16
Setelah semua sel mencapai batas penyimpanan, asam amino yang berlebih dalam sirkulasi dipecah menjadi produk lain dan dipergunakan untuk energi. Kelebihan
asam amino tersebut diubah menjadi lemak atau glikogen dan disimpan dalam bentuk ini Guyton, 2007. Kelebihan asam amino dalam sirkulasi darah yang
tidak diperlukan untuk sintesa protein tidak disimpan sebagai protein tambahan tetapi diubah menjadi glukosa dan asam lemak yang pada akhirnya disimpan
sebagai trigliserida Sherwood, 2011. Lipid pada nutrisi atau makanan berupa triasligliserol kemudian
dihidrolisis menjadi monogliserida dan asam lemak di dalam intestinum, kemudian di reesterifikasi dalam mukosa intestinum Sudoyo, 2007. Setelah
pembentukan kilomikron dari permukaan basolateral eritrtosit perjalanannya ke dalam laktal sentral vili dan dari sini di dorong bersama dengan limfe, oleh pompa
limfatik naik keatas melalui duktus tarasikus untuk dimasukkan ke dalam vena pada pertemuan vena jugularis dan subklavia. Kebanyakan kilomikron
dikeluarkan dari sirkulasi darah sewaktu melalui kapiler jaringan adiposa dan hepar yang banyak enzim lipoprotein lipase. Enzim ini menghidrolisis trigliserida
dari kilomikron yang melekat pada dinding endotel, melepaskan asam lemak dan gliserol. Asam lemak yang sangat menyatu dengan membran sel dengan segera
berdifusi ke dalam lemak jaringan adiposa dan sel hepar lipase juga menyebabkan hidrolisis fosfolipid, proses ini juga melepaskan asam lemak yang disimpan
Guyton, 2007. Akumulasi lemak ditentukan oleh keseimbangan antara sintesis lemak
lipogenesis dan pemecahan lemak lipolisis – oksidasi asam lemak. Lipogenesis
17
adalah proses deposisi lemak dan meliputi proses sintesis asam lemak dan kemudian sintesis trigliserida yang terjadi di hepar pada daerah sitoplasma dan
mitokondria dan jaringan adiposa. Sedangkan lipolisis merupakan suatu proses dimana terjadi dekomposisi kimiawi dan pelepasan lemak dari jaringan lemak.
Bilamana diperlukan energi tambahan maka lipolisis merupakan proses yang prodominan terhadap proses lipogenesis Sudoyo, 2007.
2.2.4 Pengaruh Obesitas Sentral Terhadap Sistem Tubuh
Konsentrasi adiponektin akan meningkat jika individu tersebut mengalami penurunan berat badan. Pada individu yang mengalami obesitas visceral dengan
diabetes mellitus tipe dua, diketahui bahwa ekspresi adiponektin mengalami penurunan secara signifikan. Adiponektin ditemukan memegang peranan penting
pada terjadinya resistensi insulin. Kadar sitokin ini di dalam sirkulasi berhubungan secara positif terhadap toleransi glukosa dan sensitivitas insulin
Aryana, 2011. Leptin adalah hormon yang berhubungan dengan lipolisis. Leptin
membatasi penyimpanan lemak tidak hanya dengan mengurangi masukan makanan, tetapi juga mempengaruhi jalur metabolik yang spesifik di adiposa dan
jaringan lainnya. Leptin merangsang pengeluaran gliserol dari adiposit, dengan menstimulasi oksidasi asam lemak dan menghambat lipogenesis Sudoyo, 2007.
Kadar leptin plasma meningkat pada orang gemuk dengan gen leptin normal sebanding dengan persentase lemak tubuh, dan terdapat korelasi positif serupa
antara konsentrasi mRNA leptin di jaringan lemak dan persentase lemak tubuh Ganong, 2008.
18
Resistin merupakan salah satu protein adipositokinin yang diproduksi oleh jaringan adiposa, kadarnya meningkat pada penderita dengan obesitas dan erat
kaitannya dengan kejadian resistensi insulin. Resistin diduga sebagai penghubung antara adiposit dan resistensi insulin dengan cara inhibisi insulin stimulated
glucoseuptake dan membloking diferensiasi adiposit. Kadar resistin tinggi menginduksi resistensi insulin berkontribusi pada kegagalan sensitivitas insulin.
Resistin memperlihahtkan perannya dalam menggagalkan homeostasis glukosa dan aksi insulin serta antagonis terhadap efek insulin. Resistin menurunkan
glukoneogenesis dan menurunkan kemampuan otot skelet dan adiposa dalam ambilan glukosa Marfianti, 2006.
Obesitas kegemukan sentral salah satu ciri sindrom metabolik, merupakan dasar hipotesis portalvisceral bahwa peningkatan lemak visceral
menyebabkan fokus asam lemak bebas yang lebih besar dan menghambat kerja insulin melalui efek handle di jaringan sensitive insulin ketersediaan asam lemak
bebas yang tinggi menyebabkan penurunan penggunaan glukosa di otot, dan akan merangsang produksi glukosa hepar dan very low density lipoprotein VLDL dan
memperkuat sekresi insulin terstimulasi glukosa. Efek lipotoksik jangka panjang asam lemak terhadap sel beta pankreas merupakan bagian dari keterkaitan antara
obesitas, resistensi insulin dan terjadinya diabetes mellitus tipe dua Suastika, 2008.
Pada obesitas terjadi pelepasan asam lemak bebas ke dalam sirkulasi. Asam lemak bebas berasal dari lipolisis trigliserida jaringan adiposa. Makin
banyak jaringan adiposa maka asam lemak bebas yang dilepaskan juga makin