Mekanisme Terjadinya Obesitas Sentral

18 Resistin merupakan salah satu protein adipositokinin yang diproduksi oleh jaringan adiposa, kadarnya meningkat pada penderita dengan obesitas dan erat kaitannya dengan kejadian resistensi insulin. Resistin diduga sebagai penghubung antara adiposit dan resistensi insulin dengan cara inhibisi insulin stimulated glucoseuptake dan membloking diferensiasi adiposit. Kadar resistin tinggi menginduksi resistensi insulin berkontribusi pada kegagalan sensitivitas insulin. Resistin memperlihahtkan perannya dalam menggagalkan homeostasis glukosa dan aksi insulin serta antagonis terhadap efek insulin. Resistin menurunkan glukoneogenesis dan menurunkan kemampuan otot skelet dan adiposa dalam ambilan glukosa Marfianti, 2006. Obesitas kegemukan sentral salah satu ciri sindrom metabolik, merupakan dasar hipotesis portalvisceral bahwa peningkatan lemak visceral menyebabkan fokus asam lemak bebas yang lebih besar dan menghambat kerja insulin melalui efek handle di jaringan sensitive insulin ketersediaan asam lemak bebas yang tinggi menyebabkan penurunan penggunaan glukosa di otot, dan akan merangsang produksi glukosa hepar dan very low density lipoprotein VLDL dan memperkuat sekresi insulin terstimulasi glukosa. Efek lipotoksik jangka panjang asam lemak terhadap sel beta pankreas merupakan bagian dari keterkaitan antara obesitas, resistensi insulin dan terjadinya diabetes mellitus tipe dua Suastika, 2008. Pada obesitas terjadi pelepasan asam lemak bebas ke dalam sirkulasi. Asam lemak bebas berasal dari lipolisis trigliserida jaringan adiposa. Makin banyak jaringan adiposa maka asam lemak bebas yang dilepaskan juga makin 19 meningkat. Pada obesitas tetap terjadi pelepasan asam lemak bebas berlebih, meskipun kadar insulin juga meningkat. Hal ini disebabkan meski kadar insulin tinggi dapat menekan lipolisis jaringan adiposa namun tetap tidak mampu menekan pelepasan asam lemak hingga mencapai normal pada obesitas. Asam lemak bebas merupakan sumber utama energi bagi sel pada keadaan puasa, pada obesitas masuknya asam lemak bebas ke jaringan melebihi dari kebutuhan. Masuknya asam lemak bebas berlebih kedalam otot mengakibatkan resistensi insulin Cahjono dkk, 2007.

2.2.5 Pengukuran Obesitas Sentral

Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme termasuk daya tahan terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah kulit atau pada kaki dan tangan. Perubahan metabolisme ini memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak tubuh Sudoyo, 2006. Saat ini terdapat banyak cara untuk menilai jaringan adiposa untuk membedakan apakah ukuran lingkar pinggang besar obesitas sentral merupakan hasil dari jaringan lemak yang berasal di bawah kulit jaringan adiposa subkutan, jaringan lemak dalam abdomen visceral atau kombinasi keduanya Eekel and Grundy, 2006 dalam Cahjono, 2007. Untuk itu digunakan Magnetic Resonance Imaging MRI, Computed Tomography CT setinggi L3L4, atau dual-energi x- ray absorptiometry DEXA namun teknik dan caranya sulit untuk dipakai pada praktek sehari-hari WHO, 2002. Sebagai alternatif digunakan rasio lingkar 20 pinggangpinggul untuk menilai obesitas abdominal. Namun demikian WHO lebih menganjurkan lingkar pinggang dibandingkan rasio lingkar pinggang pinggul WHO, 2002. Lingkar pinggang dikatakan memiliki korelasi yang tinggi dengan jumlah lemak intraabdominal dan lemak total dan telah digunakan secara mandiri maupun bersama-sama tebal lemak subkutan untuk mengembangkan suatu korelasi regresi untuk mengkoreksi massa lemak intraabdominal. Pengukuran ini telah divalidasi dalam sebuah penelitian yang telah dilakukan di Belanda. Pengukuran dengan menggunakan lingkar pinggang saja disesuaikan untuk umur, menunjukkan prediksi lemak tubuh yang baik pada subyek orang Belanda r 2 = 78 Sudoyo, 2006. Terdapat berbagai cara untuk melakukan pengukuran lingkar pinggang. Menurut WHO 2000 dalam Cahjono 2007, untuk memperoleh ukuran lingkar pinggang, subyek berdiri tegak dengan kaki sedikit terbuka berjarak 25-30 cm. berat badan ditumpukan merata pada kedua kaki. Buat titik tengah garis vertical antara tulang iga terbawah dengan krista iliaka pada sisi kanan dan kiri. Buat lingkaran horizontal melalui kedua titik tengah tersebut. Pemeriksa mengukur keliling lingkar tersebut pada posisi mata sejajar dengan lingkaran tersebut. Pengukuran dilakukan tanpa melakukan penekanan pada jaringan lunak pinggang dan dilakukan pada akhir dari ekspirasi normal. Lingkaran diukur dengan ketelitian 0,1 cm.Kriteria lingkar pinggang Asia Pasifik yakni ≥90 cm untuk laki- laki dan ≥80 cm untuk perempuan Sudoyo, 2006.