Multikolinier Heterokedastisitas Hasil Analisis Dan Pengujian hipotesis

79 Tabel 9 : Tes Heterokedastisitas dengan Korelasi Rank Spearman Correlations .309 .385 10 -.127 .726 10 -.067 .855 10 -.024 .947 10 -.091 .803 10 -.115 .751 10 1.000 . 10 Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N PEDAPATN INVESTAS TNGKERJA INFLASI PDRB K.PASIEN Unstandardized Residual Spearmans rho Unstanda rdized Residual Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Berdasarkan tabel diatas, diperoleh tingkat signifikansi koefisien korelasi rank spearman untuk variabel X 1 sebesar 0,726; X 2 sebesar 0,855; X 3 sebesar 0,947; X 4 sebesar 0,803; X  sebesar 0,751 terhadap residual lebih dari 0,05 tidak signifikan sehingga tidak mempunyai korelasi yang berarti antara residual dengan variabel yang menjelaskan. Jadi dapat disimpulkan persamaan tersebut tidak terjadi heterokedastisitas. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan diatas dapat disimpulkan bahwa pada model penelitian ini tidak terjadi pelanggaran asumsi klasik. 80

4.3.4 Pembahasan

Dengan hasil regresi yang di dapat maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa untuk Peningkatan Pendapatan Rumah Sakit : Secara parsial investasi X 1 berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan di RS Haji SurabayaY. ini disebabkan karena investasi yang masuk digunakan secara optimal untuk mengadakan pembangunan bagi Rumah Sakit Haji dalam peningkatan pendapatan Rumah Sakit Haji. Pemikiran ini sesuai dengan paradigma dari Halim 2003:2 bahwa investasi merupakan penanaman modal bagi penigkatan kapasitas system produksi pelayanan dengan harapan modal yang ditanamkan akan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Hal ini sama dengan penelitian oleh Cahyo dan Suzanti 2007:325 yang berjudul Perhitungan dan Analisa Biaya Kualitas Pada Rumah Sakit X, dengan melakukan perhitungan dan analisa kualitas RS. X maka dapat di ketahui bahwa alokasi biaya kualitas yang tepat akan memberikan manfaat optimal berupa turunnya tingkat kegagalan. Sedangkan tenaga kerja X 2 berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan dirumah sakit haji di Surabaya Y. Sehingga sesuai apa yang diharapkan pihak rumah sakit apabila pasien bertambah dan tenaga kerja bertambah sehingga pasien bisa ditangani sesuai keinginan maka bisa menambah pendapatan di rumah sakit haji. Hal ini sesuai dengan paradigma Setiyowati 2007 : 27-28 bahwa dari faktor-faktor yang ada tenaga kerja salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan 81 pendapatan. Pemikiran ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyowati 2007 : ii dengan judul Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan RSUD Keraton Kabupaten Dati II Pekalongan bahwa faktor 2 yaitu dokter, administrasi, ketertiban, dan biaya memberikan sumbangan sebesar 18,6 terhadap pendapatan tiap harinya. Kemudian untuk secara parsial variabel inflasi X 3 tidak berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan dirumah sakit haji di Surabaya Y. Ini disebabkan karena inflasi bukanlah faktor yang mempengaruhi pendapatan rumah sakit haji, pola konsumsi masyarakat telah berubah kenaikan harga tidaklah bermasalah lagi. Ini berbeda dengan paradigma Sukirno 1995 : 345-352 yang mengatakan bahwa Angka laju inflasi yang tinggi menunjukkan bahwa suatu perekonomian mengalami gangguan, baik berupa ekspor yang menurun maupun gangguan-gangguan lainnya. Namun ini berberda dengan paradigma Sukirno yaitu penelitian Setiyowati 2007 : 27-28 menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan adalah Fasilitas atau Sarana Prasarana. Pemikiran ini juga sangat berbeda dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Setyowati 2007 : ii dengan judul Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan RSUD Keraton Kabupaten Dati II Pekalongan, bahwa faktor 3 terdiri atas faktor pelayanan dan fasilitas memberikan sumbangan sebesar 18,6 terhadap pendapatan tiap harinya. Variabel PDRB X 4 secara parsial berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan dirumah sakit haji. Dikarenakan PDRB merupakan 82 salah satu faktor mempengaruhi pendapatan rumah sakit dimana pendapatan masyarakat yang didapat tinggi maka pola konsumsi masyarakat pun juga tinggi sehingga pendapatan rumah sakit bertambah. Hal ini sama dengan paradigma Mankiw 2003 : 19 bahwa Produk Domestik Regional Bruto mengalami peningkatan cenderung akan mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang akan diserap apabila upah tenaga kerja tinggi. Maka hal ini secara tidak langsung akan menaikkan pendapatan perkapita masyarakat, dan ini juga didukung oleh penelitian Cahyo dan Suzanti 2007:325 yang berjudul Perhitungan dan Analisa Biaya Kualitas Pada Rumah Sakit X, dengan melakukan perhitungan dan analisa kualitas RS. X maka dapat di ketahui bahwa alokasi biaya kualitas yang tepat akan memberikan manfaat optimal berupa turunnya tingkat kegagalan. Variabel kunjungan pasien X 5 secara parsial berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan dirumah sakit haji di Surabaya Y. Ini disebabkan kurangnya pasien yang berkunjung untuk berobat ke rumah sakit dan persaingan antar rumah sakit maka menyebabkan berkurangnya juga pendapatan yang diperoleh oleh pihak rumah sakit. Hal ini tidak sesuai paradigma Trisnantoro 2006 : 29-33 yang menyatakan bahwa pendapatan rumah sakit berasal dari Kunjungan Pasien x Tarif semakin banyak pasien berobat makin tinggi pendapatan rumah sakit. Pemikiran ini didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Qomariyah 2004 : 1 dengan judul Analisis Varians Pendaptan Rawat Inap pada 83 Rumah Sakit Umum daerah dr. Moewardi tahun 2002 – 2004 bahwa pendapatan rawat inap tahun 2002 tidak tercapai 3,29, tahun 2003 sebesar 13,15, tahun 2004 sebesar 17,92. target tidak dapat dicapai dikarenakan menurunnya jumlah pasien rawat inap sehingga mempengaruhi hari perawatan dan pendapatan menurun.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada bab-bab terdahulu dalam penelitian ini, maka diperoleh suatu kesimpulan bahwa : 1. Rumah Sakit Haji Surabaya dalam melakukan perhitungan biaya kualitas tepat dimana pendapatan terus meningkat dan tingkat kegagalan biaya yang di keluarkan rumah sakit dapat dicegah ini di buktikan dengan hasil penelitian bahwa investasi yang dilakukan rumah sakit, serta tenaga kerja yang bagus dapat menangani kunjungan pasien secara baik sehingga pasien merasa puas maka pendapatan terus meningkat tiap tahunnya. Sebesar 96,04 2. Menurut Boediono 2001 :152 Inflasi merupakan peningkatan harga- harga secara umum dalam suatu perekonomian dampaknya adanya ketidak seimbangan dalam perkonomian serta pendapatan riil orangperusahaan namun ini tidaklah benar ini terbukti dari hasil penelitian bahwa pendapatan rumah sakit haji tetap meningkat dari tahun ke tahun dan inflasi tidaklah berpengaruh. Jadi seberapa besar inflasi naik atau menurun seberapa besar naik atau turunnya tarif yang dikenakan rumah sakit terhadap masyarakat, masyarakat tetap melakukan konsumsi ini dikarenakan kebutuhan masyarakat yang lebih besar dimana pelayanan yang bagus dan baik akan memberikan kepercayaan masyarakat, sehingga adanya kepercayaan tersebut 84 85 masyarakat lebih memilih Rumah Sakit Haji Surabaya untuk berobat, dan dengan kunjungan pasien meningkat di Rumah Sakit Haji maka akan meningkatkan pendapatan 3. Pola konsumsi masyarakat kini telah berubah dalam permintaan jasa, ini dapat di buktikan dengan hasil penelitian bahwa masyarakat kini tidak melihat bahwa harga bukanlah jaminan bahwa dengan harga mahal kualitas serta kinerja pelayanan baik namun kini yang di inginkan masyarakat adalah kualitas pelayanan yang baik yang bisa memberikan pelayanan baik walaupun dengan harga tarif murah pelayanan baik masyarakat kini lebih nyaman dan masyarakat menginginkan itu.

5.2 Saran

Berdasarkan analisis dan kesimpulan diatas dapatlah kami sarankan sebagai berikut : 1. Pihak Rumah Sakit Haji Surabaya hendaknya lebih memperhatikan masyarakat yang sedang melakukan penelitian di rumah sakit haji karena peneliti terkadang sulit mendapatkan data yang di minta, sesungguhnya dari hasil penelitian dari masyarakat dapat menjadi inspirasi rumah sakit dalam memajukan Rumah Sakit Haji Surabaya 2. Pihak Rumah Sakit Haji Surabaya juga perlu mempertimbangkan kembali untuk pengembangan perencanaan manejemen yaitu melakukan perhitungan analisa