55
untuk keperluan non operasional contohnya : bangunan, gaji PNS karena pemerintah masih menentukan tarip rumah sakit propinsi
Undang – undang Nomor 22 tahun 1999 Tentang pemerintahan daerah dan Undang – undang Nomor 25 tahun 1999 tentang perimbangan
keuangan antara pusat daerah, memberikan peluang kepada daerah mampu menjalankan pemerintahan secara efektif dan efisien, serta mendorong
pemerintah daerah sendiri untuk mandiri dan mengatur pembiayaan bidang kesehatan, dimana seluruh potensi daerah dapat berperan secara optimal,
termasuk rumah sakit.
4.1.2 SUMBER DAYA MANUSIA
Kompleksitas permasalahan pelayanan rumah sakit secara umum masih ditandai dengan kualitas tenaga kesehatan, baik dari segi pendidikan
formal maupun ketrampilan dibidang kesehatan. Akibatnya, tingkat produktivitas yang rendah, sehingga posisi tawar bargaining pisition
menjadi rendah akan berakibat pada jaminan kesejahteraan karyawan rendah.
Strategis Sumber Daya Manusia untuk 5 tahun kedepan adalah meningkatkan knowledge, skill, attitude, serta social skill untuk seluruh
Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Umum Haji Surabaya, dengan
harapan pada tahun 2014 nanti seluruh SDM sudah berstandart word class.
56
4.1.3 SARANA GEDUNG RUMAH SAKIT
Sesuai arah kebijakan pembangunan propinsi Jawa Timur dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah untuk meningkatkan
aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan, terutama bagi masyarakat miskin, sangatlah diperlukan penambahan rawat inap
maskin, gedung bedah sentral, gedung gawat darurat, dan gedung penunjang lain yang merupakan amanat master plan RSU Haji Surabaya.
Strategis lima tahun ke depan dalam pembangunan sarana rumah sakit adalah pembangunan gedung rawat inap maskin 6 lantai,
pembangunan IGD, bedah sentral, dan ICCU 5 lantai, serta pembangunan gedung penunjang lain.
4.1.4 PRASARANA RUMAH SAKIT
Penyiapan dan pengembangan perencanaan sarana kedokteran yang mampu mendukung proses diagnostik suatu penyakit, mempercepat
proses penyembuhan pasien dan mencegah terjadinya infeksi baru Infeksi nosokomial.
Pengadaan dan pemeliharaan sarana kedokteran rumah sakit, dengan kebijaksanaan yang diarahkan untuk : a mendukung proses
diagnostik suatu penyakit, b mempercepat proses penyembuhan pasien, c memperpanjang harapan hidup.
4.1.5 KEPUASAN PELANGGAN
Respon organisasi dalam menghadapi sesuatu peristiwa atau keluhan pelanggan harus dapat diukur respon time yang telah diberikan
57
dalam menghadapi suatu peristiwa yang mungkin menguntungkan, merugikan atau membahayakan.
Tingkat kepekaan dapat berbeda tergantung pada manusia dan peristiwa. Kepekaan dapat bersifat reaktif, tapi juga proaktif.
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1 Perkembangan Tingkat Pendapatan RS Haji Surabaya
Perkembangan pendapatan selama tahun 2000 – 2009 cenderung
mengalami kenaikan yang relative stabil, mulai dari 2001 – 2009 mengalami kenaikan yang stabil hanya pada tahun 2000 sebesar Rp
5.821.162.653 ribu ada kenaikan lalu turun kembali tahun 2001 sebesar Rp 3.363.748.667 ribu sampai tahun 2009 sebesar Rp. 35.562.182.231 ribu.
Adapun data mengenai pendapatan yang diperoleh dari RS Haji adalah sebagai berikut :
Tabel 1 : Perkembangan Pendapatan di RS Haji Tahun 2000 - 2009 Tahun Pendapatan
perkapita Rp.Ribu
Perkembangan 2000 5.821.162.653
2001 3.363.748.667 173,05 2002 4.034.962.090 119,95
2003 6.205.671.150
153,79 2004 8.080.698.532 130,21
2005 14.135.031.963 174,92 2006 17.129.331.693 121,18
2007 24.431.419.739 142,62 2008 27.832.868.203 113,92
2009 35.562.182.231 127,77 Sumber: RSU. Haji tahun 2000 – 2009, Surabaya diolah
58
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui tingkat pendapatan tertinggi Rp 35.562.182.231 ribu. Sedangkan perkembangan
tertinggi terjadi tahun 2005 sebesar 174,92 dan perkembangan terendah terjadi tahun 2008 sebesar 113,92 dengan melihat hasil perkembangan
diatas di ambil kesimpulan perkembangan tertinggi pada tahun 2005 ini dikarenakan peningkatan jumlah kunjungan pasien tahun 2005
dibandingkan dengan tahun sebelumnya cukup banyak peningkatannya sebesar 44.067 pasien sedangkan tahun 2008 perkembangan jumlah
kunjungan pasien meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu hanya sebesar 29.446 orang, peningkatan jumlah kunjungan ini lebih kecil dari
tahun 2005. Namun itu tidak mengurangi jumlah pendapatan ini dikarenakan kunjungan pasien dari tahun ke tahun selalu meningkat dan ke
mampuan konsumen dalam mengeluarkan biaya kesehatan dikategorikan signifikan jika dilihat dari kenaikan inflasi pada tahun itu.
4.2.2. Perkembangan Investasi
Perkembangan investasi selama tahun 2000 – 2009 mengalami peningkatan yang relative stabil. Tahun 2000 tingkat investasi sebesar Rp
99.342.571.152 ribu menjadi sebesar Rp 225.896.353.620 ribu pada tahun 2009. adapun data mengenai investasi yang diperoleh dari RS Haji adalah
sebagai berikut :