Sistem Pemungutan Pajak Asas Pemungutan Pajak Cara Pemungutan Pajak

objek benda peristiwa, perbuatan, atau keadilan yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar pajak, seperti PPN dan PPnBM. Di Indonesia Undang-undang Perpajakan terdiri atas dua jenis yaitu: 1. Undang-undang Pajak Formal seperti : Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan UU KUP, Pengadilan Pajak UU PP, dan Penagihan Pajak dengan Surat PaksaUU PPSP. 2. Undang-undang pajak Material misalnya: Pajak Penghasilan UU PPh, Pertambahan Nilai dan Penjualan atas Barang Mewah UU PPN dan PPn BM, serta Bea materai UU BM.

4. Sistem Pemungutan Pajak

Ada tiga 3 Sistem Pemungutan Pajak yang berlaku yaitu: 1. Official Assesment System Suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh WP. Ciri-cirinya: a. Wewenang menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus; b. Wajib Pajak bersifat pasif; c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak SKP oleh fiskus. 2. Self Assesment System Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada WP untuk menentukan sendiri pajak terutang. Ciri-cirinya: a. Wewenang menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak Universitas Sumatera Utara b. Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. 3. With Holding System Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-cirinya: wewenang menentukan besarnya pajak terutang Wajib Pajak ada pada pihak ketiga bukan pihak fiskus ataupun Wajib Pajak sendiri.

5. Asas Pemungutan Pajak

Dalam Pemungutan Pajak dikenal beberapa asas yaitu: a. Asas Domisili, yaitu bahwa wajib pajak dibebankan pada pihak yang tinggal dan berada di wilayah suatu negara tanpa memperhatikan sumber atau asal objek pajak yang diperoleh atau diterima Wajib Pajak. b. Asas Sumber, yaitu bahwa pembebanan pajak oleh negara hanya terhadap objek pajak yang bersumber atau berasal dari wilayah teritorialnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak. c. Asas Kebangsaan, yaitu bahwa status kewarganegaran seseorang menentukan pembebanan pajak terhadapnya. Perlakuan perpajakan antara Warga Negara Indonesia WNI dan Warga Negara Asing WNA yang memiliki perbedaan.

6. Cara Pemungutan Pajak

Di Indonesia dikenal beberapa Cara Pemungutan Pajak yaitu: a. Stelsel Riil atau Nyata Riele Stelsel Universitas Sumatera Utara Cara pemungutan pajak yang dikenakan dan didasarkan pada objek yang sesungguhnya, yang benar-benar ada, dan dapat ditunjuk. Contoh, dalam Pajak Penghasilan, yang dimaksud Penghasilan adalah penghasilan sesungguhnya yang diperoleh atau diterima dalam satu tahun baru diketahui akhir tahun sehingga pengenaan pajaknya baru dapat dilakukan pada akhir tahun tersebut. b. Stelsel Fiktif Fictieve Stelsel Cara pengenaan pajak yang didasarkan pada suatu anggapan yang dilegalkan oleh undang-undang. Contoh, penetapan besaran angsuran pajak di awal tahun sama dengan pendapatan tahun lalu. c. Stelsel Campuran Pada dasarnya merupakan gabungan dari dua stelsel yang ada yaitu stelsel riil dan stelsel fiktif. Pada awal tahun pajak menggunakan stelsel fiktif dan diakhirtahun menggunakan stelsel riil. Contohnya adalah Pajak Penghasilan PPh.

7. Syarat Pemungutan Pajak