Berdasarkan hasil penelitian terdahulu di atas maka terdapat perbedaan dengan penelitian sekarang yaitu
a. Terletak pada variabel, dan lingkup data yang digunakan dimana
pada penelitian terdahulu variabel bebas X menggunakan 3 faktor yaitu faktor Z
1
obat dan letak, Z
2
administrasi, ketertiban, biaya, Z
3
pelayanan, biaya pemeliharaan dan perbaikan Y pendapatan operasional rumah sakit.
b. Variabel yang digunakan penelitian sekarang terletak pada objek
dan variabel-variabelnya yaitu variabel bebasnya X investasi, tenaga kerja, inflasi, PDRB, jumlah kunjungan pasien. Sedangkan
variabel terikatnya Y adalah pendapatan rumah sakit haji surabaya, alat analisis yang digunakan menggunakan regresi linear
berganda
2.2. Landasan Teori 2.2.1.1 Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit hospital, berasal dari kata Hostel yang biasanya digunakan di abad pertengahan sebagai tempat bagi para pengungsi yang
sakit, menderita, dan miskin Faisal, 2008: 31. Menurut Wiliam dalam Faisal 2008: 31, mengatakan bahwa kata
hospital berasal dari bahasa latin Hospitium yang artinya suatu tempat atau suatu ruangan untuk menerima tamu. .
Berdasarkan peraturan Menkes RI No.159 Menkes Perbaikan 1998 yang dimaksud dengan rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan untuk
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tingkat dan pelatihan.
Menurut American Hospital Assosiation dalam Faisal, 2008: 32, menyatakan bahwa rumah sakit adalah “Suatu institusi yang fungsi utamanya
adalah memberikan pelayanan kepada pasien, diagnostic dan terapeotic untuk berbagai penyakit dan masalah kesehatan, baik yang bersifat bedah
maupun non bedah. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa rumah sakit adalah suatu
institusi yang memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat luas secara komprehensif dan terlibat dalam penyelenggaraan pelatihan untuk dokter dan
tenaga medis.
2.2.1.2. Fungsi Rumah Sakit
Fungsi rumah sakit menurut UU Nomor 44 pasal 5 tahun 2009 : a. Penyelenggara pelayanan medis
b. Penyelenggara pengembangan infrastruktur kesehatan c. Pelayanan dan asuhan keperawatan
d. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan e. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan
2.2.1.3. Klasifikasi Rumah Sakit
Menurut UU RI no 44 pasal 24 tahun 2009, dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan,
rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah Sakit Umum :
A. Rumah sakit umum kelas A Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik luas dan sub-spesialistik luas B. Rumah sakit umum kelas BII
Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dan sub-spesialistik terbatas
C. Rumah sakit umum kelas BI Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dan
spesialistik sekurang-kurangnya spesialistik D. Rumah sakit umum kelas C
Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik, paling sedikit dalam 4 cabang yaitu penyakit
dalam, bedah, kebidanan kandungan dan kesehatan anak E. Rumah sakit umum kelas D
Mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya pelayanan medik dasar.
Sedangkan rumah sakit khusus ditentukan berdasarkan tingkat fasilitas dan kemampuan pelayanan.
2.2.2 Nilai Pendapatan 2.2.2.1. Konsep Pendapatan
Beberapa pendapat yang mengemukakan definisi-definisi pendapatan: 1 Pendapatan adalah uang yang diterima oleh segenap orang dan merupakan
balas jasa untuk factor-faktor. Tohir dan Setiyowati , 2007: 17
2 Pendapatan adalah hasil berupa uang atau hasil material lainnya yang
dicapai dengan penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas. Winardi dan Setiyowati, 2007: 17.
Pendapatan dapat di kategorikan menjadi 2 golongan yaitu : 1. Pendapatan kotor
Dapat diartikan sebagai pendapatan yang diperoleh sebelum dikurangi pengeluaran biaya lain dan pajak.
Rumus pendapatan kotor rumah sakit : Nilai pendapatan = Nilai tarif x Kunjungan pasien
2. Pendapatan bersih Diartikan sebagai pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi
pengeluaran biaya lain dan pajak. Rumus pendapatan bersih rumah sakit :
Aktiva bersih = Aktiva lancar + Aktiva tidak lancar – Utang lancar - Utang jangka panjang
Dari penjelasan teori peneliti terdahulu dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah hasil material yang dicapai atas penggunaan hasil produk
baik barang maupun jasa oleh konsumen
2.2.2.2. Pendapatan Rumah Sakit
Pendapatan bagi rumah sakit adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban dari penyerahan jasa pelayanan dan jasa lainnya dalam
suatu periode. Pendapatan diakui pada saat pelayanan atau paket pelayanan didasarkan pada tarif yang berlaku.
Pendapatan dicatat atas dasar berat kotor sebelum dikurangkan dengan pengurangan – pengurangan pendapatan sebagai berikut :
a. Penghapusan piutang karena tidak dapat ditagih lagi. b. Selisih perhitungan rincian biaya dengan jumlah yang dibayar oleh
asuransi atau pihak ketiga dan dicatat pada perkiraan selisih perhitungan klaim conceptual adjustment.
c. Pembahasan pembayaran bagi pasien tidak mampu yang dicatat pada perkiraan tersendiri yaitu “pelayanan yang disebabkan
pembayarannya” d. Pengurangan lainnya karena pembebasan pembayaran pada pasien
tertentu karyawan rumah sakit, pasien yang diberi keringanan dan dicatat pada perkiraan “pelayanan yang dibebaskan pembayarannya”
Jika piutang sudah dihapuskan ternyata diterima kembali uangnya maka dicatat sebagai pendapatan fungsional lainnya. Penerimaan sumbangan
atau bantuan dari donator antara lain adalah : a. Alat-alat habis pakai atau obat-obatan yang diterima sebagai
sumbangan tanpa syarat dari donator
b. Aktiva tetap dan peralatan yang disumbangkan oleh pihak ketiga atau donator yang dibukukan menurut nilai wajar pada saat diperoleh
dan tidak merupakan pendapatan fungsional laiinya tapi dibukukan sebagi donasi
c. Sumbangan dalam bentuk jasa hendaknya dibukukan sebagai pendapatan fungsional lainnya, hanya jika :
1. Terdapat hubungan yang sejajar antara penyumbang dengan yang menerima sumbangan.
2. Terdapat dasar objektif untuk menaksir nilai wajar dari sumbangan dalam bentuk jasa yang diterima.
Trisnantoro, 2006;29-33 2.2.2.3. Pengklasifikasian Pendapatan
Menurut Andayani 2007:195 dalam buku akuntansi sektor publik, pendapatan rumah sakit diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu :
1. Pendapatan jasa pasien meliputi pendapatan yang diperoleh dari a. Jasa pasien harian daily patient service
b. Jasa perawatan lainnya other nursing services c. Jasa profesional lainnya other profesional services
2. Pembayaran premi adalah pendapatan yang berasal dari perjanjian organisasi manejerial kesehatan dengan pasien terhadap jasa pelayanan
dengan biaya khusus yang biasanya bersifat per member per month. 3. Pendapatan lain
2.2.2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan Rumah Sakit adalah : 1. Pelayanan
2. Keamanan 3. Tenaga medis
4. Letak lokasi rumah sakit 5. Kebersihan
6. Biaya 7. Fasilitas sarana dan prasarana
8. Obat atau bahan kesehatan Setiyowati,
2007 :
27-28
2.2.2.5. Pengertian Sistem Pentarifan
Menurut Azrul, 1996 : 145 – 153 Tarif adalah dalam nilai uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk memperoleh atau mengkonsumsi suatu
komoditi, yaitu barang atau jasa yang di rumah sakit dikenal dengan istilah jasa sarana dan jasa pelayanan.dan komponen tarif terdiri dari :
1. jasa sarana yaitu imbalan yang diterima oleh rumah sakit atas pemeliharaan sarana, fasilitas rumah sakit, bahan obat-obatan,
bahan alat kesehatan habis pakai yang digunakan dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi.
2. jasa pelayanan yaitu imbalan yang diterima oleh pelaksana pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam rangka observasi,
diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik atau pelayanan langsung.
Pernyataan ini mempunyai makna, bahwa pelaksanaan pelayanan bukan saja tenaga medis, tetapi juga tenaga keperawatan, tenaga
kesehatan lain dan tenaga non medis structural dan fungsional.
2.2.2.6. Tujuan Menentukan Tarif
Azrul, 1996 :145 menyebutkan tujuan menentukan tarif yaitu 1. Mempertahankan kelangsungan operasional rumah sakit
2. Meningkatkan mutu dan pengembangan pelayanan 3. Menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan
4. Membantu masyarakat tidak mampu. 5. Pemeliharaan dan mengganti asset yang harus diganti
6. Penigkatan Cost Recovery Rate CRR, yaitu nilai dalam persen yang menunjukkan seberapa besar kemampuan rumah sakit
menutup biayanya Cost dibandingkan dengan penerimaan dari retribusi pasien ravenue.
Perhitungannya adalah : CRR Total = Total Ravenue
X 100
Total cost
CRR per unit = Total revenue unit yang bersangkutan X 100 Total Cost unit yang bersangkutan
CRR perpasien = Tarif unit pelayanan tertentu X 100 Unit Cost pelayan tersebut.
Sumber : Henni Djuhaeni 2009 :6
7. Optimalisasi pelayanan melalui tarif yang sesuai masyarakat akan
mencoba untuk mencari pengobatan untuk hal-hal yang memang membutuhkan mengurangi utilisasi.
8. Penyesuaian tarif diharapkan juga membawa dampak pada maksimalisasi pelayanan, dimana melalui tarif yang sesuai
kemampuan masyarakat maka masyarakat pengguna akan lebih dapat akses kepada rumah sakit, sehingga rumah sakit khususnya
pemberi pelayanan akan memperoleh tambahan pendapatan.. Dari keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai tarif adalah sejumlah
biaya yang dikeluarkan konsumen yang ditetapkan pihak rumah sakit atas penggunaan jasa pelayanan kesehatan dan digunakan untuk memaksimalkan
pelayanan
2.2.3. Investasi 2.2.3.1. Pengertian Investasi
Pengertian investasi adalah pengeluaran atau pembelanjaan penanam- penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan
perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian.Sukirno, 2002 :107
Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa
mendatang. Halim, 2003 :2
Pengertian investasi dari kedua pendapat tersebut kiranya dapat disimpulkan bahwa investasi atau penanam modal itu merupakan penanaman
modal atau penggunaan bagi penigkatan kapasitas system produksi atau peningkatan asset dengan harapan modal yang ditanamkan akan memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya di masa mendatang.
2.2.3.2. Tujuan Investasi
Tujuan investasi yang lebih luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan, investor adalah kesejahteraan moneter. Secara lebih khusus
ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi antara lain adalah :
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa mendatang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana
meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang
ada sekarang agar tidak berkurang di masa mendatang. b. Mengurangi tekanan inflasi dengan melakukan dalam penelitian
perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menhindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat
adanya pengaruh inflasi dan dorongan untuk menghemat pajak.
2.2.3.3. Unsur-unsur Investasi
Menurut Suwartojo dalam Iman 2004 :20, investasi mempunyai beberapa unsur :
a. Kas
b. Kertas-kertassurat-surat berharga yang mudah di uangkan c. Biaya yang dibayar dimuka.
d. Piutang dagang e. Persediaan : - bahan mentahpembantu
- bahan setengah jadi - barang jadi
Sedangkan pos-pos kewajiban segera dianggap dapat mengurangi harta lancar dapat di operasikan Suwartojo dalam Iman 2004 : 20 adalah :
a. Kredit bank jangka panjang b. Pajak yang segera harus dibayar
c. Utang dagang d. Semua kewajiban lain yang harus dibayar.
2.2.3.4 Fungsi Investasi
Dari pengertian di atas bisa diambil suatu kesimpulan, investasi adalah merupakan jumlah yang terus menerus menjembatani antara saat
pengeluaran untuk memperoleh bahanjasa dengan saat penerimaan penjualan.Investasi mempunyai dua fungsi, yaitu :
a. Menopang kegiatan produksi dan penjualan dengan jalan menjembatani antara saat pengeluaran untuk pembelian bahanjasa
yang diperlukan, dengan penjualan. b. Menutup pengeluaran yang bersifat tetap dan pengeluaran yang
tidak ada hubungannya secara langsung dengan produksi dan penjualan.
Modal kerja yang dibutuhkan untuk a dapat disebut sebagai modal kerja jangka pendek, sendang yang dibutuhkan untuk b disebut modal kerja
jangka menengah Suwartojo dan Iman, 2004: 20-21. 2.2.3.5. Aliran Investasi
Seperti sudah dikemukakan sebelumnya, investasi adalah merupakan bagian dana perusahaan yang terus menerus berputar. Adapun perputaran
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1 : Putaran Investasi
KAS
Persediaan bahan
Persediaan barang jadi
Piutang
Biaya-biaya Pengelolaan
Sumber : Suwartojo, Iman, 2004, Pengaruh Nilai Investasi Jumlah Tenaga Kerja Unit Usaha dan Nilai Produksi , Penerbit UPN, Surabaya,
Hal 21 Gambar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Mula-mula investasi akan dibelikan bahan mentah atau pembantu, yang akan di produksi menjadi persediaan barang jadi yang kemudian dijual
dan berubah menjadi piutang, kemudian piutang akan diterima, maka kembalilah uang tunai kas semula.
2.2.3.6 Investasi Pelayanan Kesehatan
Investasi salah satu kebutuhan pokok di pusat layanan kesehatan meliputi pengadaan :
- Sarana Fisik - Alat Medik
- Alat Non Medik - Sumberdaya Manusia
Di perlukan keputusan yang bijaksanarasional untuk menghindari investasi yang berlebihan, struktur biaya tetapfixed cost yang tinggi, ketidak
mampuan mengantisipasi perubahan yang terjadi.MIKM – UNDIP, 2003:1.
Analisis pengambilan keputusan investasi sarana fisik dan alat medik: dalam buku MIKM – UNDIP , 2003:2
1. Analisis Break Even Untuk menentukan jumlah atau harga jual yang efisien dari produksi
yang dihasilkan. Digunakan konsep biaya tetap dan biaya tidak tetap. - Biaya keseluruhanTotal Cost = Total Fixed Cost + Total Variable Cost
TC = TFC + TVC -
TVC = VCU variable cost per unit x Q quantity TC = TFC + VCU x Q
- Penghasilan Total Total Revenue = TR = Revenue per unit RU x Q
TC = RU x Q RU = Tarif Harga jual per kegiatan
- Titik impas break event adalah titik TR = TC
RU x Q = TFC + VCU x Q 2. Analisis Kelayakan Ekonomis
Tanpa memperhatikan nilai uang dikaitkan dengan waktu yang sering
digunakan Accounting Rate of Return dan Payback Method.MIKM – UNDIP, 2003:2
a ARRaccounting rate of return Pada dasarnya adalah untuk mengetahui berapa besarnya kemampuan
pengembalian suatu investasi. Rumus perhitungannya : dalam buku MIKM – UNDIP , 2003:2
ARR = Pendapatan bersih rata – rata per tahun Biaya Investasi Awal
Apakah suatu investasi mampu memberi nilai ARR lebih besar dari biaya opportunity, maka secara relatif investasi ini dapat disebut layak untuk
dilakukan. b Payback Method PM
Suatu cara yang digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh suatu investasi dihitung dari arus masuk investasi tersebut.
PM = Biaya Investasi Awal
Pendapatan Bersih Rata-Rata Per Tahun Bila nilai PM mendekati masa hidup ekonomi 10 tahun dapat
dikatakan usulan investasi tersebut tidak diterima dan sebaliknya jika PM lebih rendah dari masa hidup ekonomi maka dapat diterima usulan investasi.
MIKM – UNDIP , 2003:3.
2.2.4. Inflasi 2.2.4.1 Pengertian
Inflasi
Inflasi merupakan salah satu peristiwa moneter yang sangat penting dan ditemukan hampir di semua Negara, dapat juga diartikan
sebagai salah satu bentuk penyakit ekonomi yang sering kambuh dan harus berupaya untuk dikendalikan. Inflasi dimaksudkan keadaan
dimana senantiasa terjadi peningkatan harga-harga pada umumnya, atau suatu keadaan dimana terjadinya turunnya nilai uang. Kemudian
menurut Boediono yang dimaksud dengan inflasi itu adalah “Kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan secara
terus-menerus”. Boediono, 2001 : 152
Inflasi dapat didefinisikan sebagai proses kenaikan harga – harga
yang berlaku dalam suatu perekonomian. Sukirno, 1995 : 15
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa inflasi adalah proses kenaikan harga -harga umum barang-barang secara terus menerus, ini
tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan presentase yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah
bersamaan, yang penting terdapat kenaikan harga umum secara terus menerus selama satu periode tertentu.
2.2.4.2 Jenis Inflasi
Inflasi dapat digolongkan dalam beberapa macam penggolongan antara lain: Boediono, 2001: 156-159
a. Penggolongan Inflasi menurut parah tidaknya inflasi :
1. Inflasi
Ringan Adalah
laju inflasi di bawah 10 setahun.
2. Inflasi
Sedang Adalah
laju inflasi
antara 10-30
setahun. 3.
Inflasi Berat
Adalah laju
inflasi antara 30-100 setahun. 4.
Hiperinflasi Adalah
laju inflasi diatas 100 setahun
b. Penggolongan inflasi menurut asal dari inflasi :
1. Inflasi
yang berasal
dari dalam
negeri domestic inflation
Adalah inflasi yang timbul karena adanya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, panen
yang gagal dan sebagainya. 2.
Inflasi yang
berasal dari luar negeri imported inflation Adalah inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga di
luar negeri atau kenaikan harga langganan berdagang, kenaikan harga yang kita impor mengakibatkan adanya
kenaikan indeks biaya hidup, karena sebagian dari barang-
barang yang tercakup didalamnya berasal dari impor, selain itu juga secara tidak langsung akan menaikkan indeks harga
melalui kenaikan biaya produksi atas bahan mentahnya yang harus di impor.
c. Penggolongan inflasi menurut mekanisme timbulnya inflasi :
Menurut Sukirno 1995 : 333, teori kuantitas membedakan sumber terjadinya inflasi dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Inflasi tekanan permintaan demand pull inflation
Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang bertambah terlalu kuat yang mengakibatkan
tingkat harga umum naik.
Gambar 2. Demand Pull Inflation
Sumber : Sukirno. 1995, Teori Pengantar Ekonomi Makro, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. : 334
Sebagaimana dalam gambar perekonomian dimulai pada P
1
dan tingkat output riil dimana P
1,
Q
1
berada pada perpotongan antara kurva permintaan D
1
dan kurva
penawaran S. Kurva permintaan bergeser keluar D
2
penggeseran seperti itu dapat berasal dari faktor kelebihan pengeluaran permintaan.
Pergeseran kurva permintaan menaikkan output riil dari Q
1
ke Q
2
dan tingkat harga dari P
1
ke P
2
maka inilah yang disebut demand pull inflation inflasi tarikan
permintaan yang disebabkan penggeseran kurva permintaan menarik keatas tingkat harga dan menyebabkan
inflasi. 2.
Inflasi dorongan penawaran cost push inflation Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi, biasanya
ditandai dengan kenaikan harga barang serta turunnya produksi. Misalnya kenaikan harga barang baku yang
didatangkan dari luar negeri dan kenaikan harga BBM.
Gambar 3. Cost Push Inflation
Sumber : Sukirno. 1995, Teori Pengantar Ekonomi Makro, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal.:
335
Pada gambar diatas telah disajikan kurva penawaran S
1
ke S
2
, harga tertentu naik dan menyebabkan inflasi dorongan biaya. Naiknya harga dan turunnya output sering
kali diberi nama “stagnasi inflasi”.
2.2.4.3 Dampak Inflasi
Dampak yang timbul akibat inflasi adalah : 1.
Kenaikan harga-harga menimbulkan dampak terhadap perdagangan. Kenaikan harga barang tersebut menyebabkan
barang-barang negara itu tidak dapat bersaing di pasar internasional. Inflasi menyebabkan ekspor menjadi menurun dan
diikuti pula oleh impor yang bertambah, menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing.
2. Biaya yang terus-menerus naik akan menyebabkan kegiatan
produksi menjadi tidak menguntungkan. 3.
Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap.
4. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.
Sukirno, 1995 : 339
2.2.4.4 Cara Mengatasi Inflasi
Menurut Sukirno 1995 : 340, cara mengatasi inflasi dapat dilakukan melalui beberapa kebijaksanaan antara lain :
a. Kebijakan Moneter
Sasaran kebijakan moneter dicapai melalui jumlah uang yang beredar. Uang diatur oleh bank sentral melalui cadangan minimum
yang dinaikkan agar jumlah uang menjadi lebih kecil sehingga dapat menekan laju inflasi.
b. Kebijakan Fiskal
Menyangkut pengaturan tentang pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi harga kebijaksanaan fiskal
yang berupa pengurangan, pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total sehingga inflasi
dapat ditekan. c.
Kebijakan segi penawaran Pemerintah melakukan langkah-langkah yang menurunkan biaya
produksi perusahaan-perusahaan. Misalnya dengan mengurangi pajak ke atas bahan mentah atau menetapkan harga barang mentah.
Inflasi mempunyai pengaruh yang besar terhadap perekonomian suatu Negara. Agar inflasi dapat digunakan sebagai satu tolak ukur
perekonomian secara umum, karena angka inflasi ini mencerminkan kondisi stabilitas perekonomian suatu Negara. Angka laju inflasi yang
tinggi menunjukkan bahwa suatu perekonomian mengalami gangguan, baik berupa ekspor yang menurun karena turunnya daya saing,
menurunnya tabungan dan investasi maupun gangguan-gangguan lainnya. Pada saat tingkat inflasi tinggi, maka kondisi perekonomian
menjadi lesu. Hal ini secara otomatis akan berpengaruh terhadap kegairahan usaha diberbagai bidang. Pelaksanaan investasi menjadi
terlambat, sehingga produksi nasional akan menurun. Menurunnya produksi secara nasional dapat mengakibatkan penurunan pendapatan
nasional. Turunnya pendapatan nasional suatu negara menunjukkan bahwa perkembangan ekonomi suatu Negara tersebut mengalami
penurunan. Oleh karena itu, pada saat tingkat inflasi tinggi, maka pemerintah harus cepat tanggap dalam menentukan kebijakan dalam
pengendalian tingkat inflasi. Sukirno, 1995 : 345-352.
2.2.5. Pendapatan Daerah Regional Bruto PRDB 2.2.5.1. Pengertian PDRB
Produk Domestik Regional Bruto mengalami peningkatan cenderung akan mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang akan diserap
apabila upah tenaga kerja tinggi. Maka hal ini secara tidak langsung akan menaikkan pendapatan perkapita masyarakat, sehingga masyarakat
akan mampu membayar pajak daerah dan hal ini dapat menambah pendapatan asli daerah Mankiw, 2003 : 19
Produk Domestik Regional Bruto adalah total produksi barang dan jasa yang di produksi di suatu wilayah regional tertentu dalam waktu
satu tahun Anonim, 2002 : 21 Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Produk
Domestik Regional Bruto PDRB merupakan jumlah nilai tambah atau
jumlah nilai barang atau jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam satu daerah pada satu tahun.
Sering disebutkan bahwa besaran Produk Domestik Regional Bruto PDRB dapat dihitung melalui pengukuran arus sirkular circuler flow
dan pengukurannya dapat dibedakan menjadi tiga 3 cara : metode total pengeluaran the total output method, metode pengeluaran atas keluaran
the spending on output method, dan metode pendapatan dari produksi the income from production method. Penggunaan PDRB dibedakan
menjadi 6 katagori, yaitu: pengeluaran konsumsi rumah tangga C
1
, pengeluaran konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung C
2
, pengeluaran konsumsi pemerintah G, pembentukan modal tetap
domestik bruto I
1
, perubahan stok I
2
dan impor barang dan jasa X- M. Umumnya penjumlahan C
1
dan C
2
ditulis C = C
1
+C
2
dan penjumlahan I
1
dan I
2
ditulis I = I
1
+I
2
sehingga Produk Domestik Regional Bruto, menurut penggunaan digunakan rumus :
PDRB = C + G + I + X-M ....................Sukirno, 1995
Secara populer pendekatan penghitungan Produk Domestik Regional Bruto PDRB dengan metode pertama yang dikenal sebutan
metode pendekatan produksi, yang kedua dengan pendekatan pengeluaran dan yang terakhir dikenal dengan pendekatan pendapatan.
Dalam kondisi ketersediaan data mentah di Indonesia yang belum terlalu rinci, pendekatan yang terahkir yang belum dapat diterapkan, baik di
Gresik maupun dalam lingkup nasional.
Mengawali penjelasan mengenai konsep dan definisi, berikut ini dijelaskan mengenai beberapa istilah yang berhubungan dengan
perhitungan Produk Domestik Regional Bruto PDRB yaitu : a. Output
Output adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu. Pada dasarnya nilai output = O ,
diperoleh dari perkalian kuantum produksi quantum = q dan harganya price = p. Dengan demikian besaran output dapat
diperoleh denga rumus : O = q x p Anonim, 2002 :23
b. Biaya Antara Biaya antara merupakan nilai barang dan jasa yang
digunakan sebagai bahan untuk memproduksi output dan terdiri dari barang tidak tahan lama dan jasa yang digunakan dalam
proses oleh unit-unit produksi dalam domestik tertentu dalam rentang waktu tertentu biasanya satu tahun.
c. Nilai Tambah Bruto Nilai tambah bruto NTB merupakan pengurangan dari
nilai output dengan biaya antaranya atau apabila dirumuskan menjadi NTB = output – biaya antara.
Pengertian nilai tambah bruto sangat penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Regional Bruto PDRB,
yang tidak lain adalah penjumlahan dari seluruh besaran nilai tambah
bruto dari seluruh unit produksi yang berada pada region tertentu dalam rentang waktu tertentu biasanya satu tahun.
Dengan demikian harus dipahami total ouput dalam suatu wilayah merupakan penjumlahandari seluruh Nilai Tambah Bruto NTB
dari seluruh proses produksi. Mengapa total output merupakan penjumlahan dari seluruh total output?, Hal ini disebabkan karena ada
inter-relasi antara satu proses produksi dengan produksi yang lainnya. Oleh karena itu apabila dijumlahkan seluruh output dari semua proses
produksi, akan terjadi perhitugan ganda. Jelaslah bahwa yang dijumlahkan bukannya output melainkan
Nilai Tambah Bruto NTB. Secara teknis Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan penjumlahan dari seluruh net output
Anonim, 2002 : 25 2.2.5.2
Pendekatan Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto PDRB
Cara penghitungan Produk Domestik Regional Bruto PDRB menurut Badan Pusat Statistik 2002 dapat diperoleh melalui tiga
pendekatan yaitu: a.
Pendekatan produksi, Produk Domestik Regional adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit
produksi disuatu wilayah dalam jangka waktu tertentu satu tahun. Unit-unit produksi tersebut dalam penyajiannya di
kelompokkan menjadi sembilan sektor atau lapangan usaha, yaitu:
1 Pertanian
2 Pertambangan dan penggalian
3 Industri dan pengolahan
4 Listrik, gas dan air bersih
5 Bangunan
6 Perdagangan, hotel dan restauran
7 Pengangkutan dan komunikasi
8 Jasa keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
9 Jasa-jasa
b. Pendekatan pengeluaran, Produk Domestik Regional Bruto
PDRB adalah penjumlahan komponen permintaan akhir, yaitu: 1
Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung
2 Konsumsi pemerintah
3 Pembentukan modal tetap domestik bruto
4 Perubahan stok
5 Ekspor netto dalam jangka waktu tertentu biasanya
satu tahun ekspor netto adalah ekspor dikurangi impor c.
Pendekatan pendapatan, Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor
produksi yang ikut serta dalam proses produksi disuatu wilayah
dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan
keuntungan. Semua hitungan tersebut akan dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Anonim, 2002 : 25
2.2.6. Tinjauan Tenga Kerja 2.2.6.1 Pengertian Tenaga Kerja
Pengertian tenaga kerja sudah sering dipergunakan oleh masyarakat Indonesia. Secara luas pengertian dari tenaga kerja mencakup penduduk yang
bekerja yang sedang cari kerja dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga walaupun sedang tidak bekerja,
sebab secara fisik mereka mampu bekerja dan sewaktu-waktu dapat ikut
bekerja.Simajuntak dan Iman 2004 :16
Jika diperhatikan tentang pengertian tenaga kerja seperti yang terbaca dalam kutipan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja di
Indonesia dapat dikelompokkan menurut usia 10 tahun sampai lebih secara langsung bersumber pada penduduk usia kerja.
Menurut UU RI No. 25 Tahun 1997. Tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang dalam dan atau akan melakukan pekerjaan,
baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
Pekerjaan adalah tenaga kerja yang bekerja dalam hubungan kerja pada pengusaha dengan menerima upah, sedangkan pengusaha itu sendiri
artinya orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan
suatu perusahaan milik sendiri. UU RI No.25 Tahun 1997.
Dari beberapa definisi mengenai tenaga kerja di atas dapat di simpulkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang
dikelompokkan menurut usia 10 tahun atau lebih yang sedang dalam dan atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja
guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pribadinya
2.2.6.2. Tenaga Kerja Rumah Sakit
Menurut UU RI no 44 pasal 12 tahun 2009 , persyaratan tenaga kerja Rumah Sakit yaitu:
1. Tenaga medis dan penunjuang medis 2. Tenaga keperawatan
3. Tenaga kefarmasian 4. Tenaga manajemen rumah sakit dan
5. Tenaga non kesehatan. Yang dimaksud tenaga tetap disini adalah tenaga yang bekerja purna
waktu, dan tenaga non kesehatan antara lain tenaga administratif, tenaga kebersihan, dan tenaga keamanan
2.2.7. Pasien 2.2.7.1. Pengertian Pasien
Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis. Sering kali pasien menderita penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter untuk
memulihkannya Anonim, 2010: 1
Kata pasien dari bahasa Indonesia analog dengan kata patien dari bahasa Inggris. Patient diturunkan dari bahasa latin yaitu patiens yang
memiliki kesamaan arti dengan kata kerja pati yang artinya
“Menderita”Anonim, 2010: 1. 2.2.7.2. Hubungan Pasien dan Tenaga Medis
Hubungan pasien dan dokter saat ini tidak lagi feodalistik dimana pasien biasanya pasrah dan menyerah pada dokter. Kini pasien semakin sadar
bahwa dirinya sebagai konsumen mengeluarkan biaya untuk mendapat pelayanan baik dari dokter sehingga ketika hasilnya tidak sesuai harapan maka
konflik sangat mungkin terjadi Anonim, 2010: 1
Pasien pada umumnya ingin cepat sembuh dan mendapatkan pelayanan seperti yang diharapkan. Sementara dokter punya harapan
pasiennya akan menurut dan tidak banyak bertanya. Konflik antara dokter dan pasien tidak perlu terjadi seandainya dokter benar-benar memahami hak
pasien. Menurut salah satu seorang anggota dewan pembina RS.Honoris. Doktor Herkutanto, hanya ada dua dasar yang membuat dokter bisa menolak
memberi informasi medis pada pasiennya tidak cakap, misalnya sakit jiwa atau masih anak-anak
Pola hubungan pasien dengan dokter secara umum dapat dibagi atas tiga macam bentuk :
1. Priestly model paternalistic, dalam hubungan ini dokter menjadi lebih dominant disbanding pasien
2. Collegial model, dalam hubungan antara pasien dengan dokter lebih bersifat sebagai mitra
3. Enginering model, dalam hubungan ini pasien menjadi lebih dominant dengan dokter
Anonim, 2010: 1 2.2.7.3. Hak Pasien
Berdasarkan UU RI Nomor 44 pasal 32 tahun 2009, hak pasien sebagai berikut :
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
b. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa determinasi
c. Memperoleh layanan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional.
d. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan e. Mendapat informasi yang meliputi diagnosi dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternative tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan
f. Menggugat danatau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar
secara perdata ataupun pidana. g. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
2.2.7.4. Kewajiban Pasien
Menurut UU RI Nomor 44 pasal 31 tahun 2009, kewajiban pasien sebagai berikut :
a. Memberikan informasi yang sebenarnya b. Mentaati peraturan RS Klinik
c. Mentaati petunjuk dan nasehat dokter d. Memberikan imbalan jasa kepada dokter
e. Menyimpan rahasia dokter
2.3. Kerangka Pikir
Rumah Sakit merupakan salah satu jasa kesehatan, Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu pendapatan Rumah Sakit yaitu Nilai
Investasi, Jumlah Tenaga Kerja, Jumlah Inflasi, Jumlah PDRB dan Jumlah Kunjungan yang dijelaskan sebagai berikut :
Nilai Investasi adalah penanaman modal atau penggunaan bagi penigkatan kapasitas system produksi atau peningkatan asset dengan harapan
modal yang ditanamkan akan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya di masa mendatang. Yang dimana modal tersebut digunakan untuk
membiayai segala aktivitas yang ada di rumah sakit. Bila nilai investasi meningkat maka kemampuan rumah sakit dalam menjalankan proses kegiatan
akan meningkatkan pendapatan di Rumah Sakit Haji Jumlah Tenaga Kerja adalah jumlah karyawan baik itu tenaga medis
dan penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen rumah sakit dan tenga non kesehatan.UU RI No. 44 Pasal 12
tahun 2009. Dengan jumlah tenga kerja yang meningkat maka akan meningkatkan kinerja pelayanan sehingga dapat melayani kebutuhan
masyarakat akan kesehatan dan secara otomatis juga akan meningkatkan pendapatan di Rumah Sakit Haji Surabaya.
Dengan menurunnya inflasi maka tingkat resiko atas ketidak pastian yang dihadapi rumah sakit dalam berinvestasi menurun sehingga dalam
pengembangan rumah sakit haji akan meningkat, dengan meningkatnya perkembangan rumah sakit haji maka akan meningkat pula pendapatan rumah
sakit Peningkatan Produk Domestik Regional Bruto PDRB Jawa Timur
akan meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat yang berarti kemampuan daya beli masyarakat meningkat. Maka akan mempengaruhi
kenaikan permintaan pelayanan dimana pasien akan membayar sejumlah tarif untuk memperoleh pelayanan yang di inginkan pasien sehingga semakin
banyak tarif yang dibayarkan oleh pasien maka pendapatan rumah sakit akan meningkat