BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kelompok Kerja Guru KKG
1. Pengertian KKG
Di dalam SK Dirjen Dikdasmen Depdikbud nomor 079CKepI93 tanggal 7 April 1993 dijelaskan bahwa
Kelompok kerja guru KKG adalah salah satu wadah pembinaan profesional bagi para guru yang tergabung
dalam organisasi
gugus sekolah
dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan. Gugus sekolah adalah sekelompok atau gabungan dari 3-8 sekolah dasar yang
memiliki tujuan dan semangat maju bersama dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui penerapan
sistem pembinaan profesional. KKG Kelompok Kerja Guru merupakan wadah
atau forum kegiatan profesional bagi para guru Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah di tingkat gugus atau
kecamatan yang terdiri dari beberapa guru dari beberapa sekolah Depdiknas,2004.
Sistem pembinaan profesional diberikan pada guru dengan penekanan pada bantuan pelayanan profesi
berdasarkan kebutuhan guru-guru di lapangan melalui wadah pembinaan pembinaan profesional. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru sekolah dasar dalam meningkatkan mutu proses
dan hasil belajar dengan mendayagunakan segala sumber daya dan potensi yang dimiliki sekolah, tenaga
kependidikan dan masyarakat sekitar.
Abad 21 adalah abad pengetahuan yang akan berdampak pada perubahan paradigma pendidikan dan
aspek-aspek kehidupan manusia. Trilling Hood 1999: 5 menyatakan sebagai berikut:
Abad pengetahuan akan menjadi landasan utama segala
aspek kehidupan.
Abad pengetahuan
merupakan suatu era dengan tuntutan yang lebih rumit dan menantang. Suatu era dengan spesifikasi
tertentu yang sangat besar pengaruhnya terhadap dunia pendidikan dan lapangan kerja. Perubahan-
perubahan yang terjadi selain karena perkembangan teknologi yang sangat pesat, juga diakibatkan oleh
perkembangan
yang luar
biasa dalam
ilmu pengetahuan, psikologi, dan transformasi nilai-nilai
budaya. Dampaknya adalah perubahan cara pandang manusia terhadap manusia, cara pandang terhadap
pendidikan, perubahan peran orang tuagurudosen, serta perubahan pola hubungan antar mereka.
Perhatian utama pendidikan di abad 21 adalah untuk mempersiapkan hidup dan kerja bagi masyarakat. Hal
yang menjadi pertimbangan adalah perubahann arah dan sudut pandang yang lebih luas mengenai peran
utama pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat yang berbasis pengetahuan.
Reformasi Sekolah merupakan sebuah jawaban terhadap kebutuhan yang dirasakan untuk mengubah
sistem pendidikan dari model sistem industri yang teacher centered atau berpusat pada guru dalam
mendidik anak-anak, ke sistem pembelajaran yang berpusat
kepada siswastudent
centered, sistem
pembelajan yang berbasis pada pemecahan masalah, dan
sistem pembelajaran
yang berbasis
pada
pemahaman. Fullan Hargreaves, 1991. Johnson
1998 menyatakan bahwa reformasi sekolah juga didasarkan pada kebutuhan untuk mengubah profesi
guru dari isolasi peti telur ke suasana yang lebih kolaboratif dan berbagi, salah satu yang akan
mendukung dan mendorong guru dalam menghadapi tuntutan adalah dengan meningkatkan profesi mereka
Johnson, 1998.
Adanya perubahan
paradigma pendidikan di sekolah dan pembelajaran memerlukan
perubahan peran guru dalam pembelajaran dan peningkatan profesionalisme guru. Metode untuk
mencapai perubahan
otonomi pendidikan
dan peningkatan profesionalisme guru ini adalah melalui
pengembangan profesional. Fullan Hargeaves, 1991.
Relevansi antara perubahan paradigma pendidikan menuntut
adanya perubahan
dan peningkatan
profesionalisme guru dinyatakan oleh Fullan 1995 dalam Amalia 2011 yang menyatakan bahwa tuntutan
pengembangan profesional
dikarenakan adanya
perubahan yang bersifat dinamis dan kompleks. Fullan 1995
dalam Amalia
2011 mendifinisikan
pengembangan profesional adalah total akumulasi pembelajaran yang diperoleh dan dialami guru dalam
lingkungan belajar yang menarik baik formal maupun informal dalam kondisi perubahan yang kompleks dan
dinamik . Untuk mencapai pendidikan di era global,
UNESCO menetapkan
dasar-dasar yang
harus dijadikan pijakan bagi semua bangsa. Dalam uraian
yang bertajuk Learning Treasure Within 1996 UNESCO menetapkan The Four Pillars empat pilar pendidikan
sebagai landasan pendidikan di era global sebagai berikut:
1 Learning to know, yaitu pembelajaran tidak hanya sekedar mempelajari materi pembelajaran tetapi
yang lebih penting adalah mengenal cara memahami dan mengkomunikasikannya. 2 Learning to do,
pembelajaran dengan
menumbuhkan semangat
kreatifitas, produktivitas, ketangguhan, menguasai kompetensi secara profesional, dan siap menghadapi
situasi yang senantiasa berubah. 3 Learning to be, pembelajaran yang bertujuan pada pengembangan
potensi diri yang meliputi kemandirian, kemampuan bernalar, imajinasi, keadaran estetik, disiplin, dan
tanggung jawab.
4 Learning
to live
together, pembelajaran yang bertujuan pada pemahaman hidup
selaras, dan seimbang dengan mengormati nilai spiritual dan kebhinekaan.
Beberapa kebijakan yang digariskan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya
dan meningkatkan mutu guru khususnya, antara lain adalah dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor
14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang- undang ini mengarahkan pada peningkatan kompetensi
dan profesionalisme guru. Hal ini mengingatkan akan karakteristik tertentu yang harus dimiliki guru, yang
dapat mengarahkan peserta didik pada empat pilar pendidikan. Dalam kaitan ini karakter guru yang
diperlukan adalah: 1 memahami profesi guru sebagai panggilan hidup sejati genuineness. 2 selama proses
pembelajaran mengupayakan positive reward, sehingga siswa mampu melakukan self-reward. 3 sikap guru
tidak hanya simpatik, tetapi juga harus berempatik. 4
menyadari bahwa sebagai guru di era global hendaknya memiliki
“ability to be a learner long life learning” dan bukan hanya berprofesi yang ambivalen Widayati,
2002. Pengembangan profesionalitas dan kompetensi
guru dapat dilakukan melalui kegiatan pre-service and in-service training secara bersama-sama dalam satu
wadahorganisasi profesi. Dengan kata lain bahwa wadah atau organisasi ini dapat dimanfaatkan oleh
masing-masing anggotanya dalam mencapai tujuan pengembangan profesionalitas guru secara bersama.
Rogoff 1994 dalam Coburn dan Stein 2004 menyatakan bahwa:
In contrast to conventional views of learning as an individual of pschychological process, social-cultural
theorists argue that learning as individual participate, in the social and cultural activities of their communities
Menurut Rogoff 1994, bahwa pembelajaran bagi seorang guru dapat dilaksanakan dalam komunitas
kelompok atau
organisasi dengan
memberikan kesempatan kepada setiap guru untuk berpartisipasi
dalam setiap kegiatan kelompok atau organisasi tersebut. Dengan adanya partisipasi dan aktivitas guru
dalam kelompok tersebut diharapkan profesionalitas dan kompetensi guru dapat berkembang. Kemampuan
guru tidaklah merata sehingga dengan berinteraksi bersama kelompok maka diharapkan akan membuka
kerja sama
di antara
mereka yang
bersifat komplementer saling melengkapi.
Pengembangan profesional juga dapat dilakukan melalui kerjasama pengembangan dalam kelompok
seperti yang disampaikan Glatorn 1987 dalam Aberg 2006, An encouraging development in instructional
development is the wide spread interest in peer-centered options such as cooperative development. Glathorn,
1987. Lebih lanjut Glathorn 1987 dalam Aberg 2006 menjelaskan
yang dimaksud
dengan cooperative
professional development “A process by which small team of theacher work together, using a variety of
method and structures, for their own professional growth. Berkenaan dengan dampak yang diharapkan
dengan adanya
peningkatan kompetensi
dan profesionalitas guru, Stevenson dan Stingler 1992
dalam Danim 2000 menyatakan sebagai berikut:
Professional have longer and more specialized training greater freedom to organize their time, greater personal
responsibility for directing their own work, and respect that come from uniqueness and quality of their
contribution
Berdasarkan pendapat Stevenson dan Stingler seperti
tersebut di
atas, dapat
diambil suatu
pemahaman bahwa pengembangan profesionalitas guru akan berkontribusi terhadap kualitas dan tanggung
jawab guru
dalam menunjang
keberhasilan peningkatan
mutu pendidikan.
Hal ini
sangat dimungkinkan karena seorang guru tersebut dapat
mengikuti dan terlibat dalam kegiatan organisasi profesi seperti KKG.
Lebih lanjut Lill Langelotz 2013:377 dalam Education Inquiry menyatakan bahwa dalam sebuah
kelompok, guru dapat secara kolektif mengembangkan
kemampuan profesionalitasnya tidak hanya merespon tentang pendidikan siswa saja.
The team organis ation “teacher team” should create to
support teacher s’professional development. In other
words, teachers are responsible not only for students’
education, but also for their own professional and collective
development in
professional learning
communities PLC.
Menurut Baedhowi 2010, pemerintah pun telah melakukan langkah-langkah strategis dalam rangka
peningkatan kualifikasi,
kompetensi, dan
profesionalisme bagi guru. Langkah-langkah strategis yang diambil adalah melalui Peningkatan Kualifikasi
Akademik PKA Guru Berbasis Kelompok Kerja Guru KKG. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan
Dasar dan
Menengah Nomor
079CKI93 menjelaskan bahwa KKG sebagai salah satu sistem
pembinaan profesionalisme guru merupakan wadah pengembangan sistem pembinaan profesional guru
SPP-Guru yang dibentuk oleh pemerintah terutama untuk meningkatkan kemampuan profesional dalam
melaksanakan dan mengelola pembelajaran di Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah di tingkat gugus atau
kecamatan yang terdiri dari beberapa guru dari beberapa sekolah. Sistem pembinaan profesional guru
SPP-Guru ini menekankan bantuan pelayanan profesi berdasarkan kebutuhan guru di lapangan dalam
rangka peningkatan mutu pendidikan. Lembaga
Penjaminan Mutu
Pendidikan Kalimantan Timur LPMP memberikan beberapa
definisi tentang Kelompok Kerja Guru yaitu:
1 KKG adalah Suatu forum atau wadah profesional
guru kelasmata pelajaran yang berada pada suatu wilayah Kabupaten Kota Kecamatan
sanggar gugus sekolah, yang prinsip kerjanya adalah cerminan kegiatan dari, oleh dan untuk
guru dari semua sekolah. 2
KKG adalah Suatu organisasi nonstruktural yang bersifat mandiri, berasaskan kekeluargaan, dan
tidak mempunyai hubungan hirarkis dengan lembaga lain.
Pengertian lain yang menyangkut fungsi organisasi bahwa KKG merupakan lembagaorganisasi dimana
sistem pembinaan profesional guru dilaksanakan dikelola
dengan baik
dan dikembangkan
terus pertumbuhannya sehingga berfungsi secara efektif.
KKG sebagai sebuah organisasi yang lebih menekankan pada pendekatan tujuan bahwa KKG berorientasi
kepada peningkatan kualitas pengetahuan, penguasaan materi, teknik mengajar, interaksi guru dengan siswa,
metode mengajar dan lain-lain yang berfokus pada kegiatan belajar mengajar KBM yang aktif. Menurut
Julia 1998 ,dilihat dari segi manfaatnya, KKG adalah wadah pembinaan profesional yang dapat dimanfaatkan
untuk melaksanakan berbagai demonstrasi, atraksi dan simulasi dalam pembelajaran. Sedangkan menurut
Wahyudin, 1995 KKG merupakan wadah profesional guru yang aktif, kompak dan akrab. Di dalam wadah ini
para guru dapat membahas permasalahan dari mereka dan untuk mereka. Dari beberapa pengertian di atas
dapat diambil suatu pemahaman bahwa Kelompok
Kerja Guru adalah sebuah forum organisasi atau perkumpulan
guru-guru sekolah
dasar yang
mempunyai kegiatan pembinaan dan pengembangan serta
pemberian informasi
–informasi di bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas dan
profesionalitas pribadi guru dalam proses belajar mengajar guna menyesuaikan tuntutan perkembangan
ilmu pengetahuan teknologi dan seni.
2. Tujuan KKG