Deskripsi Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

58 Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui tingkat pendapatan tertinggi Rp 35.562.182.231 ribu. Sedangkan perkembangan tertinggi terjadi tahun 2005 sebesar 174,92 dan perkembangan terendah terjadi tahun 2008 sebesar 113,92 dengan melihat hasil perkembangan diatas di ambil kesimpulan perkembangan tertinggi pada tahun 2005 ini dikarenakan peningkatan jumlah kunjungan pasien tahun 2005 dibandingkan dengan tahun sebelumnya cukup banyak peningkatannya sebesar 44.067 pasien sedangkan tahun 2008 perkembangan jumlah kunjungan pasien meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu hanya sebesar 29.446 orang, peningkatan jumlah kunjungan ini lebih kecil dari tahun 2005. Namun itu tidak mengurangi jumlah pendapatan ini dikarenakan kunjungan pasien dari tahun ke tahun selalu meningkat dan ke mampuan konsumen dalam mengeluarkan biaya kesehatan dikategorikan signifikan jika dilihat dari kenaikan inflasi pada tahun itu.

4.2.2. Perkembangan Investasi

Perkembangan investasi selama tahun 2000 – 2009 mengalami peningkatan yang relative stabil. Tahun 2000 tingkat investasi sebesar Rp 99.342.571.152 ribu menjadi sebesar Rp 225.896.353.620 ribu pada tahun 2009. adapun data mengenai investasi yang diperoleh dari RS Haji adalah sebagai berikut : 59 Tabel 2 : Perkembangan investasi di RS Haji periode tahun 2000 – 2009 Tahun Investasi Rp.Ribu Perkembangan 2000 99.342.571.152 2001 99.448.051.152 100,10 2002 99.951.600.852 100,50 2003 110.690.752.351 110,74 2004 117.891.559.630 106,50 2005 133.035.029.255 112,84 2006 137.290.565.738 103,19 2007 165.253.714.624 120,36 2008 193.675.444.318 117,19 2009 225.896.353.620 116,63 Sumber: RSU. Haji tahun 2000 – 2009, Surabaya diolah Berdasarkan data yang diperoleh bahwa dapat diketahui peningkatan investasi tertinggi tahun 2009 sebesar Rp 225.896.353.620 ribu dan investasi terendah tahun 2000 sebesar Rp 99.342.571.152 ribu. Sedangkan perkembangan tertinggi terjadi tahun 2007 sebesar 120,36 disebabkan karena sarana prasarana yang digunakan untuk pelayanan kesehatan meningkat sedangkan perkembangan terendah terjadi pada tahun 2000 sebesar 100,10 dikarenakan kebutuhan sarana prasarana dalam pelayanan kesehatan masih sedikit

4.2.3 Perkembangan Tenaga Kerja

Perkembangan tenaga kerja selama tahun penelitian 2000 – 2009 mengalami kenaikan yang relative stabil tidak terjadi ketimpangan. Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat pada tahun 2000 tenaga 60 kerja sebesar 602 jiwa hingga mengalami kenaikan sebesar 883 jiwa pada tahun 2009. adapun data mengenai tenaga kerja adalah sebagai berikut : Tabel 3 : Perkembangan Tenaga Kerja selama tahun 2000 - 2009 Tahun Tenaga Kerja jiwa Perkembangan 2000 602 2001 622 3,32 2002 631 1,44 2003 653 3,48 2004 659 0,91 2005 688 4,40 2006 722 4,49 2007 743 2,90 2008 757 1,88 2009 883 6,64 Sumber: RSU. Haji tahun 2000 – 2009, Surabaya diolah Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui tenaga kerja tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 883 jiwa dan tenaga kerja terendah terjadi pada tahun 2000 sebesar 602 jiwa. Sedangkan perkembangan terendah terjadi pada tahun 2004 sebesar 0,91 ini dikarenakan kurangnya kinerja medis dalam menangani pasien dan perkembangan tertinggi sebesar 6,64 terjadi pada tahun 2009 adanya pembaharuan menejemen dalam kinerja pelayanan medis sehingga pasien dapat tertangani secara baik 61

4.2.4 Perkembangan Inflasi

Perkembangan inflasi selama tahun 2000 – 2009 cenderung mengalami peningkatan yang relative stabil. Berdasarkan data yang diperoleh inflasi terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar 0,29 dan inflasi tertinggi pada tahun 2000 sebesar 1,94 . Adapun data mengenai inflasi yang telah diperoleh dari RS Haji adalah sebagai berikut : Tabel 4 : Perkembangan inflasi selama tahun 2000 – 2009 Tahun Inflasi Persen Perkembangan 2000 1.94 2001 1.62 83,5 2002 1.20 74,0 2003 0.63 52,5 2004 1.15 182,5 2005 0.31 26,9 2006 1.15 370,9 2007 0.98 85,2 2008 0.29 29,5 2009 0.49 168,9 Sumber: BPS tahun 2000 – 2009, Surabaya diolah Berdasarkan perkembangan pada inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 370,9 dikarenakan adanya kenaikan BBM sehingga banyak kenaikan harga serta menjelang lebaran harga barang kebutuhan naik dan perkembangan terendah terjadi pada tahun 2005 sebesar 26,9 disebabkan turunnya suku bunga BI serta di pengaruhi dampak krisis daya beli masyarakat turun lebih berhati-hati mengantisipasi apabila krisis meluas. 62

4.2.5 Perkembangan PDRB

Perkembangan PDRB selama tahun 2000 – 2009 mengalami peningkatan dan penurunan. Selama tahun 2005 – 2006 PDRB mengalami penurunan dari sebesar Rp. 543.392.350.76 menjadi Rp. 470.627.493.61 Adapun data mengenai PDRB adalah sebagai berikut : Tabel 5 : Perkembangan PDRB di RS Haji selama tahun 2000 – 2009 Tahun PDRB Juta Rp Perkembangan 2000 168.680.000,63 2001 195.762.000,78 116,0 2002 267.157.716,58 136,4 2003 300.609.857,98 112,5 2004 341.065.251,33 113,4 2005 403.392.350,76 118,2 2006 470.627.493,61 86,6 2007 534.919.332,96 113,6 2008 621.581.955,18 116,2 2009 684.231.000,00 110,0 Sumber: BPS tahun 2000 – 2009, Surabaya diolah Berdasarkan data yang diperoleh PDRB tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar Rp. 684.231.000,00 dan PDRB terendah terjadi pada tahun 2000 sebesar Rp. 168.680.000,63 sedangkan perkembangan yang diperoleh dapat diketahui bahwa perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2002 sebesar 136,4 disebabkan tingkat pendapatan yang di dapat masyarakat sendiri mengalami kenaikkan dan perkembangan terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar 86,6 dikarenakan pengurangan subsidi BBM serta naiknya cukai rokok. 63

4.2.6 Perkembangan Kunjungan Pasien

Perkembangan kunjungan pasien selama tahun 2000 – 2009 mengalami peningkatan dan penurunan. Selama tahun 2001 – 2002 kunjungan pasien mengalami penurunan dari sebesar 188.208 jiwa menjadi 185.087 jiwa hingga akhirnya pada tahun 2003 mengalami kenaikan sebesar 191.848 sampai 2009. Adapun data mengenai kunjungan pasien adalah sebagai berikut : Tabel 6 : Perkembangan Kunjungan Pasien di RS Haji selama tahun 2000 – 2009 Tahun Kunjungan Pasien jiwa Perkembangan 2000 180200 2001 188208 104,44 2002 185087 98,34 2003 191848 103,65 2004 220600 114,98 2005 264667 119,97 2006 299831 113,28 2007 329990 110,05 2008 359436 108,92 2009 428865 119,31 Sumber: RSU. Haji tahun 2000 – 2009, Surabaya diolah Berdasarkan data yang diperoleh kunjungan pasien tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 428.865 jiwa dan kunjungan terendah terjadi pada tahun 2000 sebesar 180.200 sedangkan perkembangan yang diperoleh dapat diketahui perkembangan tertinggi terjadi pada tahun 2005 sebesar 119,97 disebabkan pelayanan kesehatan yang optimal dan perkembangan terendah terjadi pada tahun 2002 sebesar 98,34 64 dikarenakan pemerintah mensetujui kebijakan kenaikan tarif dasar rumah sakit yang baru serta pelayanan kesehatan yang kurang memadai

4.3 Hasil Analisis Dan Pengujian hipotesis

Dalam analisis ini digunakan analisis regresi linier berganda dan untuk mengolah data yang digunakan alat Bantu komputer dengan program SPSS Statistic Program For Social Science versi 12.0 Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas investasi, tenaga kerja, inflasi, PDRB dan kunjungan pasien terhadap variabel terikat yaitu pendapatan di Rumah Sakit Haji di Surabaya. Hasil penghitungan tersebut dapat dilihat dalam tabel analisi sebagai berikut: Tabel 7 : Hasil Analisis variabel investasi, tenaga kerja, inflasi, PDRB dan kunjungan pasien terhadap pendapatan di RS Haji di Surabaya. Variabel Koefisien regresi Standart Error t hitung t tabel r2 Parsial Investasi X 1 -0,642 0,065 -9,819 2,228 0,9604 Tenaga kerja X 2 162,218 47,244 3,434 2,228 0,7464 Inflasi X 3 -38,287 63,518 -0,603 2,228 0,0835 PDRB X 4 -1,393 0,159 -8,761 2,228 0,9506 Kunjungan pasien X 5 0,645 0,227 2,844 2,228 0,6691 Variabel terikat : Pendapatan di RS Haji di Surabaya Konstanta : -237,218 Koefisien korelasi : R : 0,990 R 2 : 0,980 65 Tabel 8 : Analisis Varian ANOVA Sumber Varian Jumlah Kuadrat DF Kuadrat Tengah F hitung F tabel Regresi 489967,8 4 97993,555 39,383 5,19 Sisa 9952,805 5 2488,201 Total 499920,6 9 Y = -237,218 - 0,642 X1 + 162,218 X2 - 38,287 X3 – 1,393 X4 + 0,645 X5 Berdasarkan persamaan tersebut di atas, maka dapat dijelaskan melalui penjelasan sebagai berikut :  = konstanta = -237,218 nilai konstanta adalah titik potong antara sumbu vertical dengan garis regresi. Bila nilai konstanta –237,218 artinya bilamana keempat variabel bebas sama dengan nol maka besarnya pendapatan adalah sebesar –237,218 rupiah dengan asumsi variabel X 1 , X 2 , X 3 , X 4 dan X 5 adalah konstan  1 = Koefisien regresi untuk X1 = -0,642 ini menunjukkan besarnya pengaruh investasi terhadap pendapatan, artinya apabila investasi menurun satu rupiah maka diprediksikan tingkat pendapatan akan menurun sebesar –0,642 rupiah dengan asumsi variabel X 2 , X 3 , X 4 dan X 5 adalah konstan.  2 = Koefisien regresi untuk X2 = 162,218 Ini menunjukkan besarnya pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan, artinya apabila tenaga kerja meningkat sebesar satu jiwa maka