Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis 1. Teknik Analisis

47 Untuk menguji pengaruh variabel bebas X 1, X 2, X 3, X 4 terhadap variabel ter 1. variabel bebas bel terikat. Den - erumuskan hipotesis terikat riabel bebas terhadap - - ng nilai F untuk mengetahui hubungan secara simultan i berikut : Fhitung = KT Regresi Soelistyo, 2001:325 Me g tentuan : pengamatan k = Jumlah variabel bebas parameter regresi KT = Kuadrat Tengah ikat Y dengan prosedur sebagai berikut : Uji F Uji F dipergunakan untuk menguji pengaruh secara simultan terhadap varia gan langkah-langkah pengujian sebagai berikut : M Ho :  1 =    3 =  4 = 0 Tidak terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel H i :  1       0 Ada pengaruh va variabel terikat Menentukan level of signifikan sebesar 5 Menghitu antara variabel bebas dan variabel terikat dengan rumus sebaga KT Galat - ng unakan derajat kebebasan = n-k-l dengan ke n = Jumlah Sampel 48 ah pe F  1, Dasar- Dasar Ekonometrika Gambar 6 : Kurva Distribusi F Daer nolakan Daerah penerimaan Sumber: Soelistyo, 200 , BPFE, Yogyakarta, Jakarta, hal. 326 F hitung ≤F table , maka Ho diterima dan Hi ditolak, artinya F hitung  F tabel maka Ho ditolak dan Hi diterima. Artinya variabel bebas secara keseluruhan mempengaruhi variabel 2. riabel bebas secara  Uji t dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : t hitung =  i Nachrowi dan Usman, 2006:19  potesis sebagai berikut : Kaidah pengujiannya: 1. Apabila variabel bebas secara keseluruhan tidak mempengaruhi variabel terikat. 2. Apabila terikat. Uji t Uji t dipergunakan untuk menguji pengaruh va parsial terhadap variabel terikat. Se   Merumuskan hi 49 Ho :  i = 0 tidak terdapat pengaruh variabel bebas terhadap t adap vriabel terikat Derajat k an sebe samaan tersebut : Dimana Se n = Jumlah sampel lah parameter regresi Ga ar 7 : Kurva Distribusi t Ho t  2 ; n-k-l variabel terika Hi :  i 0 ada pengaruh variabel bebas terh ebebas sar n-k-l, dalam per :  = Koefisien Regresi = Standart Error k = Jum i = Variabel bebas i = 1, 2, 3, 4,5 mb Ho ditolak Daerah penerimaan Ho ditolak -t  2 ; n-k-l Sumber: Widarjono, Agus. 2005, Ekonometrika, Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama, Ekonosia FE UII, Yogyakarta, hal. 59 Kaidah pengujiannya : 1. Bila t hitung  t table , maka Ho ditolak dan Hi diterima, yang artinya secara parsial variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. 50 2. Bila t hitung ≤ t table , maka Ho diterima dan Hi ditolak, yang artinya secara parsial tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui apakah model analisis tersebut layak digunakan dalam pembuktian selanjutnya dan untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas mam lai adjuste koefisien nilai determinasi dengan menggunakan rumus: pu menjelaskan variabel terikat maka perlu diketahui ni d R 2 atau Jadi R 2 = JK Regresi ………………. Sulaiman, 2004 : 86 JK Total Karateristik utama dari R 2 adalah : Dimana : R 2 = koefisien determinasi JK total = jumlah kuadrat a. Tidak mempunyai nilai negatif b. Nilainya berkisar antara 0 nol dan 1 satu atau 0 R 2 1 Pendekatan Asumsi BLUE Best Linear Unbiased Estimator Tujuan utama penggunaan uji asumsi klasik adalah untuk mendapatkan koefisien regresi yang terbaik linier dan tidak bias BLUE, 3.6. k a ter uji F yang di ak valid dan secara statistik dapat m arena bil jadi penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut, uji t dan lakukannya menjadi tid engacaukan kesimpulan yang diperoleh. Sifat dari BLUE itu sendiri ialah : 51 a. Best : Pentingnya sifat ini bila diterapkan dalam uji signifikan data terhadap  dan  : Sifat ini dibutuhkan untuk me b. Linier mudahkan dalam penafsiran. besar penaksir parameter iabel bebas atau Best Linier Unbiased Estimator, artinya koefisien reg terj a actor lebih besar dari 10, terdapat multikolinier pada persamaan regresi linier. b dimana kesalahan engganggu dalam suatu periode tertentu berkorelasi dengan kesalahan c. Unbiased : Nilai jumlah sampel sangat diperoleh dari sampel besar kira –kira lebih mendekati nilai parameter sebenarnya. d. Estimasi : e diharapkan sekecil mungkin. Yang diasumsikan tidak terjadi pengaruh antara var regresi bersifat BLUE resi pada persamaan tersebut betul-betul linier dan tidak bias atau tidak adi penyimpangan-penyimpangan persamaan, seperti : Multikolinearitas Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinier dapat dilakukan dengan menghitung varience inflation factor VIF. Rumusnya adalah VIF= 11-R 2 VIF Varience inflation factor menyatakan tingkat “pembengkakan” varians. Apabila VIF Varience inflation f hal ini berarti Pendeteksian multikolinier yang berikutnya adalah dengan mudah antara variabel bebas yang terjadi korelasi. Autokorelasi Yang dimaksud dengan autokorelasi yaitu keadaan p 52 2 4 Menolak Ho Bukti Autokorelasi Positif M Bukti enolak Ho Autokorelasi Negatif Menerima Atau kedua- Ho atau Ho duanya nggu periode yang lain, pengujian autokorelasi dilakukan  2 DW e t 2 aksir dari setiap residual dari waktu sebelumnya. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat ri n Durbin Watson Uji DW r 8: Sta urbin-Watson nggu periode yang lain, pengujian autokorelasi dilakukan  2 DW e t 2 aksir dari setiap residual dari waktu sebelumnya. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat ri n Durbin Watson Uji DW r 8: Sta urbin-Watson pengga pengga de dengan menggunakan uji statistik Durbin Watson. ngan menggunakan uji statistik Durbin Watson. t=n t=n e t – e t--1 = t = 2 Widarjono, 2005:181 t=n  t = 1 e t – e t--1 t = 2 = Widarjono, 2005:181 t=n  t = 1 Dimana : e t adalah residual perbedaan variabel tak bebas yang sebenarnya dengan variabel tak bebas yang dit Dimana : e t adalah residual perbedaan variabel tak bebas yang sebenarnya dengan variabel tak bebas yang dit periode waktu. Sedangkan e t-1 adalah periode waktu. Sedangkan e t-1 adalah table krite table krite a p ti a p ti enguj enguj . . ia D ia D G G amba amba stik d stik d d Sumber: Suliyanto, 2005, Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran, Ghalia Indonesia, hal. 86 Daerah keragua- raguan Daerah a- keragu raguan d L d U 4 – d U 4 – d d L 53 c elihat apakah ada pengganggu mempunyai varian yang sama atau tidak. Hal mbangkan sebagai : Suliyanto, 2005:115 i = 1, 2, 3, 4, …n Apabila didapat varian yang sama maka asumsi homokedastisitas penyebaran yang sama diterima. Heterokedastisitas Pengujian heterokedastisitas dilakukan untuk m kesalahan tersebut dila E Ui 2 =  2 Dimana :  2 = varian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum RSU Haji Surabaya Rumah Sakit Umum Haji Surabaya berlokasi di jalan Manyar Kertoadi, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya dan berdampingan dengan Asrama Haji Sukolilo. Dibangun diatas lahan 24.300 meter persegi dengan luar area yang ditempati bangunan lebih dari 17.000 m2, atau area terbuka hijau hanya tinggal 30 saja. Rata – rata bangunan RSU Haji adalah bangunan bertingkat untuk bangunan gedung rawat jalan 4 lantai dengan luas 3.139 m2, rawat inap 4 lantai dengan luas 8.915 m2, gedung diagnostik terpadu 8 lantai dengan luas 5.049 m2, Unit Gawat Darurat 2 lantai dengan luas 955 m2, gedung bedah sentral 2 lantai dengan luas 846 m2, gedung ICU dan Haemodialisis luas lantai 748 m2 serta gedung penunjang lainnya dengan luas lantai 8.291 m2. RSU Haji Surabaya merupakan aset pemerintah provinsi Jawa Timur yang statusnya telah ditingkatkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah BLUD Rumah Sakit Provinsi Jawa Timur, sudah menyiapkan diri menjadi rumah sakit yang diharapkan mampu untuk membiayai operasionalnya sendiri, dengan membentuk central business unit yang menjadi sumber pendapatan rumah sakit. Namun subsidi masih diperlukan 84 55 untuk keperluan non operasional contohnya : bangunan, gaji PNS karena pemerintah masih menentukan tarip rumah sakit propinsi Undang – undang Nomor 22 tahun 1999 Tentang pemerintahan daerah dan Undang – undang Nomor 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pusat daerah, memberikan peluang kepada daerah mampu menjalankan pemerintahan secara efektif dan efisien, serta mendorong pemerintah daerah sendiri untuk mandiri dan mengatur pembiayaan bidang kesehatan, dimana seluruh potensi daerah dapat berperan secara optimal, termasuk rumah sakit.

4.1.2 SUMBER DAYA MANUSIA

Kompleksitas permasalahan pelayanan rumah sakit secara umum masih ditandai dengan kualitas tenaga kesehatan, baik dari segi pendidikan formal maupun ketrampilan dibidang kesehatan. Akibatnya, tingkat produktivitas yang rendah, sehingga posisi tawar bargaining pisition menjadi rendah akan berakibat pada jaminan kesejahteraan karyawan rendah. Strategis Sumber Daya Manusia untuk 5 tahun kedepan adalah meningkatkan knowledge, skill, attitude, serta social skill untuk seluruh Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Umum Haji Surabaya, dengan harapan pada tahun 2014 nanti seluruh SDM sudah berstandart word class.