang, ASEAN juga berhasil dalam menyelesaikan suatu pembahasan substantif yakni ASEAN Trade in Goods Agreement ATIGA yang
bertujuan untuk meningkatkan transparansi yang dapat meningkatkan AFTA- rules-based-system
dimana hal ini sangat penting untuk suatu komunitas bisnis ASEAN. Selanjutnya terkait dengan fasilitas perdagangan Indonesia juga
Universitas Sumatera Utara
75
melakukan pembentukan perbaikan layanan publik Nasional Single Window
NSW dan ASEAN Single Window ASW yang merupakan suatu upaya dalam fasilitas perdagangan di tingkat nasional dan ASEAN untuk mempermudah
dan mempercepat arus perdagangan dalam rangka mendukung proses pembentukan ASEAN Economic Community. National Single Window NSW
mulai beroperasi pada akhir tahun 2008 di negara-negara ASEAN+6 dan tahun 2012 bagi negara-negara CLMVkamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam.
Namun melalui analisis data dan statistik dapat dilihat bahwa ekonomi Indonesia banyak mengambil suatu manfaat dari integrasi ASEAN, yakni dimana
total perdagangan Indonesia baik intra maupun ekstra dari tahun 2000-2008 terus mengalami pertumbuhan yang signifikan sebelum terjadinya krisis keuangan
global pada tahun 2009 dimana total perdagangan Indonesia mengalami penurunan, tetapi keadaan ini membaik karena pada tahun 2010 total perdagangan
Indonesia mulai tumbuh kembali dan terus mengalami peningkatan sampai tahun 2012 dan akhirnya turun kembali pada tahun 2013. Namun akan tetapi
perdagangan Indonesia ke ASEAN+6 mencapai 66 dari total ekspor, sehingga perdagangan Indonesia tidak begitu terpengaruh dengan krisis yang terjadi di
Eropa maupun AS.
Universitas Sumatera Utara
76
Tabel 4.5 Total Perdagangan Indonesia Juta US
Tahun
Ekspor Impor
Total Perdagangan 2000
62124 33514.8
95638.8 2001
56320.9 30962.1
87283 2002
57158.7 31288.8
88447.5 2003
61058.2 32550.7
93608.9 2004
71584.6 45524.5
117109.1 2005
85659.9 57700.9
143360.8 2006
100798.6 61065.5
161864.1 2007
114100.9 74473.4
188574.3 2008
137020.4 129197.3
266217.7 2009
116510 96829.2
213339.2 2010
157779.1 135663.2
293442.3 2011
203496.7 177435.6
380932.3 2012
190031.8 191689.5
381721.3 2013
182551.8 186628.7
369180.5
Sumber: BPS, ASEAN database www.asean.org, dan www.worldbank.org
Tetapi untuk Indonesia sendiri dari tahun 2000-2009 ada tarif yang diberlakukan untuk menjaga produk-produk Indonesia agar terlindungi, namun
setelah itu pada tahun 2010 semua produk-produk Indonesia sudah 100 persen tarifnya sebesar 0 nol persen dimana ini juga merupakan salah satu strategi
ASEAN dalam pemberlakuan tarif MEA 2015.
Tabel 4.6 Perkembangan Tarif Indonesia Jumlah Pos Tarif Dalam Produk
Tahun Jumlah pos tarif
2000 7.293
2001 7.293
2002 7.294
2003 7.54
2004 11.163
2005 11.171
2006 11.173
2007 8.744
2008 8.62
2009 8.64
Sumber: www.kemendagri.go.id
Universitas Sumatera Utara
77
Tabel 4.7 Pemberlakuan Tarif ASEAN Economy Community AEC 2015
Negara 2008 2009
2010 2015 Jumlah Pos
Tarif Produk Rata-
rata Tarif
Jumlah Pos Tarif Produk
Rata- rata
Tarif
Brunei D
9,924 0,73 8,236 0,61
100 produk
semua tarif 0
100 produk
tarif 0 Indonesia
8,620 0,99 8,640 1,05
Malaysia 12,201 0,95
12,205 0,94 Filippina
8,827 0,96 8,952 1,01
Singapura 8,298 0,00
8,200 0,00 Thailand
8,301 1,03 8,200 1,01
ASEAN-6 56,171 0,79
54,633 0,79
Kamboja 10,454 7,13
10,537 5,83 60
produk tarif 0
Laos 8,015 1,28
8,214 1,54 Myanmar 10,615
2,83 8,240 1,11
Vietnam 8,099 2,77
8,099 2,72 80
produk tarif 0
CLMV 37,183 3,69
35,090 3,00 ASEAN-10
93,354 1,95 89,723 1,65
Sumber: Departemen Perdagangan RI, 2011 http:dhietamustofa.wordpress.com20131120
Selanjutnya dapat kita lihat perkembangan hubungan indonesia dengan ASEAN dalam bentuk kerjasama-kerjasama yang dibuat. Adapun menurut data
statistik perdagangan IMF, 2012 dimana menunjukkan bahwa Indonesia selaku negara anggota ASEAN mempunyai hubungan perdagangan dengan cina yang
sangat erat terlebih setelah berlakunya ASEAN-China yang merupakan suatu mitra dagang utama Indonesia setelah ASEAN. Disini ekspor Indonesia ke China
mencapai15,6 miliar dollar AS dan impor Indonesia dari China mencapai 20,6 miliar dollar AS, sehingga surplus perdagangan ini berpihak di China dengan nilai
sebesar 5 miliar dollar AS pada tahun 2010. Sedangkan untuk Indonesia
Universitas Sumatera Utara
78
mengalami defisit dari tahun 2008-2011 dari kesepakatan ASEAN-China, jadi bentuk dari kerjasama ini Indonesia mengalami kerugian. Kemudian juga dapat
dilihat dari perjanjian AKFTA ditandatangani pada saat berlangsungnya KTT ASEAN-Korea bulan Juni 2009 di Pulau Jeju, Korea Selatan. Neraca
perdagangan antara Indonesia dengan Korea Selatan tahun 2010, dimana Indonesia mendapatkan surplus perdagangan sebesar 4.8 miliar dollar AS yakni
mengalami peningkatan sebesar 43,1 persen dari tahun 2009 yaitu sebesar 3,4 persen. Total dari perdagangan kedua negara tersebut mencapai sebesar 20,3
miliar dollar AS dimana nilai ekspornya sebesar 12,5 miliar dan impornya sebesar 7,7 miliar dimana angka ini merupakan suatu peningkatan sebesar 57,36 persen
dibandingan dengan tahun 2009 berjumlah 12,8 miliar. Dari perdagangan antara kedua negara ini menunjukan bahwa ada pertumbuhan yang positif Dari sisi total
perdagangan, kedua negara selama periode 2006-2010 mencatat pertumbuhan positif rata-rata sebesar 15,97 dengan surplus perdagangan berada pada sisi
Indonesia. Kemudian dampak integrasi ekonomi dalam bentuk MEA ini bagi
Indonesia juga berpengaruh terhadap perdagangan antar negara yang berlangsung sangat bebas, jauh lebih bebas dari era AFTA. Di dalam AFTA, pemerintah masih
dimungkinkan misalnya menerapkan bea masuk 1 sampai 5 persen atau juga mengeluarkan kebijakan khusus untuk melindungi industri atau barang-barang
produksi dalam negeri yang sangat sensitif. Sebaliknya, dalam era PTA barang- barang produk Indonesia akan sepenuhnya bersaing dengan barang-barang
produksi negara lainnya. Dengan kualitas yang ada saat ini serta tingginya pajak
Universitas Sumatera Utara
79
dan pungutan sebagaimana banyak dikeluhkan pengusaha, ini akan sangat sulit bagi barang Indoneisa untuk bisa bersaing.
4.2. Hasil Analisis dan Pembahasan