commit to user 15
C. Proses Produksi Roti ManisRoti Lapis Mandarin
Proses pembuatan roti manisroti lapis mandarin menurut Hidayat 2011 meliputi pembuatan adonan, pencetakan ke dalam loyang, pengovenan,
pendinginan, pengolesan selai, penumpukan roti, dan pengemasan.
Gambar 2.1 Diagram Alir Pembuatan Roti Manis Lapis Mandarin
Hidayat, 2011 Pembuatan adonan
Pendinginan
Pengemasan Penumpukan
Pengolesan Selai Pengovenan
Pencetakan Bahan-bahan
Roti Manis
commit to user 16
1. Pembuatan adonan :
Langkah pertama dilakukan untuk membuat roti manis lapis mandarin adalah dengan membuat adonan yaitu dengan mengocok telur, gula pasir
dan cake emulsifier sampai mengembang dan kental, Selanjutnya yaitu menambahkan tepung terigu, susu bubuk, dan tepung maizena dan di
kocok sampai rata. Dan terakhir di tambahkan mentega serta madu dan di aduk lagi sampai rata.
2. Pencetakan :
Langkah kedua yaitu menyiapkan loyang persegi yang sudah di olesi margarine dan dialasi kertas roti, setelah itu adonan dimasukkan dalam
loyang. 3.
Pengovenan : Setelah di cetak dalam Loyang kemudian dimasukkan dalam oven selama
20-25 menit dengan suhu 180 C.
4. Pendinginan :
Setelah matang roti dapat diambil dan didinginkan dengan diangin- anginkan sampai tidak terlalu panas.
5. Pengolesan selai :
Setelah dingin masing-masing roti di olesi dengan selai buah secara merata dan roti tersebut kemudian di tumpuk 2 atau 3 tumpukan sehingga terlihat
berlapis. 6.
Pengemasan : Dan yang terakir adalah pengemasan yaitu dengan memasukkan roti
manis lapis mandarin tersebut ke dalam plastik pengemas. Hidayat, 2011
D. Pengemas
Kemasan plastik fleksibel yang popular sejak kemunculannya adalah polietilen PE, poli propilen PP, polyester, nylon serta film vinil.Untuk
produk roti tawar dan roti manis kemasan yang cocok adalah kemasan plastic jenis PP atau LDPE karena untuk produk roti tawar dan roti manis
memerlukan perlindungan terhadap kelembapan uap air, karena itu kemasan
commit to user 17
yang memiliki barier terhadap uap air seperti PP maupun LDPE sudah cukup baik. Poly propylene PP merupakan bahan kemasan yang sedikit lebih kaku
daripada PE, kuat dan lebih ringan daripada PE, Kemasan PP lebih dapat menahan pemindahan transmisi uap air, tahan terhadap minyak grease.
Stabil pada suhu tinggi dan memiliki permukaan yang halus Agus, 2009. LDPE dipakai sebagai pelapis komersial, plastik, lapisan pelindung
sabun, dan beberapa botol yang fleksibel. Kelebihan LDPE sebagai material pembungkus adalah harganya yang murah, proses pembuatan yang
mudah, sifatnya yang fleksibel, dan mudah didaur ulang. Selain itu, LDPE mempunyai daya proteksi yang baik terhadap uap air, namun kurang baik
terhadap gas lainnya seperti oksigen. LDPE juga memiliki ketahanan kimia yang sangat tinggi, namun melarut dalam benzena dan tetrachlorocarbon
CCl
4
. Keunggulan lain jenis plastik berkerangka dasar polietilen dibandingkan dengan jenis plastik lainnya ialah jenis plastik ini mempunyai
nilai konstanta dielektrik yang kecil,sehingga sifat kelistrikannya lebih baik Billmeyer,1971.
LDPE diklasifikasikan sebagai materi semipermeabel karena permeabilitasnyaterhadap bahan kimia yang volatil. LDPE diproduksi dari gas
etilen pada tekanan dansuhu tinggi dalam reaktor yang berisi pelarut hidrokarbon dan katalis logam yaitu Ziegler Catalyst. Polimer yang dihasilkan
berupa bubur yang kemudian difiltrasi dari pelarutnya digilib.batan.go.id. LDPE disintesis secara komersial pada tahun 1940. Sintesis tersebut
menghasilkanLDPE dengan rantai bercabang. Hasil ini dibuktikan dengan spektroskopi IR.Percabangan LDPE dapat mengandung 50 cabang pendek dan
paling sedikit 1 cabang panjang setiap basisnya. Percabangan yang terbentuk menghasilkan bentuk ikatan silang Billmeyer,1971.
Sifat mekanis jenis plastik LDPE menurut teori adalah kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah
60
o
C sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen.
LDPE dihasilkan dengan cara polimerisasi pada tekanan tinggi, mudah
commit to user 18
dikelim dan harganya murah. Dalam perdagangan dikenal dengan nama alathon, dylan dan fortiflex Bierley, 1988.
Menurut Agus 2009 kemasan plastik dibuat melalui proses yang disebut polimerisasi dengan menggunakan bahan monomer yang tersusun
sambung-menyambung menjadi satu dalam bentuk polimer. Dalam proses pembuatan plastic perlu ditambahkan bahan penambah aditif untuk
memperbsiki sifat-sifat kimia plastic tersebut. Bahan aditif yang ditambahkan berfungsi sebagai penyerap sinar UV, antioksidan, pewarna, dan antilekat.
Oleh karena itu kemasan plastic memiliki beberapa keunggulan, yaitu: 1.
Kuat tetapi ringan 2.
Inert tidak bereaksi 3.
Tidak karatan 4.
Thermoplastic 5.
Dapat diberi warna diprinting Disamping
memiliki keunggulan
tersebut, kemasan
plastic mempunyai kelemahan zat-zat monomer dan molekul kecil yang terkandung
dalam plastik dapat melakukan migrant berpindah kedalam bahan makanan yang dikemas dalam situasi dan kondisi tertentu. Salah satu cara para ahli
untuk menghilangkan damengurangi kelemahan kemasan adalah dengan laminasi yaitu beberapa bahan kemasanplastik direkatkan bersama
Agus, 2009. Jenis pengemas padaumumnya dapat dibagi menjadi dua macam,
antara lain yaitu : 1.
Pengemas primer Menurut Astawan, 2007 pengemas primer adalah kemasan yang
langsung bersentuhan dengan makanan, sehingga bisa saja terjadi migrasi komponen bahan kemasan ke makanan yang berpengaruh terhadap rasa,
bau dan warna. Pengemas primer merupakan pengemas yang paling sederhana bila dibandingkan dengan pengemas lainya dan tidak memakan
banyak biaya. Pada umumnya pengemas primer ini akan langsung berhubungan dengan bahan atau produknya, oleh karena itu pengemas
commit to user 19
primer haruslah terjaga kebersihanya. Dengan itu maka pencemaran mikroorganisme dapat dikurangi. Untuk pengemasan manisan biasa
digunakan pengemasan secara vakum sehingga udara dalam kemasan berkurang, dan aktivitas mikroorganisme dapat terhambat.
2. Pengemas sekunder
Menurut Astawan, 2007 pengemas sekunder adalah kemasan lapis kedua setelah kemasan primer, dengan tujuan untuk lebih
memberikan perlindungan kepada produk. Pengemas sekunder tidak langsung berhubungan dengan bahan baku atau produk, sehingga tingkat
kontaminasi yang ditimbulkan pun juga ikut berkurang. Untuk produk manisan biasanya memakai kardus yang dapat melindungi produk dari
kerusakan fisik Suyitno,1990.
E. Pengendalian Mutu