3.5.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya; diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data tersebut menjadi data sekunder kalau
dipergunakan orang yang tidak berhubungan langsung dengan penelitian yang bersangkutan Marzuki, 2002:55.
Data primer merupakan data yang bersumberkan dari informasi pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan permasalahan atau objek penelitian. Sumber data
primer adalah kata-kata pihak-pihak yang diwawancarai dan data ini merupakan sumber data utama. Sumber utama ini dicatat melalui catatan tertulis atau rekaman
videoaudio tape, pengambilan foto, atau film. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara merupakan kegiatan penelitian ini agar mendapatkan informasi yang
akurat. Informasi tersebut diperoleh melalui : 1.
Informan “Informan adalah sumber informasi untuk mengumpulkan data”
Burhan Ashshofa, 2010:22. Informan merupakan orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi
latar penelitian Moloeng, 2009:132. Informan yang dimaksud di sini adalah pihak-pihak yang dapat memberikan informasi yang terkait dengan
permasalahan atau objek permasalahan atau objek penelitian mengenai penarikan kembali tanah wakaf untuk dibagikan sebagai harta warisan.
2. Responden
“Responden adalah orang yang menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti, untuk tujuan peneliti itu sendiri” Burhan Ashshofa,
2010:22. Responden dalam penelitian ini adalah Hakim Pengadilan Agama Semarang, Kepala Kantor Urusan Agama KUA Kecamatan
Semarang Barat sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf PPAIW, dan Kasub. Seksi Pendaftaran Hak Kantor Pertanahan Kota Semarang.
3.5.2 Data Sekunder
Marzuki 2002:56 data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri dalam pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah,
keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. Jadi data sekunder berasal dari tangan kedua, ketiga, dan seterusnya, artinya melewati satu atau lebih pihak yang bukan
peneliti sendiri. Karena itu perlu adanya pemeriksaan ketelitian. Data sekunder adalah data dari penelitian kepustakaan dimana dalam data
sekunder terdiri dari 3 tiga bahan hukum, yaitu bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier, yaitu sebagai berikut:
1. Bahan hukum primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang sifatnya mengikat karena dikeluarkan oleh pemerintah. Berupa peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan ada kaitannya dengan permasalahan yang dibahas, yaitu meliputi:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. b.
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf. c.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria UUPA.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang
Perwakafan Tanah Milik. e.
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004
Tentang Wakaf. f.
Kompilasi Hukum Islam KHI. g.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 2.
Bahan hukum sekunder Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya
menjelaskan bahan hukum primer, dimana bahan hukum sekunder dapat berupa buku-buku tentang perwakafan tanah, artikel-artikel tentang
penarikan wakaf, hasil karya sarjana berupa tesis tentang perlindungan hukum wakaf dibawah tangan.
3. Bahan hukum tersier
Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang bersifat menunjang dan sebagai pelengkap bahan hukum primer dan bahan hukum
tersier, yaitu berupa:
1. Kamus Hukum;
2. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
3.6 Alat dan Teknik Pengumpulan Data