Wajib Pajak PPh Pasal 21 Objek Pajak PPh Pasal 21

perubahan dari undang-undang Nomor: 17 tahun 2000, disebutkan bahwa Pajak Penghasilan Pasal 21adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honoium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi.

2. Wajib Pajak PPh Pasal 21

Penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 yaitu: a. Pejabat Negara contohnya, Presiden dan wakil presiden, ketua, wakil ketua, dan anggota DPRMPR, DPRD KabupatenKota, dan lain-lain b. Pegawai Negeri Sipil contohnya, PNS Pusat, Daerah, dan lain-lain c. Pegawai contohnya, pegawai di BUMNBUMD d. Pegawai Tetap contohnya, dewan komissaris dan anggota dewan pengawas dalam suatu perusahaan e. Pegawai dengan status pajak luar negeri yaitu, orang luar negeri yang tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari yang memperoleh gaji dari hasil kegiatan dan pekerjaannya di Indonesia f. Tenaga Lepas yaitu, orang yang menerima imbalan apabila bekerja. g. Penerima pensiunan yaitu, ahli waris yang menerima Jaminan Hari Tua atau Tabungan Hari Tua. 3. Tidak termasuk Wajib Pajak PPh Pasal 21 Penghasilan yang tidak terkena PPh Pasal 21 yaitu : a. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat dari Negara Asing dengan ketentuan bukan WNI dan tidak memperoleh penghasilan diluar dari jabatan atas pekerjaannya dan negara asing Universitas Sumatera Utara tersebut memberikan perlakuan yang timbal balik pada negara lain. b. Pejabat- pejabat perwakilan organisasi Internasional yag ditetapkan oleh Menteri Keuangan yamg bukan WNI dan tidak melakukan kegiatan untuk memperoleh penghasilan di Indonesia.

4. Objek Pajak PPh Pasal 21

a. Penghasilan WP yang dipotong PPh Pasal 21 yaitu: i. Penghasilan yang diterima secara teatur berupa gaji, uang pensiunan bulanan, upah, honorarium, premi bulanan,uang lembur, uang sokongan dan penghasilan lainnya yang dipeoleh secara teratur dengan nama apapun. ii. Penghasilan yang diperoleh secara tidak teratur seperti, jasa produksi, tantiem,tunjangan cuti, tunjangan hari raya dan tahun baru dan penerimaan lainnya yang sifatnya tidak tetap. iii. Upah harian, mingguan, bulanan,borongan yang diterimapeserta pendidikan, pelatihan, atau pemagangan calon pegawai. iv. Uang tebusan pensiunan, uang pesangon,uang Tabungan Hari Tua, dan pembayaran yang bersifat final. v. Honorarium, uang saku, hadiah penghargaan,beasiswa dan penerimaan atas pekerjaan Wajib Pajak yang terdiri dari: a. Tenaga Ahli pengacara, akuntann, arsitek, konsultan, notaris, penilai dan aktuaris. b. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang iklan, sutrada, crew film, foto model, Universitas Sumatera Utara peragawaanperagawati, pemain drama, penari,pemahat, pelukis, dan seniman lainnya. c. Olahragawan d. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator. e. Pengarang , peneliti, dan penerjemah. f. Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik komputer dan sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi dan sosial. g. Agen iklan Pengawas, pengelola proyek, anggota dan pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan serta peserta sidang atau rapat. h. Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan i. Peserta perlombaan hadiah lomba j. Petugas penjaja barang dagangan k. Petugas dinas luar asuransi l. Peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan m. Distributor perusahaan multilevel marketing . vi. Gaji, gaji kehormatan, dan tunjangan-tunjangan lain terkait dengan gaji dari PNS yang sifatnya terkait uang pensiunan baik duda, janda, atau anaknya. vii. Penerimaan dalam bentuk apapun bersifat final dan norma hitungan khusus. b. Penghasilan-penghasilan WP yang tidak kena pajak yaitu: 1. Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi Universitas Sumatera Utara 2. kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa 3. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan yang diberikan oleh pemberi kerja, kecuali pemberi kerjabersifat final 4. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya yang diberikan oleh pemerintah 5. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan, Penyelenggara Taspen, Iuran Tabungan HariTua atau Tunjangan Hari Tua oleh si pemberi kerja 6. Kenikmatan pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja 7. Pembayaran Tabungan hari Tua oleh PT Taspen 8. Uang tebusan pensiun yang dibayarkan oleh penyelenggara jamsostek yang brutonya tidak melebihi Rp 25.000.000 9. Penghasilan bruto yang diterima pegawai harian, mingguan, dan borongan minimum Rp 110.000 dan maksimal Rp1.100.000 sebulan 10. Penghasilan yang dibayarkan kepada PNS golongan IId ke bawah, anggota ABRI berpangkat Pembantu Letnan Satu ke bawah, atau anggota POLRI berpangkat Ajun Inspektur Satu ke bawah yang dibebankan prestasi kerja dan imbalan lain berupa gaji kehormatan atau uang pensiun 11. Zakat yang diterima oleh orang pribadi.

5. Pemotong PPh Pasal 21