3
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
kegiatan ini semua belum memiliki tempat yang layak untuk diadakan karena di Bali belum memiliki tempat yang khusus untuk melakukan kegiatan yang berbau
tentang fotografi, padahal di jaman sekarang fotografi memiliki peranan yang penting bagi kemajuan pariwisata di Bali. Jadi dengan adanya komunitas ini maka
perkembangan fotografi di Bali menjadi maju dan berkembang. Untuk mewadahi kegiatan yang dilakukan oleh komunitas ini maka
diperlukannya sebuah Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar agar komunitas fotografi di bali memiliki wadah untuk berkumpul, saling bertukar ilmu, dan bisa
melakukan kegiatan yang membutuhkan tempat yang layak untuk melakukan kegiatan tersebut. Hingga saat ini komunitas di Bali tidak memiliki tempat
perkumpulan yang cocok untuk melakukan Sharing ilmu, tempat berkumpul dan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan fotografi. Maka dengan adanya
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar ini diharapkan nantinya bisa menciptakan sebuah karya seni fotografi yang menarik dan bisa dilombakan ke luar bali
maupun ke luar negeri. Jadi Pusat Komunitas Fotografi ini sangatlah dibutuhkan bagi komunitas fotografi di bali.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa permasalahan yang
dapat diangkat, antara lain sebagai berikut :
a Bagaimana cara membuat desain bangunan yang berkesan menarik dan unik
untuk menarik minat pengunjung?
b Bagaimana cara menciptakan suasana yang cocok untuk Pusat Komunitas
Fotografi ini agar pengunjung bisa merasakan suasana yang berbau
fotografi?
c Bagaiamana penerapan fotografi terhadap desain bangunan?
d Bagaimana menempatkan fasilitas yang membutuhkan ketenangan agar
sesuai dengan persyaratan ruangnya?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan laporan ini sebagai acuan mendesai sebuah Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar adalah sebagai berikut :
a Menjabarkan pengertian dan spesifikasi dari Pusat Komunitas Fotografi.
4
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
b Menciptakan sebuah desain dan tampilan yang unik untuk menarik minat
fotografer dan pengunjung. Nantinya Pusat komunitas fotografi ini akan dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung untuk kegiatan di Pusat
Komunitas Fotografi ini. c
Menentukan fasilitas utama, pendukung dan penunjang yang nantinya akan diterapkan pada Pusat komunitas Fotografi tersebut. Fasilitas tersebut
nantinya akan mendukung dari kegiatan yanga ada di Pusat Komunitas Fotografi.
d Menentukan konsep yang sesuai untuk mendisain sebuah Pusat Komunitas
Fotografi agar menciptakan suasan yang nyaman pada Pusat Komunitas Fotografi tersebut.
1.4 Metode Perancangan
Metode yang digunakan dalam penulisan “Pusat Komunitas Fotografi di Bali
” ini menggunakan metode perancangan lima langkah yang dikemukakan oleh Snyder dan Catanese 1984:225. Adapun penjabaran lima langkah proses
perancangan yaitu permulaan, persiapan, pembuatan usulan, evaluasi dan tindakan. Berikut adalah penjelasan lima langkah proses perancangan tersebut,
namun dalam proses penulisan Seminar Tugas Akhir ini hanya digunakan tiga langkah dari proses perancangan lima langkah yang dipaparkan oleh Snyder dan
Catanase. Metode yang digunakan yaitu permulaan, persiapan, dan pembuatan usulan.
a Permulaan
Permulaan merupakan tahap awal dari sebuah perancangan yang meliputi kegiatan perumusan masalah dan penjabaran masalah yang terjadi dalam
perancangan “Pusat Komunitas Fotografi di Bali”. Perumusan ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi latar belakang mengapa judul dari proyek ini
perlu diadakan dan kemudian dilakukan perumusan terhadap kendala atau permasalahan yang muncul.
b Persiapan
Persiapan merupakan proses penyusunan program yang memiliki beberapa tahap, seperti pengumpulan, menganalisis informasi secara sistematik tentang
permasalahan dan penyusunan konsep suatu desain mengenai perancangan
5
Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar
“Pusat Komunitas Fotografi di Bali”. Adapun jenis-jenis data yang digunakan, yaitu:
a. Data Primer
Pengumpulan data-data yang dikumpulkan dan diperoleh langsung dari sumbernya. Data primer ini diperoleh dari:
i. Observasi dan dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang melalui
pengamatan langsung terhadap gejala, peristiwa dan kondisi aktual dari masa sekarang pada restoran dan bar. Observasi dilakukan pada tapak
terpilih untuk rancangan restoran dan bar serta pada studi objek sejenis. Studi banding dilakukan pada Mata Photography, Photo Studio Pose,
Kesato Co Photo Studio, Papyrus Photo Studio dan Lingkara Photoart Community dengan maksud dan tujuan untuk mendapatkan gambaran
mengenai studio foto, organisasi ruang, manajemen pengelolaan, dan permasalahan yang menjadi kendala.
ii. Wawancara yaitu pengumpulan data melalui tanya jawab dengan pihak-
pihak terkait untuk mendapatkan data tentang ukuran studio foto, ruang cetak, ruang editing dan ruang makeup. Adapun wawancara yang
dilakukan adalah dengan beberapa pihak yaitu Bapak Anis Raharja,S.Sn,M.Sn. Selaku Dosen Jurusan Fotografi di ISI Denpasar,
Bapak Anom Manik Agung, S.Sn, A.FPSI. selaku Ketua dari Perhimpunan Fotografer Bali, Bapak dr. IBP Andi Sucirta, A.FPSI,
EFIAP selaku Penasehat dari Perhimpunan Fotografer Bali, I Made Bayu Pramana,S.Sn,M.Sn. Selaku pemilik Lingkar Art Space dan Dosen
Jurusan Fotografi di ISI Denpasar dan Yan Palapa selaku founder Lingkara Photoart Community.
b. Data Sekunder
Data-data yang dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder ini digunakan sebagai pertimbangan saat melakukan perancangan. Data-data sekunder
diperoleh melalui studi literatur yaitu dengan mencari sumber yang dapat mendukung data tentang restoran dan bar melalui buku-buku, majalah,
media internet, standar ruang, dan sebagainya.