Konsep Pengendalian Mutu Proses Produksi untuk Perbaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 46 Dari hasil hasil evaluasi mutu proses pembuatan roti selai pada Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa secara garis besar proses pembuatan roti selai mandarin hampir sama dengan proses pembuatan roti mandarin menurut Hidayat 2011. Pada perbandingan bahan baku yang digunakan pada roti selai di UKM “Teguh Jenang” dengan roti mandarin menurut Hidayat 2011 ada sedikit perbedaan yaitu pada roti selai di UKM “Teguh Jenang” menggunakan bubuk coklat dan vanili sebagai kreasi aroma, warna dan rasa, tetapi pada roti mandarin Hidayat 2011 tidak menggunakan bubuk coklat dan vanili. Selain itu roti mandarin menurut Hidayat 2011 menggunakan cake emulsifier, tepung meizena, mentega, madu dan susu bubuk akan tetapi roti selai di UKM “Teguh Jenang” tidak menggunakan bahan tersebut. Perbedaan yang mencolok terlihat pada pelumasan pada loyang pencetakan, pada UKM “Teguh Jenang” menggunakan minyak goreng dan tanpa kertas roti akan tetapi menurut Hidayat 2011 menggunakan margarine dan kertas roti, akan tetapi secara fungsi sama yaitu supaya roti tidak lengket pada loyang. Selain terdapat perbedaan pada proses pengovenan, yaitu pada UKM “Teguh Jenang” menggunakan oven dengan arang sebagai sumber panas sehingga suhu pengovenan tidak stabil dan membutuhkan waktu kurang lebih selama 30 menit sedangkan menurut Hidayat 2011 Suhu yang di gunakan untuk pengovenan adalah 180 o C dan membutuhkan waktu selama 20-25 menit.

4. Konsep Pengendalian Mutu Proses Produksi untuk Perbaikan

Pengendalian mutu proses dalam sistem standar jaminan mutu mencakup seluruh faktor yangberdampak terhadap proses seperti parameter proses, peralatan, bahan, personil dan kondisi lingkungan proses.Untuk pengendalian mutu proses produksi Roti Selai di UKM “Teguh Jenang” dilakukan dengan pengawasan terhadap seluruh tahapan proses produksi dari awal hingga akhir tanpa kecuali. Spesifikasi dan pengendalian mutu proses pembuatan roti selai mandarin dapat di lihat pada Tabel 4.14. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 47 Tabel 4.14. Spesifikasi Dan Pengendalian Mutu Proses Pembuatan Roti Selai mandarin Uraian Parameter Batas Kritis Prosedur Pengendalian Tindakan Koreksi Pemecahan Cangkang Pengocokan Telur Kebersihan alat , telur dan kekentalan - Bebas dari kotoran dan cangkang telur, 1kg telur ayam ras, gula pasir 1kg dan vanili 2 bungkus kecil di kocok mengembang dan kental atau kaku - Pencucian alat setiap akan dipakai dan selesai dipakai, telur di pecah satu per satu dalam wadah tersendiri, serta bersih dari kotoran dan cangkang, di kocok sampai mengembang dan kental selama kurang lebih 30 menit - Sanitasi alat, lingkungan dan pekerja yang sempurna dan melakukan pengecekan takaranbahan baku yang digunakan setra keadaan dan kebersihan telur Pengadukan Kebersihan alat, homogenitas - Bebas dari kotoran, ditambahkan 1,5 kg tepung terigu diaduk sampai adonan homogeny - Pencucian alat setiap akan dipakai dan selesai dipakai, pengayakan tepung terigu sebelum ditambahkan dan di aduk selama kurang lebih 30 menit sampai homogeny - Melakukan sanitasi secara tepat, pengadukan adonan harus homogen Pencetakan dalam loyang Kebersihan alat, ketebalan adonan, kebersihan Loyang - Bebas dari kotoran, tinggi adonan tidak lebih dari setengah tinggi loyang, loyang bebas dari kotoran - Pencucian alat setiap akan dipakai dan selesai dipakai, pengolesan mentega dan kertas roti pada Loyang sebelum di beri adonan, pengontrolan pemasukaan adonan dalam loyang - Sanitasi yang tepat, dan pencetakan adonan yang tepat tidak lebih dari setengah tinggi loyang Pengovenan Suhu dan waktu pengovenan, kebersihan alat - Suhu 180 o C selama 20-25 menit, alat bebas dari kotoran - Sanitasi alat pengovenan, pengontrolan suhu dan waktu pengovenan - Pengaturan suhu dan waktu pengovenan Pengambilan roti dari loyang Kebersihan alat dan pekerja, kerapian - Bebas dari kotoran, roti tidak patah atau lengket - Pencucian alat setiap akan dipakai dan selesai dipakai, sanitasi pekerja, - Sanitasi alat, lingkungan dan pekerja yang sempurna, kerapian dalam pengambilan roti perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 48 Uraian Parameter Batas Kritis Prosedur Pengendalian Tindakan Koreksi Pendinginan Kebersihan tempat, suhu - Tempat bebas dari kontaminasi dan suhu ruang - Pembersiahan tempat setiap akan dipakai dan selesai dipakai, digunakan meja khusus - Sanitasi alat, lingkungan dan pekerja yang sempurna Pengolesan selai Kebersihan alat dan pekerja, pemerataan - Bebas dari kotoran, selai teroles secara merata - Pencucian alat setiap akan dipakai dan selesai dipakai, pengecekan pengolesan selai - Sanitasi alat, lingkungan dan pekerja yang sempurna dan pengecekan pemerataan selai Penumpukan roti Kebersihan pekerja, jumlah tumpukan - Bebas dari kotoran, 3 tumpukan lapis - Sanitasi pekerja, pengontrolan penumpukan roti - Sanitasi alat, lingkungan dan pekerja yang sempurna Pengemasan Keamanan dan kebersihan kemasan - Kemasan bersih, rapat dan utuh - Pemilihan kemasan yang sesuai, pengecekan secara visual - Sanitasi alat, lingkungan dan pekerja yang sempurna dan melakukan pengemasan secara sempurna Konsep pengendalian mutu untuk perbaikan proses pembuatan roti selai mandarin dapat di uraikan sebagai berikut : a. Pemecahan cangkang dan Pengocokan telur Hal yang perlu diperhatikan untuk pengendalian mutu pada proses pengocokan telur dengan gula pasir, vanili dan penambahan air sebanyak 200ml antara lain adalah kebersihan alat yang di gunakan dalam pengocokan, sebaiknya alat yang digunakan di cuci dengan air bersih setiap akan digunakan dan setelah selesai digunakan karena apabila alat yang di gunakan bersih akan mengurangi resiko kontaminasi silang dari alat yang di gunakan sehingga tidak mempengaruhi kualitas roti selai mandarin. Selain itu pemecahan telur di lakukan satu per satu dalam wadah tersendiri dan dilakukan pembersihan apabila terdapat kotoran atau cangkang telur yang ikut tercampur. Pengocokan dilakukan selama 30 menit sampai hasil pengkocokan mengembang dan kental atau kaku. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 49 b. Pengadukan Setelah proses pengkocokan, selanjutnya adalah pengadukan. Yang perlu diperhatikan dalam pengedalian mutu proses pengadukan adalah kebersihan alat yang digunakan, alat harus dicuci dengan air bersih setiap akan digunakan dan setelah selesai digunakan hal tersebut bertujuan untuk mengurangi kontaminasi silang alat yang digunakan. Selain itu yang harus diperhatikan adalah homogenitas adonan, pengadukan hasil pengocokan harus tercampur merata, tidak menggumpal dan sampai benar-benar homogen dengan tepung terigu. Oleh karena itu perlu dilakukan penyaringan atau pengayakan tepung terigu sebelum digunakan agar tepung terigu halus dan tidak mengumpal sehingga akan dihasilkan adonan yang lembut dan homogen. c. Pencetakan dalam loyang Pengendalian mutu yang perlu di perhatikan dalam proses pencetakan dalam loyang antara lain adalah kebersihan alat yang digunakan, sebaiknya alat yang digunakan di bersihkan setiap akan digunakan dan setelah selesai digunakan karena alat yang kurang bersih dapat mengkontaminasi adonan sehingga akan mempengaruhi mutu produk roti. Loyang yang digunakan berukuran 22cm x 22cm dengan tinggi 3cm dan sebelum di tuangi adonan terlebih dulu loyang di olesi dengan mentega dan dilapisi dengan kertas roti yang tujuannya agar roti tidak lengket dengan loyang saat pengambilan atau pelepasan roti dari loyang, dan yang terakhir yang perlu di perhatikan ketebalan adonan dalam loyang harus tidak lebih dari setengah loyang karena untuk memberikan ruang pada roti untuk mengembang saat pengovenan. d. Pengovenan Setelah adonan di cetak dalam loyang proses selanjutnya adalah pengovenan. Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan adalah suhu pengovenan dan waktu pengovenan. Sebaiknya suhu yang digunakan adalah 180 o C dan waktu yang dibutuhkan adalah 20-35 menit karena apabila suhu terlalu rendah dan waktu terlalu cepat akan mengakibatkan roti tidak matang dan kurang mengembang dan sebaliknya apabila suhu terlalu tinggi dan waktu terlalu lama akan menyebabkan roti gosong di luar akan tetapi di perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 50 dalam masih mentah. Oleh karena oven yang di gunakan dalam pengovenan menggunakan pemanas kompor gas dan terdapat thermoktrol yang dapat mengontrol suhu sehingga suhu dalam pengovenan stabil. e. Pengambilan roti dari loyang Setelah selesai pengovenan proses selanjutnya yaitu pengambilan roti dari loyang. Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan adalah ketelitian dalam pelepasan roti dari loyang karena apabila tidak hati-hati roti akan patah atau lengket dalam loyang dan menggunakan alat bantu berupa solet plastik untuk mempermudah pengambilan roti. f. Pendinginan Setelah pengambilan roti dalam loyang proses selanjutnya adalah pendinginan yaitu dengan cara diangin-anginkan dengan suhu ruang sampai tidak terlalu panas. Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan adalah tempat pendinginan, tempat atau alas yang di gunakan harus bersih dan di tempatkan dalam ruang khusus dan meja tersendiri agar tidak terkontaminasi dengan lingkungan sekitar. g. Pengolesan selai dan penumpukan Setelah roti tidak terlalu panas proses selanjutnya adalah pengolesan selai yang di lanjutkan dengan penumpukan roti. Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan adalah sanitasi alat yang digunakan dan pemerataan pengolesan selai, pengolesan harus merata melapisi bagian atas roti karena akan mempengaruhi produk akhir roti selai. Ketebalan selai tidak boleh kurang dari 3mm karena apabila terlalu tipis akan mengurangi daya rekat antar tumpukan roti. Selain itu penumpukan roti juga harus diperhatikan, penumpukan haruslah rapi dan berjumlah tiga tumpukan dengan roti yang berwarna coklat berada ditumpukan yang kedua karena penumpukan tersebut akan mempengaruhi kenampakan dan keindahan roti sebagai daya tarik konsumen. h. Pengemasan Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan adalah pemilihan jenis kemasan yang sesuai dengan roti selai, karena pengemasan yang tepat akan mempengaruhi umur simpan produk roti selai selain itu pemilihan jenis perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 51 kemasan yang rapi dan indah dapat di jadikan sebagai media promosi agar menarik konsumen untuk membeli. Untuk pengemasan roti selai mandarin sebaiknya mengguakan pengemas primer yaitu plastik PE dan pengemas sekunder yaitu kardus kotak yang khusus utuk roti. Kerapatanrekatan dan keutuhan pengemasan pada kemasan juga perlu untuk diperhatikan terutama kemasan primer menggunakan plastik PE, karena akan mempengaruhi umur simpan roti selai mandarin. Dan yang terpenting dalam pengendalian mutu dari setiap proses pembuatan roti selai mandarin yang harus selalu di perhatikan adalah sanitasi tempat produksi, sanitasi alat dan sanitasi pekerja itu sendiri. Kebersihan tempat sangat perlu diperhatikan karena lingkungan yang kotor dan tidak steril sangat rentang mengkontaminasi produk roti, selain itu kebersihan alat produksi juga penting untuk diperhatikan karena dari alat yang kotor dapat mengkontaminasi produk sehingga akan mengurangi mutu dari produk akhir roti selai mandarin. Dan yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan adalah kebersihan pekerja harus selalu di perhatikan seperti halnya lingkungan pekerja yang kurang higienis angat beresiko mengkontaminasi produk roti karena tangan pekerja kontak langsung dengan produk roti. Oleh sebab itu sebaiknya pekerja mencuci tangan dan kaki setiap sebelum bekerja dan setelah bekerja dan memakai sarung tangan khusus agar meminimalisir resiko kontaminasi pada produk roti selai mandarin.

5. Pengendalian Mutu Produk Akhir