13
kortisol bebas, sehingga hasil akhirnya adalah meningkatnya kadar gula darah Amelia, 2009.
2 Pada metabolisme lemak
Perubahan metabolisme lemak pada pemakaian pil KB disebabkan oleh estrogen dan progesteron, yang masing-masing mempunyai efek berbeda.
Estrogen bersifat kardioprotektif melindungi jantung dan anti-aterogenik anti pembentukan lemak, sedangkan progesteron bersifat anti-estrogen. Pemakaian
estrogen tunggal antara lain akan menurunkan aktivitas enzim lipoprotein lipase, meningkatkan kadar kolesterol HDL dan menurunkan kadar kolesterol LDL. Efek
progesteron justru berbanding terbalik dengan efek estrogen tersebut, dan efek ini tergantung pada potensi androgen-nya. Makin kuat potensi androgen-nya, main
besar efek buruknya pada metabolisme lemak. Usaha untuk mengurangi efek ini antara lain dengan memakai pil KB kombinasi estrogen dengan kadar progesteron
yang bervariasi pil kombinasi sekuensial Amelia, 2009.
2.2 Obesitas Sentral
2.2.1 Definisi
Obesitas sentral merupakan timbunan lemak dalam jaringan visceral intra abdomen, yang tergambar sebagai penambahan ukuran lingkar pinggang sebagai
indek masa lemak dalam perut Arisman, 2011.
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Obesitas Sentral
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya obesitas senral yakni :
14
1 Faktor Genetik
Seseorang yang dikeluarganya memiliki riwayat obesitas sentral, maka terjadinya obesitas akan meningkat dua sampai tiga kali. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Allison 2003, ketika gen dimutasi secara partikel yang diujicobakan pada tikus, menunjukkan hal yang bermakna bahwa gen
mempengaruhi obesitas sentral Suastika, 2006. Disamping mengendalikan massa lemak, gen juga mengatur distribusi lemak tubuh dan peran gen dalam
pemunculan sifat yang berkaitan dengan obesitas mencapai 50 bahkan lebih Comuzzie Anthony, 2003 dalam Indra, 2006.
2 Faktor Jenis Kelamin
Jenis kelamin wanita lebih cenderung mengalami masalah berat badan dikarenakan oleh hormon estrogen. Estrogen adalah sekelompok senyawa steroid
yang berfungsi terutama sebagai hormon sex wanita. Selain estrogen yang diproduksi sendiri oleh tubuh, penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kadar
estrogen yang tinggi juga mengakibatkan pengendapan lemak pada jaringan tubuh. Estrogen menyebabkan peningkatan pengendapan lemak pada jaringan
subkutis. Sebagai akibatnya berat jenis tubuh wanita keseluruhan, seperti dinilai oleh pengembangan dalam air, jauh lebih kurang daripada tubuh pria yang
mengandung lebih banyak protein dan lebih sedikit lemak Guyton, 2007. Selain hormon estrogen yang terkandung dalam kontrasepsi hormonal, juga terdapat
hormon progesteron yang dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya,
sehingga nafsu makan akan bertambah dan berakibat makan lebih banyak
15
kemudian terjadi peningkatan berat badan. Progesteron mempermudah penumpukan karbohidrat dan gula menjadi lemak Clark, 2005.
3 Faktor Lingkungan
Para ahli berpendapat bahwa asupan makanan merupakan hal yang paling berpengaruh pada faktor lingkungan yang menyebabkan obesitas sentral.
Pergeseran makanan tradisional ke makanan cepat saji yang mengandung tinggi kalori, tinggi lemak, dan rendah serat menyebabkan obesitas di seluruh penjuru
kota dunia, termasuk Indonesia Suastika, 2006.
2.2.3 Mekanisme Terjadinya Obesitas Sentral
Kelebihan asupan karbohidrat dapat mengakibatkan kelebihan glukosa dalam darah yang kemudian disimpan dalam bentuk glikogen di hepar dan otot.
Karena glikogen merupakan cadangan energi yang relaatif kecil, bentuk ini hanya dapat memenuhi kebutuhan energi kurang dari sehari. Setelah gudang glikogen di
hepar dan otot terisi penuh, glukosa lain diubah menjadi asam lemak dan gliserol yang digunakan untuk membentuk trigliserida terutama di jaringan adiposa dan
sedikit di otot Sherwood, 2011. Kelebihan asupan protein akan diubah menjadi asam amino dan hanya
sedikit menjadi polipeptida atau seluruh molekul protein diabsorpsi dari saluran pencernaan masuk ke dalam darah. Setelah masuk ke dalam darah, kelebihan
asam amino diabsorpsi oleh sel diseluruh tubuh terutama oleh hepar. Hepar dapat menyimpan sejumlah besar protein yang dapat berubah dengan cepat sedangkan
ginjal dan mukosa usus dapat menyimpan protein dalam jumlah kecil. Masing- masing tipe sel tertentu mempunyai batas atas jumlah protein yang dapat dsimpan.