5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hama yang Berasosiasi dengan Tanaman Kubis
Hama-hama yang menyerang tanaman kubis dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu hama utama atau penting dan hama sekunder. Hama utama
pada tanaman kubis yaitu ulat daun kubis Plutella xylosíella L. dan ulat krop kubis Crocidolomia pavonan F.. Hama sekunder pada tanaman kubis yaitu
ulat tanah Agrotis ípsilon ., ulat jengkal kubis Chrysodeixis orichalcea L., ulat bawang Spodoptera exigua Hbn., ulat grayak Spodoptera litura F.,
kutu daun persik Myzus persicae Sulz. dan ulat buah tomat Helicoverpa armígera Hbn. Permadi dan Sastrosiswojo, 1993
2.1.1 Ulat Daun Kubis Plutella xylostella L. Lepidoptera : Plutellidae
Klasifikasi Plutella xylostella L Kalshoven, 1981 yaitu sebagai berikut: Kingdom
: Animalia Filum
: Arthropoda Kelas
: Insekta Ordo
: Lepidoptera Famili
: Plutellidae Genus
: Plutella Spesies
: Plutella xylostella L.
P. xylostella L. merupakan hama utama pada tanaman kubis dataran tinggi
di Pulau Jawa, Bali, Sumatera, Sulawesi dan banyak daerah lainnya di Indonesia. Serangga ini bersifat kosmopolitan yang mana hidup di daerah yang beriklim
tropis maupun subtropis Kalshoven, 1981. Serangga dewasa P. xylostella
merupakan ngengat kecil berwarna coklat kelabu yang dikenal dengan sebutan “Diamondback Moth DBM”, ini dikarenakan serangga dewasa P. xylostella
pada sayap depan terdapat tiga buah “titik” undulasi seperti intan
Sastrosiswojo, 1987. Telur dari P. xylostella berukuran sangat kecil atau berbentuk oval dengan
wama putih kekuningan, panjang berkisar 0,25 mm sampai 0,50 mm. Ngengat umumnya meletakkan telurnya di sekitar tulang daun dari permukaan bawah daun
yang mana pada permukaan bawah daun lebih kasar dibandingkan dengan permukaan daun yang halus Ngatimin, 2002. Telur diletakkan secara tunggal
ataupun dalam kelompok kecil Permadi dan Sastrosiswojo, 1993. Jumlah telur
yang dihasilkan oleh imago betina P. xylostlla selama hidupnya adalah 92 hingga
130 butir. Larva P. xylostella berbentuk silindris, relatife tidak berbulu. Larva terdiri
dari empat instar. Larva mempunyai pertumbuhan maksimum dengan ukuran panjang tubuh mencapai 10-12 mm. Larva instar pertama berwarna hijau muda
hingga wama hijau tua pada saat mencapai larva instar keempat. Ukuran larva relatif kecil dan bersifat lincah apabila larva tersentuh ataupun mendapat
gangguan maka larva P. xylostella akan menjatuhkan diri dengan benang sutera,
ini merupakan ciri khas dari larva P. xylostella. Stadium larva pada instar pertama
hingga instar keempat memiliki periode waktu yang berbeda dimana berturut- turut yaitu : 4 hari, 2 hari, 3 hari, dan 3 hari. Pada musim panas dan hujan periode
larva berkisar 10 hari dan di musim dingin dengan periode larva berkisar 1 2 - 1 5 hari Shaila, 2007.
Larva instar keempat merupakan larva instar akhir. Larva instar terakhir akan memintal benang yang akan dibuat menjadi kokon dimana pada umumnya
kokon P. xylostella terdapat pada sisi bawah daun dan waktu yang diperlukan untuk membuat kokonnya kurang dari 24 jam Kalshoven, 1981. Kepompong
yang baru dibentuk akan memiliki wama hijau kekuningan kemudian setelah satu atau dua hari akan berubah menjadi wama coklat dan secara bertahap akan
berubah menjadi coklat tua hingga muncul serangga dewasa Abraham dan Padmanabhan, 1968 dalam Shaila, 2007.
Umur P. xylostella di daerah dingin lebih panjang daripada di daerah panas. Daur hidup serangga P. xylostella di daerah panas dengan ketinggian
hingga 250 m dpl, yaitu : stadium telur selama 2 hari, larva selama 9 hari, pupa selama 4 hari dan imagonya selama 7 hari. Sementara itu, di dataran tinggi dengan
ketinggian tempat sekitar 1.100 - 1.200 mdpl, stadium telur sekitar 3-4 hari, larva 12 hari, pupa 6-7 hari dan imago 20 hari Permadi dan Sastrosiswojo, 1993.
Gambar 2.1 Siklus hidup Plutella xylostella foto Hiperindah Nunilahwati, 2011
2.1.2 Ulat Krop Kubis Crocidolomia pavonana Fabricius Lepidoptera :