Analisis Data Secara Statistik Validasi Metode Analisis .1 Uji Perolehan Kembali Recovery

29 Konsentrasi asam benzoat dan asam sitrat dapat dihitung dengan rumus: Konsentrasi µgml= ml Sampel Volume n Pengencera F. x ml Volume x µgml awal Kons. Kadar natrium benzoat dapat ditentukan dari berat molekulnya BM. Kadar natrium benzoat µgg = kadar asam benzoat x BM natrium benzoat BM asam benzoat Kadar natrium benzoat dan asam sitrat sebenarnya dalam sampel dapat dihitung dengan rumus Walpole, 1995: µ = x ± t α2 , dk x SD √n Keterangan: x : kadar rata-rata sampel SD : Standar Deviasi dk : derajat kebebasan dk = n-1 α : tingkat kepercayaan n : jumlah pengulangan

3.14 Analisis Data Secara Statistik

Kadar natrium benzoat dan asam sitrat yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing larutan sampel dianalisis untuk mengetahui data ditolak atau diterima menggunakan uji distribusi t. Menurut Sudjana 2005, uji distribusi t dapat dihitung dengan rumus: t hitung = n SD X Xi − Data ditolak jika t hitung t tabel . Tabel distribusi t dapat dilihat pada Lampiran 24, halaman 106. Menurut Sudjana 2005, untuk mencari standar deviasi SD digunakan rumus: Universitas Sumatera Utara 30 SD = 1 - n X - Xi 2 ∑ Keterangan : Xi = Kadar sampel X = Kadar rata-rata sampel n = jumlah pengulangan dan untuk menentukan kadar natrium benzoat dan asam sitrat dalam sampel dengan interval kepercayaan 99, ɑ= 1, dk= n-1, menurut Sudjana 2005, dapat digunakan rumus: Kadar : µ = x ± t α2 , dk x SD √n Keterangan : µ = interval kepercayaan x = kapasitas rata-rata sampel SD = standar deviasi t = harga t tabel sesuai dengan dk = n-1 α = tingkat kepercayaan n = jumlah perlakuan 3.15 Validasi Metode Analisis 3.15.1 Uji Perolehan Kembali Recovery Uji perolehan kembali dilakukan dengan metode penambahan larutan baku standard addition method. Dalam metode ini, kadar asam benzoat dan asam sitrat dalam sampel ditentukan terlebih dahulu, selanjutnya dilakukan penentuan kadar asam benzoat dan asam sitrat dalam sampel setelah penambahan larutan standar dengan konsentrasi tertentu Harmita, 2004. Uji perolehan kembali dilakukan dengan menambahkan larutan baku asam benzoat berkonsentrasi 500 µgml sebanyak 0,1 ml dan larutan baku asam sitrat berkonsentrasi 1000 µgml sebanyak 5 ml ke dalam sampel dan dianalisis dengan perlakuan yang sama pada sampel prosedur 2.12.3. Universitas Sumatera Utara 31 Menurut Harmita 2004, persen perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus di bawah ini: Perolehan Kembali = C F - C A C A ×100 Keterangan: C F = Kadar sampel setelah penambahan larutan baku C A = Kadar sampel sebelum penambahan larutan baku C A = Kadar larutan baku yang ditambahkan

3.15.2 Simpangan Baku Relatif

Keseksamaan atau presisi diukur sebagai simpangan baku relatif atau koefisien variasi. Keseksamaan atau presisi merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual ketika suatu metode dilakukan secara berulang untuk sampel yang homogen. Nilai simpangan baku relatif yang memenuhi persyaratan menunjukkan adanya keseksamaan metode yang dilakukan Harmita, 2004. Menurut Harmita 2004, simpangan baku relatif dapat dihitung dengan rumus di bawah ini: RSD = 100 × X SD Keterangan : − X = Kadar rata-rata sampel SD = Standar Deviasi RSD = Relative Standard Deviation

3.15.3 Penentuan Batas Deteksi Limit of Detection dan Batas Kuantitasi

Limit of Quantitation Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan. Sedangkan batas kuantitasi merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama Harmita, 2004. Universitas Sumatera Utara 32 Menurut Harmita 2004, batas deteksi dan batas kuantitasi ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Batas deteksi LOD = slope X SY x 3 Batas kuantitasi LOQ = slope X SY x 10 Universitas Sumatera Utara 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN