Pengendalian Mutu Proses Produksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 38 adanya pengendalian mutu air yang digunakan dalam proses produksi roti selai yaitu dengan melakukan penjernihan atau filtrasi sebelum di gunakan terutama untuk pembuatan adonan roti selai. Selain air bahan baku tambahan yang digunakan dalam roti selai adalah vanili. Tujuan penambahan vanili adalah untuk mempertajam aroma atau flavor dan tidak menambahkan rasa pada roti selai dan vanili yang digunakan adalah vanili bubuk. Pengendalian mutu untuk vanili dengan memeriksa apakah vanili yang digunakan telah memiliki ijin dari departemen kesehatan atau BPOM dan perlu di perhatikan vanili yang digunakan harus sesuai dengan kriteria mutu yang baik yaitu wangi khas vanili dan bersih tidak tercemar kotoran atau benda asing. Sehingga dengan bahan tambahan yang baik roti selai yang dihasilkan akan bermutu baik dan aman untuk dikonsumsi. Pengendalian mutu untuk coklat bubuk yaitu dengan memilih coklat bubuk yang sesuai dengan kriteria mutu coklat bubuk yang baik yaitu warna, rasa, dan bau khas coklat tidak ada baud an rasa asing, serta dengan penyimpanan yang tepat yaitu di simpan dalam tempat yang kering, bersih dan tidak lembab.

2. Pengendalian Mutu Proses Produksi

Proses produksi dalam pembuatan roti selai mandarin sangat mempengaruhi produk akhir roti selai mandarin yang dihasilkan, karena dengan tahapan proses yang tepat akan di dapat produk akhir yang berkualitas yang di sukai konsumen akan tetapi sebaliknya apabila tahapan proses tidak sesuai dengan seharusnya maka akan berdampak pada produk akhir yang tidak berkualitas dan kekecewaan konsmen. Oleh karena itu perlu adanya pengendalian mutu terhadap proses produksi agar di hasilkan produk yang berkualitas yang sesuai dengan standar. Sedangkan pada proses pembuatan roti selai mandarin pada UKM “Teguh Jenang” ada beberapa tahap yang dapat dilihat pada Gambar 4.1. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 39 Gambar 4.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Roti Selai mandarin di UKM “Teguh Jenang” Pengkocokan putih dan kuning telur Telur Gula pasir, air, dan vanili Selai Nanas Pengadukan Pencetakan dalam loyang Pengovenan Pengambilan roti dari loyang Pendinginan Pengolesan selai Pengemasan Penumpukan roti Tepung terigu dan coklat Roti Selai mandarin Pemecahan Cangkang Telur perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 40 Proses pembuatan Roti selai Mandarin di UKM “Teguh Jenang” dapat di jelaskan sebagai berikut : a. Pemecahan cangkang telur dan Pengkocokan Telur Langkah pertama dalam pembuatan roti selai adalah dengan pemecahan serta pemisahan cangkang telur dan di lanjutkan dengan pengkocokan telur yaitu dengan 10 biji putih serta kuning telur ayam ras dan 2 butir telur bebek dalam ember yang sebelumnya telah beri 1 kg gula pasir dan 2 bungkus vanili bubuk. Pengkocokan dilakukan sampai mengembang dan kaku selama kurang lebih 30 menit dan di sela-sela pengkocokan di tambahkan air sedikit kurang lebih 200ml untuk membersihkan alat pengocok dan menambah cairan pada kocokan tersebut. Gambar proses pengocokan telur dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Proses Pengkocokan Telur b. Pengadukan Langkah kedua dalam pembuatan roti selai adalah pengadukan hasil dari pengkocokan yang sudah mengembang dan di campur dengan 1,5 kg tepung terigu yang sudah di ayak terlebih dahulu, pengadukan dilakukan sampai adonan tercampur merata dan homogen selama kurang lebih 15 menit. Tujuan pengayakan tepung terigu sebelum pengadukan adalah agar tepung terigu yang di gunkan benar-benar halus dan tidak menggumpal sehingga adonan yang di hasilkan menjadi homogen. Dan untuk pembuatan roti yang coklat, coklat bubuk ditambahkan bersamaan dengan penambahan tepung terigu. Gambar proses pengadukan adonan dapat dilihat pada Gambar 4.2. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 41 Gambar 4.2 Proses Pengadukan Adonan c. Pencetakan dalam loyang Setelah adonan tercampur rata dan homogeny proses selanjutnya adalah pencetakan adonan dalam loyang yang berbahan stainless steel yang berukuran 22 x 22cm dengan tinggi 3 cm. Sebelum pencetakan adonan, loyang dilesi dengan minyak goreng yang bertujuan agar roti tidak lengket dengan loyang. Pencetakan adonan hanya sampai setengah dari tinggi loyang, hal tersebut untuk memberikan ruang untuk roti mengembang saat pengovenan. Gambar pencetakan dalam loyang dapat dilihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Proses Pencetakan dalam Loyang d. Pengovenan Langkah selanjutnya setelah pencetakan adonan adalah pengovenan. Pengovenan dilakukan selama kurang lebih 30 menit dengan menggunakan oven. Oven yang di gunakan dalam UKM “Teguh Jenang” menggunakan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 42 oven dengan arang sebagai sumber panas, oven yang di gunakan berjumlah 2 unit dengan kapasitas tiap unit 2 loyang roti selai. Gambar pengovenan roti selai mandarin dapat dilihat pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Proses Pengovenan e. Pengambilan dalam loyang Setelah roti matang dalam pengovenan selanjutnya adalah pengambilan atau pelepasan roti dalam loyang dengan menggunakan solet plastik untuk memudahkan dalam pengambilan. Pengambilan roti dilakukan dengan pelepasan roti di bagian samping terlebih dahulu menggunakan solet kemudian loyang di balik dan loyang diangkat agar roti terlepas. Gambar proses pengambilan roti dalam loyang dapat dilihat pada Gambar 4.5. Gambar 4.5 Proses Pengambialan dalam Loyang f. Pendinginan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 43 Setelah pengambilan roti dalam loyang proses selanjutnya yaitu pendinginan dengan meletakkan roti dalam meja dengan alas koran dan diangin-anginkan pada suhu ruang hingga roti tidak terlalu panas. Tujuan dari proses pendinginan roti selai mandarin adalah agar roti tidak terlalu panas saat dilakukan pengolesan selai dan penumpukan roti. Gambar proses pendinginan dapat dilihat pada Gambar 4.6. Gambar 4.6 Proses Pendinginan g. Pengolesan selai dan penumpukan roti Setelah pendinginan proses selanjutnya adalah pemberian selai dan penumpukan roti. Roti selai terdiri dari 3 tumpukan dengan tumpukan yang kedua atau yang di tengah adalah roti coklat. Pemberian selai hanya pada lapisan atas roti yang pertama dan kedua dengan ketebalan selai kurang lebih 3mm. Pemberian selai dengan menggunakan solet plastik agar selai dapat teroles secara merata pada lapisan atas roti dan jadilah roti selai. Setelah selai merata selanjutnya yaitu penumpukan roti yang terdiri dari tiga tumpukan setiap selesai penumpukan roti di tekan-tekan pelan agar tiap-tiap tumpukan roti merekat dan tidak mudah lepas. Gambar pengolesan selai dan penumpukan roti dapat dilihat pada Gambar 4.7. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 44 Gambar 4.7 Proses Pengolesan Selai h. Pengemasan Pengemasan roti selai dalam UKM “Teguh Jenang” adalah pengemas primer yaitu plastik PE dan pengemas sekunder yaitu dengan kertas koran. Pengemasan primer dilakukan langsung setelah roti dingin dan pengemasan sekunder dilakukan saat roti sudah dibeli oleh konsumen atau roti akan di bawa ke pasar. Gambar proses pengemasan dapat dilihat pada Gambar 4.8. Gambar 4.8 Proses Pengemasan Roti Selai Mandarin 3. Evaluasi pengendalian mutu proses produksi roti selai Evaluasi proses bertujuan untuk mengevaluasi proses yang berlangsung pada pembuatan roti selai dan dibandingkan dengan persyaratan yang telah di tetapkan yaitu menurut Hidayat 2011. Hasil evaluasi pengendalian mutu proses produksi roti selai dapat di lihat pada Tabel 4.13. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 45 Tabel 4.13 Hasil Evaluasi Mutu Proses Pembuatan Roti Selai Proses Roti Selai Hasil Pengamatan Proses Roti Mandarin Hidayat 2011 Persyaratan Pemecahan cangkang telur dan Pengocokan Telur - Penggocokan secara manual, alat yang di gunakan bersih - Pembuatan adonan - Telur, gula pasir, dan cake emulsifier di kocok sampai mengembang dan di tepung terigu, meizena dan mentega di aduk sampai rata Pengadukan - Pengadukan dengan tangan menggunakan solet plastik, kebersihan tangan kurang baik Pencetakan dalam loyang - Loyang kurang bersih, minyak pengoles loyang kurang bersih - Pencetakan - Loyang di olesi margarine dan dialasi kertas roti Pengovenan - Alat kurang bersih, suhu tidak stabil - Pengovenan - Suhu 180 o C selama 20-25 menit Pengambilan roti dari loyang - Pengambilan roti dengan tangan menggunakan solet plastic, kebersihan tangan kurang baik Pendinginan - Alas pendinginan kurang bersih - Pendinginan - Dengan suhu ruang sampai tidak terlalu panas Pengolesan selai - Pengolesan selai roti dengan tangan menggunakan solet plastic, kebersihan tangan kurang baik - Pengolesan selai - Diolesi selai buah sampai merata Penumpukan roti - Penumpukan 3 tumpukan, menggunakan tangan, dan kebersihan tangan kurang baik - Penumpukan - Ditumpuk 2 atau 3 tumpukan Pengemasan - Dikemas dalam plastik PE dan Koran. - Pengemasan - Dikemas dalam plastik pengemas secara rapi. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 46 Dari hasil hasil evaluasi mutu proses pembuatan roti selai pada Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa secara garis besar proses pembuatan roti selai mandarin hampir sama dengan proses pembuatan roti mandarin menurut Hidayat 2011. Pada perbandingan bahan baku yang digunakan pada roti selai di UKM “Teguh Jenang” dengan roti mandarin menurut Hidayat 2011 ada sedikit perbedaan yaitu pada roti selai di UKM “Teguh Jenang” menggunakan bubuk coklat dan vanili sebagai kreasi aroma, warna dan rasa, tetapi pada roti mandarin Hidayat 2011 tidak menggunakan bubuk coklat dan vanili. Selain itu roti mandarin menurut Hidayat 2011 menggunakan cake emulsifier, tepung meizena, mentega, madu dan susu bubuk akan tetapi roti selai di UKM “Teguh Jenang” tidak menggunakan bahan tersebut. Perbedaan yang mencolok terlihat pada pelumasan pada loyang pencetakan, pada UKM “Teguh Jenang” menggunakan minyak goreng dan tanpa kertas roti akan tetapi menurut Hidayat 2011 menggunakan margarine dan kertas roti, akan tetapi secara fungsi sama yaitu supaya roti tidak lengket pada loyang. Selain terdapat perbedaan pada proses pengovenan, yaitu pada UKM “Teguh Jenang” menggunakan oven dengan arang sebagai sumber panas sehingga suhu pengovenan tidak stabil dan membutuhkan waktu kurang lebih selama 30 menit sedangkan menurut Hidayat 2011 Suhu yang di gunakan untuk pengovenan adalah 180 o C dan membutuhkan waktu selama 20-25 menit.

4. Konsep Pengendalian Mutu Proses Produksi untuk Perbaikan