Sari, 2002. Siklus hidup C. pavonana berkisar antara 22 sampai 30 hari Kalshoven, 1981.
2.1.3 Ulat Grayak Spodoptera litura Fabricius Lepidoptera : Noctuidae
Ulat grayak tersebar luas di Asia, Pasifik, dan Australia. Di Indonesia, hama ini terutama menyebar di Nanggroe Aceh Darussalam, Jambi, Sumatera
Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua. Pertumbuhan populasi
ulat grayak sering dipicu oleh situasi dan kondisi lingkungan, yakni: salah satunya cuaca panas. Pada kondisi kering dan suhu tinggi, metabolisme serangga hama
meningkat sehingga memperpendek siklus hidup Marwoto dan Suharsono, 2008. S. litura bersifat polifag atau mempunyai kisaran inang yang cukup luas
atau banyak inang, sehingga agak sulit dikendalikan. Ulat grayak Kalshoven, 1981 adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Genus : Spodoptera
Spesies : Spodoptera litura.
Gambar 2.4 Larva Spodoptera litura Sumber : Dokumen Pribadi, 2015
Sayap ngengat bagian depan berwarna coklat atau keperakan, dan sayap belakang berwarna keputihan dengan bercak hitam. Kemampuan terbang ngengat
pada malam hari mencapai 5 km. Telur berbentuk hampir bulat dengan bagian dasar melekat pada daun kadang-kadang tersusun dua lapis, berwarna coklat
kekuningan, diletakkan berkelompok masing-masing 25-500 butir. Telur diletakkan pada bagian daun atau bagian tanaman lainnya, baik pada tanaman
inang maupun pada inang alternatif. Bentuk telur bervariasi. Kelompok telur tertutup bulu seperti beludru yang berasal dari bulu-bulu tubuh bagian ujung
ngengat betina, berwarna kuning kecoklatan Marwoto dan Suharsono, 2008. Larva mempunyai wama yang bervariasi, memiliki kalung bulan sabit
berwarna hitam pada segmen abdomen keempat dan kesepuluh Gambar 2.4 Pada umur 2 minggu, panjang ulat sekitar 5 cm. Pada sisi lateral dorsal terdapat
garis kuning. Ulat yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklatan, dan hidup berkelompok. Beberapa hari setelah menetas
tergantung ketersediaan makanan, larva menyebar dengan menggunakan benang sutera dari mulutnya. Pada siang hari, larva bersembunyi di dalam tanah atau
tempat yang lembab dan menyerang tanaman pada malam hari atau pada
intensitas cahaya matahari yang rendah. Biasanya ulat berpindah ke tanaman lain secara bergerombol dalam jumlah besar Marwoto dan Suharsono, 2008. Warna
dan perilaku larva instar terakhir mirip larva tanah Agrothis Ípsilon, namun terdapat perbedaan yang cukup mencolok, yaitu pada ulat grayak terdapat tanda
bulan sabit berwarna hijau gelap dengan garis punggung gelap memanjang. Larva berkepompong di dalam tanah, membentuk pupa tanpa rumah pupa
kokon, berwarna coklat kemerahan dengan panjang sekitar 1,60 cm. Siklus hidup berkisar antara 30 - 60 hari lama stadium telur 2-4 hari. Stadium larva
terdiri atas 5 instar yang berlangsung selama 20-46 hari. Lama stadium pupa 8-11 hari. Seekor ngengat betina dapat meletakkan 2.000-3.000 telur Marwoto dan
Suharsono, 2008.
2.1.4 Ulat Buah Tomat Helicoverpa armigera Hubner Lepidoptera :