38
negara, dimana ini merupakan nilai produk yang berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara domestik
yang disebut GDP Gross Domestic product. Untuk nilai GDP Indonesia sendiri di kanca ASEAN dari tahun 2011 sebesar 246.467,7 juta dollar AS dan 2012
sebesar 261.813,9 juta dollar AS mengalami peningkatan walaupun hanya cuma beberapa persen dari peningkatan tersebut. Sedangkan untuk konsumsi dan
investasi Indonesia juga mengalami peningkatan dari tahun 2011-2012. Dalam hal ini perhitungan pendekatan pengeluaran yang dapat
menjelaskan bagaimana pendapatan suatu negara. Persamaan tersebut dapat dinyatakan sebagai Y = C + I + G + X-M, dimana Y merupakan jumlah output
yang dihasilkan oleh suatu negara, C merupakan pengeluaran konsumsi belanja rumah tangga dan belanja pemerintah, I merupakan pengeluaran investasi suatu
negara, X merupakan ekspor yang dilakukan negara dan M merupakan barang atau jasa yang dibeli dari negara ke negara lain. Ini akan menjadi satu hal yang
baik untuk perkembangan ekonomi Indonesia. Akan tetapi pengaruh perdagangan internasional ini juga akan membawa neraca perdagangan negara ke surplus X –
M 0 atau defisit X – M 0. Jadi dari hal ini kenaikan ekspor juga akan membuat peningkatan jumlah output dan pertumbuhan ekonomi akan meningkat.
2.1.5. Sistem Perdagangan Indonesia Terhadap Masyarakat Ekonomi
ASEAN MEA 2015
Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA 2015 memberikan suatu peluang bagi Indonesia untuk melakukan ekspor secara besar-besaran, dimana ini akan
mendukung perkembangan perekonomian negara Indonesia. Karena MEA
Universitas Sumatera Utara
39
merupakan bentuk visi dari ASEAN yang akan menjadikan sebuah kawasan pasar tunggal yang berarti bahwa barang-barang dan jasa akan bergerak secara bebas.
Pada dasarnya MEA tertuju pada sasaran dalam mengintegrasikan ekonomi regional Asia Tenggara, dimana dalam pembentukan kawasan ekonomi yang
kompetitif memerlukan kerjasama yang erat bagi negara-negara anggota ASEAN agar kawasan yang terintegrasi ini sepenuhnya dapat menjadi kawasan ekonomi
global. http:bppt.jabarprov.go.idindex.phpsubMenuinformasiartikeldetailartikel71
5 Mei 2014 Secara harfiah integrasi ekonomi merupakan suatu agenda utama dari
negara ASEAN, dimana visi ASEAN ini mewujudkan kawasan bebas barang yang diwujudkan melalui dengan dibentuknya MEA 2015. Pengertian integrasi
ekonomi secara umum dapat diartikan pencabutan atau penghapusan hambatan- hambatan ekonomi dimana antara dua atau lebih dari ekonomi suatu negara.
Sedangkan pengertian secara operasional dapat diartikan pencabutan atau penghapusan diskriminasi dan penyatuan politik antara lain meliputi peraturan,
prosedur dan lainnya. Dan untuk instrument dari penghapusan tersebut melalui pajak, bea masuk, mata uang, undang-undang, lembaga, standarisasi, dan
kebijaksanaan ekonomi. Adapun teori integrasi ekonomi menurut kaum liberal mempercayai bahwa perdagangan bebas akan membawa perdamaian didalam
hubungan internasional. Disebabkan bahwa perdagangan bebas akan dapat mewujudkan interpendensi dan kerjasama untuk mendapatkan keuntungan
bersama antara negara-negara pelaku pasar yang terkait. Pendapat kaum liberal
Universitas Sumatera Utara
40
sesungguhnya menganggap bahwa liberalisasi didalam suatu ekonomi akan mengarah pada kebebasan pasar dan bukan hanya itu peran negara pun dapat
diminimalisir. Bahkan selain itu kaum liberal mengemukakan bahwa semua bentuk ekonomi yang menyebar pada teori liberal akan berharap mekanisme harga
dan pasar merupakan media yang sangat efektif agar dapat mengatur hubungan kerjasama ekonomi domestik maupun internasional. Oleh sebab itu pernyataan
kaum liberal terhadap kebebasan pasar bertujuan untuk mencapai efisiensi yang semaksimal mungkin agar pertumbuhan ekonomi. Namun menurut Tinbergen
2006 menyatakan bahwa: integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur perekonomian
internasional yang lebih bebas dengan jalan menghapuskan semua pembatasan-pembatasan barriers yang dibuat terhadap bekerjanya
perdagangan bebas dengan jalan mengintroduksi semua bentuk-bentuk kerjasama. Integrasi juga dapat dipakai untuk alat mengakses pasar yang
lebih besar, menstimulasi pertumbuhan ekonomi sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraan nasional
Akan tetapi integrasi ekonomi mempunyai prinsip-prinsip dan mekanisme yang sama dengan perdagangan bebas. Menurut dari pengertian diatas maka
istilah integrasi ekonomi dapat dibagi menjadi dua pengertian, yakni:
a. Penghapusan proteksi lalu lintas barang, jasa, faktor produksi SDM dan
modal dan informasi dengan kata lain kebebasan akses pasar teknologi dalam integrasi negatif.
Universitas Sumatera Utara
41
b. Penyatuan politik kebijakan dengan kata kunci harmonisasi, disebut juga
integrasi positif.
Griffin dan Pustay 2002 menyatakan bahwa “membuat susunan dari integrasi ekonomi regional yang kemungkinan dapat terjadi. Ada beberapa
tingkatan yakni kawasan perdagangan bebas, persekutuan pabean, pasar bersama, ekonomi, dan politik”. Adapun beberapa bentuk perjanjian dari tingkatan
integrasi ekonomi yang di mulai dari Perdagangan Prefensial Preferential Trade Arrangement
, Kawasan Perdagangan Bebas Free Trade Area, Persekutuan Pabean Custom Union, common market, dan Economi Union. Yang dimaksud
diatas tersebut antara lain: 1.
Pengaturan Perdagangan Preferensial Preferential Trade Arrangement Preferential Trade Arrangement
merupakan pengaturan yang dibentuk oleh negara-negara yang sepakat menurunkan hambatan-hambatan perdagangan
yang berlangsung di antara mereka dan membedakannya dengan yang berlaku pada negara luar yang bukan anggota. Preferential Trade Arrangement ini
merupakan bentuk integrasi yang paling longgar. 2.
Kawasan Perdagangan Bebas Free Trade Area Free Trade Area
merupakan suatu bentuk integrasi ekonomi karena semua hambatan-hambatan perdagangan tarif maupun nontarif antara negara-negara
akan dihilangkan atau dihapuskan. Kawasan perdagangan bebas ASEAN juga merupakan sebuah kesepakatan dari ASEAN dalam mengenai sektor produksi
lokal di semua negara anggota ASEAN. Tujuan dari Free Trade Area ini yaitu:
Universitas Sumatera Utara
42
a. Akan meningkatkan daya saing ASEAN untuk basis produksi disebuah
pasar internasional dengan melalui penghapusan bea dan hambatan non- bea didalam ASEAN.
b. Dapat menarik investasi asing secara langsung ke dalam ASEAN.
3. Custom Union
Custom Union merupakan sebuah bentuk integrasi ekonomi yang selanjutnya dimana persekutuan pabean Custom Union, semuanya mewajibkan negara
anggota agar tidak hanya menghilangkan bentuk-bentuk perdagangan saja akan tetapi juga harus menyamakan sebuah kebijakan perdagangan dengan
negara-negara luar yang bukan merupakan negara anggota. Sebenarnya untuk persekutuan pabean ini negara anggota dengan negara anggota lainnya akan
berlaku ketentuan-ketentuan dalam perdagangan bebas dan tarif bea masuk dan disertakan kuota yang sama untuk impor terhadap negara-negara bukan
anggotanya. Dengan begitu para negara anggota tidak bebas menentukan kebijakan komersil sendiri dengan negara lainnya. Adapun menurut Jacob
Viner mengatakan bahwa “penghapusan tarif bea cukai sesama anggota customs union akan menyebabkan kesejahteraan masyarakat meningkat
consumer surplus, dimana di sisi lainnya jumlah produksi akan berkurang didalam negeri dan penerimaan bea cukai tidak dapat diperoleh negara”.
4. Common Market
Merupakan sebuah bentuk integrsi ekonomi dimana bukan barang yang diperdagang bebaskan, melainkan faktor-faktor produksi yaitu seperti tenaga
kerja dan modal.
Universitas Sumatera Utara
43
5. Economic Union
Merupakan bentuk integrasi ekonomi yang dilaksanakan dengan cara menyamakan kebijakan moneter dan fiskal bagi negara anggota masing-
masing. Pembentukan Economic Union ini sejak selesainya Perang Dunia II. Adapun beberapa bentuk persetujuan dari perdagangan yang di bentuk
sebelumnya yang mengarah ke perdagangan bebas, seperti ASEAN Free Trade Area
AFTA, World Trade Organization WTO, dan lain-lain. Integrasi sebenarnya membuat globalisasi ekonomi menjadi fundamental dimana ini dapat
merubah sebuah struktur perekonomian dunia. Namun hal ini bisa menyebabkan kesulitan bagi negara-negara yang tidak mempunyai infrastruktur dan kapasitas
institusional yang kurang memadai, sehingga akan mengalami kesulitan berintegrasi dengan negara yang lain. Namun dalam penentuan tarif bea masuk,
besar tarif yang ditentukan Indonesia lebih rendah dengan beberapa negara seperti Jepang, China, Thailand, dan beberapa negara lainnya.
http:indaharitonang-fakultaspertanianunpad.blogspot.com201306integrasi- ekonomi.htmlsabtu, 7 juni 2014 09: 31 WIB.
Kemudian bentuk kesepakatan perdagangan antara dua negara atau lebih, baik itu dari sistem perdagangan multilateral maupun sistem perdagangan dalam
suatu kawasan mempunyai suatu prinsip yang sama yakni, menghilangkan semua bentuk hambatan-hambatan baik berupa tarif maupun non tarif. Dimana integrasi
akan di mulai dari integrasi untuk perdagangan barang dan jasa sehingga sampailah kepada pasar tunggal yang terkait dengan aspek-aspek ekonomi, antara
Universitas Sumatera Utara
44
lain perdagangan barang dan jasa, perdagangan produksi, integrasi dalam moneter dan integrasi kebijakaan ekonomi yang menyeluruh.
Dari hal inilah perekonomian dapat semakin dilihat dalam berbagai bidang baik di Indonesia maupun di dunia internasional. Sejak adanya perjanjian-
perjanjian yang di buat terkait dengan kerjasama dalam perdagangan baik bilateral maupun multilateral Indonesia dengan negara lainnya yang terkait menyebabkan
terbentuknya gejala-gejala liberalisasi. Konsep liberalisasi perekonomian merupakan kecenderungan kebebasan bagi para pelaku kegiatan ekonomi untuk
dapat menguasai perekonomian di Indonesia. Liberalisasi perdagangan ini juga cenderung memberikan dampak yang negatif untuk Indonesia. Dimana setelah
terbentuknya perjanjian perdagangan neraca perdagangan Indonesia dengan negara patner menjadi semakin defisit. Misalnya kerjasama Indonesia dengan
CAFTA, yang dimulai pada tahun 2002 dan ditandatangani di Phnom Penh. Azizah dan Bagas 2011 mengatakan bahwa kerjasama CAFTA bertujuan untuk:
a. Memperkuat dan meningkatkan perdagangan kedua belah pihak
b. Meliberalisasikan perdagangan barang dan jasa melalui pengurangan dan
penghapusan tarif c.
Mencari area baru dan mengembangkan kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan kedua belah pihak
d. Memfasilitasi integrasi ekonomi yang lebih efektif dengan negara anggota
baru ASEAN dan melihat celah yang ada dikedua belah pihak.
Universitas Sumatera Utara
45
Kemudian pada kenyataannya setelah terlaksananya Free Trade Area dengan China, ekspor Indonesia tidak mengalami peningkatan sehinnga ekspor
lebih kecil daripada impor barang dan jasa ke china Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Neraca Perdagangan Indonesia China
NERACA PERDAGANGAN 2007 2008 2009 2010 2011
Ekspor ke China
9.675.512,7 11.636,503,7 11.499.327,3 15.692.611,1 22.941.004,9
Impor dari China
8.557,877,1 15.247.168,9 14.002.170,5 20.424.218,2 26.212.187,4
Neraca perdagangan
1.117.635,6 -3.6106652 -2.5028432
-4.7316071 -3.2711825 Sumber : dhietamustofa.wordpress.com20131120
Litbang “Kompas”RSW, diolah dari Kementerian Perdagangan, 2012. Dikutip kompas, Rabu 21 Maret
2012 .
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perdagangan Indonesia dan China mengalami defisit mulai tahun 2008-2011 Tabel 2.1. Dengan kesepakatan
CAFTA untuk menghilangkan tarif dan kuota ekspor impor antara negara ASEAN dan China termasuk Indonesia dapat membuat China bebas dalam melakukan
impor barang dan jasa. Dengan demikian harga barang-barang impor dari china di dalam negeri cenderung lebih murah dibandingkan sebelum adanya CAFTA.
Oleh sebab itu ketertarikan masyarakat lebih pada barang impor dibandingkan barang dalam negeri. Ini merupakan salah satu kerugian yang diterima oleh
Indonesia sehingga neraca perdagangan Indonesia China menjadi semakin defisit setiap tahunnya.
Universitas Sumatera Utara
46
Menurut Amin et. al 2010 liberalisasi perdagangan meliputi “kebijakan yang bertujuan untuk perekonomian terbuka dengan mengurangi hambatan
perdagangan dalam bentuk pengurangan tarif dan peningkatan PDB”. http:dhietamustofa.wordpress.com20131120liberalisasi-perdagangan-
indonesia-di-dunia-internasional-dalam-perspektif-ekonomi-politiksabtu,7 jun 2014, 10:30WIB
2.2. Penelitian Terdahulu