Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini dibahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah lepas dari manusia lainnya. Manusia yang satu dengan manusia yang lain saling membutuhkan. Tidak ada satu pun manusia yang mampu hidup sendiri tanpa bantuan manusia yang lain. Oleh karena itu diperlukan suatu cara untuk menjalin hubungan antar sesama manusia. Salah satu cara yang memudahkan terjalinnya hubungan dengan orang lain adalah melakukan komunikasi. Oleh karena itu komunikasi menjadi sangat penting dalam hubungan antara dua individu atau lebih. Ada sejumlah kebutuhan di dalam diri manusia yang hanya dapat dipuaskan lewat komunikasi dengan sesamanya, seperti kebutuhan untuk melakukan sosialisasi dengan orang lain, kebutuhan untuk dihargai, kebutuhan untuk mendapat pengakuan dari orang lain dan kebutuhan lainnya yang berkaitan dengan orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, komunikasi memegang peranan sangat penting, karena hanya dengan komunikasilah kita dapat mengetahui keinginan dan kebutuhan orang lain. 1 Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal danatau nonverbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku Muhammad, 2009: 4. Melalui komunikasi inilah kita menjadi tahu apa keinginan orang lain terhadap diri kita dan sebaliknya. Dengan komunikasi kita dapat menyampaikan ide, gagasan atau keinginan kita kepada orang-orang di sekitar kita. Kecenderungan manusia untuk berhubungan melahirkan komunikasi dua arah dengan menggunakan bahasa yang mengandung makna. Banyak ahli berpendapat bahwa komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat fundamental dalam hidup bermasyarakat. Schramm Croft, 2004: 4 menyebutkan bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi. Agar mampu memulai, mengembangkan dan memelihara komunikasi yang akrab, hangat dan produktif dengan orang lain, diperlukan sejumlah keterampilan dasar dalam berkomunikasi, yaitu mampu saling memahami, mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara tepat dan jelas, mampu saling menerima dan saling memberikan dukungan atau saling menolong, dan mampu memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah antarpribadi lain yang mungkin muncul dalam komunikasi dengan orang lain melalui cara-cara yang konstruktif Johnson, 1981 dalam Supratiknya, 2009: 10. Komunikasi disebut efektif apabila penerima menginterpretasikan pesan yang diterimanya sebagaimana dimaksudkan oleh pengirim. Kenyataannya, sering kita gagal saling memahami. Sumber utama kesalahfahaman dalam komunikasi adalah cara penerima menangkap makna suatu pesan berbeda dari yang dimaksud oleh pengirim, antara lain karena penerima tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh pengirim pesan. Menurut Johnson Supratiknya, 2009: 42, beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan penerima pesan dalam komunikasi antara lain adalah: 1. Tidak menaruh perhatian kepada pengirim. 2. Sudah merumuskan jawaban sebelum mendengarkan semua yang hendak dikatakan oleh pengirim. 3. Cenderung mendengarkan detail-detail, seperti kata, intonasi dan sebagainya, bukan mendengarkan pesan secara keseluruhan. 4. Memberikan penilaian benar atau salah, sebelum memahami sepenuhnya pesan yang dikirim. Untuk meminimalkan kesalahan-kesalahan seperti tersebut di atas orang perlu mendengarkan secara seksama apa yang dibicarakan oleh lawan bicaranya. Cara mendengarkan dan menanggapi lawan bicara sangat penting dalam komunikasi. Agar komunikasi yang terjalin lebih intim dan personal, lawan bicara harus mendengarkan dan memahami pesan yang dibicarakan. Dalam berkomunikasi, tidak semua pesan yang disampaikan pembicara diterima oleh pendengar. Ada beberapa pesan yang diabaikan, karena menurut pendengar pesan tersebut tidak perlu ditanggapi. Kondisi ini disebut dengan persepsi yang selektif dalam mendengarkan dan menanggapi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seleksi dalam menanggapi suatu komunikasi yaitu harapan-harapan, kebutuhan-kebutuhan, dambaan-dambaan, keinginan- keinginan, pendapat, sikap dan keyakinan Supratiknya, 2009: 45. Mendengarkan aktif merupakan modal dasar bagi terjalinnya relasi yang baik dengan siapa pun kita melakukan komunikasi. Relasi yang baik dapat dibangun dalam keluarga, komunitas, tempat kerja, maupun pergaulan di mana pun manusia berada Sawitri, 2005 dalam Sarianne, 2008: 1. Mendengarkan aktif adalah suatu proses memberikan umpan balik kepada pembicara sejalan dengan apa yang menurut pendengar dimaksudkan oleh pembicara, baik dari segi isi maupun perasaannya. Mendengarkan aktif bukanlah proses yang sekedar mengulang kata-kata pembicara, tetapi lebih merupakan upaya memahami keseluruhan pesan pembicara Devito, 1997. Oleh karena itu, kemampuan mendengarkan aktif perlu ditingkatkan agar lebih mampu saling memahami dan tidak terjadi kesalahpahaman antara penerima dan pemberi pesan. Penulis tertarik meneliti kemampuan mendengarkan aktif siswa kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta karena tertarik dengan pengalaman pribadi penulis saat PPL di sekolah tersebut. Pada saat PPL di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, penulis memperoleh kesan bahwa kemampuan siswa dalam mendengarkan aktif masih rendah. Pada waktu penulis memberikan bimbingan, banyak siswa yang tidak mampu memahami dan menyampaikan kembali pesan yang dikirim penulis, boleh jadi karena tidak memperhatikan pesan yang dikirim penulis. Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa, tampak bahwa kadang-kadang siswa tidak mendengarkan percakapan temannya karena bosan dengan isi percakapan tersebut dan sibuk dengan urusannya sendiri. Hal tersebut diungkapkan oleh beberapa siswa saat wawancara dengan peneliti. Beberapa siswa mengungkapkan bahwa saat bercerita dengan temannya, temannya yang bersangkutan tidak memahami apa yang diungkapkan atau diceritakannya. Selain itu, faktor lain yang menjadi dasar penulis mengangkat topik ini adalah karena mendengarkan aktif merupakan cara yang efektif yang perlu dilakukan siswa, agar siswa mampu memahami apa yang dijelaskan guru saat proses belajar di sekolah. Kemampuan mendengarkan aktif dapat menghilangkan kesalahpahaman yang timbul karena siswa tidak menangkapnya dengan tepat pesan yang disampaikan guru. Dengan mendengarkan aktif siswa dapat menjalin komunikasi yang lebih intim dan personal dengan orang-orang di sekitarnya seperti teman, orang tua, dan guru. Remaja umumnya belum mampu mendengarkan aktif dengan tepat; remaja masih cenderung menghakimi, menasehati, dan memberikan penilaian. Berdasarkan alasan tersebutlah penulis berpendapat bahwa perlulah di buktikan dengan penelitian di lapangan apakah remaja, dalam hal ini siswa SMA kelas X masih kurang mampu mendengarkan secara aktif. Kalau betul dapatlah dipikirkan usaha- usaha yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mendengarkan aktif.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Studi tentang kemampuan mendengarkan aktif dari siswa kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

0 2 81

Peningkatan kemampuan menulis argumentasi melalui strategi DWA (Direct Writing Activity) siswa kelas X-2 SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012.

2 15 336

Deskripsi persepsi siswa tentang manfaat pelayanan bimbingan belajar pada siswa kelas XI SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

0 0 84

Ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa antara guru dan siswa di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

0 1 257

Deskripsi sikap siswa kelas XI SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 terhadap layanan bimbingan klasikal.

0 0 100

Deskripsi persepsi siswa tentang manfaat pelayanan bimbingan belajar pada siswa kelas XI SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012 2013

0 0 82

Peningkatan kemampuan menulis argumentasi melalui strategi DWA (Direct Writing Activity) siswa kelas X 2 SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta tahun ajaran 2011 2012

3 23 168

Deskripsi sikap siswa kelas XI SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 terhadap layanan bimbingan klasikal - USD Repository

0 0 98

Ketidaksantunan linguistik dan pragmatik berbahasa antara guru dan siswa di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 - USD Repository

0 2 255

Peningkatan kemampuan menulis argumentasi melalui strategi DWA (Direct Writing Activity) siswa kelas X-2 SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 - USD Repository

0 1 168